'''Zamzam''' ({{lang-ar|زمزم}} berarti banyak, melimpah-ruah) adalah air yang dianggap sebagai air suci oleh [[umat Islam]].
Zamzam merupakan sumur mata air yang terletak di kawasan [[Masjidil Haram]], sebelah tenggara [[Kabah]], berkedalaman 42 meter. Menurut riwayat, mata air tersebut ditemukan pertama kali oleh [[Hajar]] setelah berlari-lari bolak-balik antara [[bukit SafaShafa]] dengan [[bukit Marwah]], atas petunjuk [[Malaikat Jibril]], tatkala [[Ismail]], putera Hajar, mengalami kehausan di tengah [[padang pasir]], sedangkan persediaan [[air]] tidak ada kemuliaan lewat air Zamzam melalui perintah Allah Ta'ala. Maka Allah mengutus [[Malaikat Jibril]]. Sesaat setelah Jibril menghentak kaki -yang kemudian menjadi tempat Zamzam itu, Ibunda Nabi Ismail AS menampung air yang mengalir dengan menggali tanah di sekitar keluar airnya itu agar air itu tak hilang ketika dia ambil kantong minumnya. Rasulullah melanjutkan, "Andai ibu Ismail tidak menampung air itu, tentu sekarag sumur Zamzam sudah jadi mata air yang mengalir." Jibril kemudian menceritakan bahwa lokasi itu kelak adalah Baitullah yang akan dibangun Ibrahim AS dan Ismail AS.<ref>al-Makhzumi, ''al-Jami' al-Lathif''.</ref> Peristiwa itu terjadi 1910 SM, 2572 tahun sebelum kelahiran Rasulullah, atau sekitar 4000 tahun yang lalu.<ref name=najjar>An-Najjar (2013), hal.114-120.</ref> Menurut ulama, tidak masalah membawa air zamzam ke kampung halamannya. Syaikhul-Islam [[Ibnu Taimiyyah]] berkata, "Barangsiapa yang membawa sesuatu dari air zamzam, sungguh ulama-ulama salaf (zaman dahulu) telah melakukannya (dan itu tidak masalah)."<ref name=QA/>