Putera Sampoerna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 29:
 
== Awal kehidupan ==
Putera memperoleh pendidikan internasional pertama di [[:en:Diocesan_BoysDiocesan Boys'_School School|Diocesan Boys' School]], [[Hong Kong]], dan kemudian di [[:en:Carey_Baptist_Grammar_SchoolCarey Baptist Grammar School|Carey Baptist Grammar School]], [[Melbourne]]. Dia kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di [[University of Houston]], [[Texas]], [[Amerika Serikat]].
 
Lulus dari perguruan tinggi, Putera tidak langsung melibatkan diri dalam bisnis keluarga. Bersama istrinya, Katie, warga [[Amerika Serikat]] keturunan Tionghoa, Putera tinggal di [[Singapura]] dan menjalankan perusahaan yang mengelola perkebunan kelapa sawit milik pengusaha Malaysia. Baru pada [[1980]], Putera kembali ke [[Surabaya]] untuk bergabung dalam operasional [[HM Sampoerna|PT HM Sampoerna Tbk]].
Baris 39:
Putera dikenal luas sebagai nakhoda perusahaan yang tidak hanya lihai dalam melakukan inovasi produk inti perusahaannya, yakni rokok, namun juga jeli melihat peluang bisnis di segmen usaha lain. Di bisnis sigaret, nama Putera tidak bisa dihapus berkembangnya segmen pasar baru, yakni rokok rendah tar dan [[nikotin]]. [[HM Sampoerna|PT HM Sampoerna Tbk]] adalah pelopor produk LTLN di tanah air dengan produknya, [[A Mild]], diluncurkan pada tahun [[1988]], dan membuat orkes [[tanjidor]] dengan jumlah 234 orang dan melibatkan pria, pada tahun yang sama.
 
Pada masa kepemimpinannya, PT Sampoerna juga memperluas bisnisnya ke dalam bidang pasar swalayan dengan mengakuisi [[Alfa (supermarket)|Alfamart ]]<nowiki/>dan mendirikan Bank Sampoerna pada akhir [[1980-an]].
 
Pada tahun [[2000]], Putera mengalihkan kepemimpinan perusahaan kepada anaknya, [[Michael Sampoerna]].
Baris 68:
Putera Sampoerna berpergian ke luar negeri, tepatnya pada [[1987]]. Selama satu tahun antara bulan [[Januari]] sampai [[Oktober]], ia selalu berobservasi dengan negara mana pun yang ia kunjungi. Sesampainya ia di [[Indonesia]], banyak tamu-tamu dari luar negeri yang tidak enak pada rokok mereka, merek rokoknya adalah [[Djarum]] dan [[Gudang Garam]]. Ada yang batuk-batuk, pilek, dan flu. Sehingga, pada tahun [[1988]], ia mulai melaksanakan apa yang ia cita-citakan.
 
Ia pergi ke luar negeri lagi, tepatnya ke [[Bangkok]], [[Thailand]], bersama para koleganya, termasuk [[Gubernur Jawa Timur]] waktu itu, [[Soelarso]], untuk mempelajari cara memproduksi rokok rendah tar dan nikotin (LTLN) berdiameter 7.5 &nbsp;mm. Waktu itu, ada banyak merek rokok LTLN, tetapi tidak ada di Indonesia, dan mereknya pun bukan merek rokok kretek. Tetapi, ia bersikukuh dengan pilihannya, "Tetap LTLN dan harus [[kretek]]", karena di Indonesia sama sekali tidak ada. Sampai-sampai [[Soelarso]] bilang, "Aneh Putera ''iki'', rokok [[kretek]] ''kok ukuranne cilek.''"
 
{{cquote|