Kereta api eksekutif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan aplikasi seluler
Baris 38:
Ada pula gerbong retrofit, namun gerbong retrofit ini benar-benar seperti baru dan merupakan hasil mengubah kereta kelas bisnis menjadi kelas eksekutif, seperti mengganti kaca jendelanya, memasang AC-nya, memperindah interiornya, memperbaiki sistem toiletnya, atau mengganti tempat duduknya, misalnya seperti yang ada di [[kereta api Cirebon Ekspres]] baru.<ref>Majalah KA Edisi Maret 2015</ref>
 
Balai Yasa Manggarai dan Surabaya Gubeng adalah balai yasa yang mendapat tugas untuk mengubah atau dimodifikasi kereta bisnis menjadi kereta eksekutif, misalnya Gerbong K1 0 15 01 Sampai dengan K1 0 15 19. Selain itu, beberapa kereta bisnis juga diretrofit menjadi kereta pembangkit dan kereta makan baru. Selain itu, ada kereta eksekutif lama yang diretrofit di PT INKA, seperti Argo Bromo Anggrek.
 
Saat ini beberapa set kereta eksekutif baru sudah mulai keluar dari PT INKA, dan mulai diuji di lintas. Kereta ini juga menggunakan bogie terbaru tipe K10, yang desainnya merupakan gabungan dari bogie K5 dan K8. Interior kereta baru ini juga tidakmerupakan berbedapenyempurnaan jauhdari denganinterior kereta Argo Bromo Anggrek baru yang diluncurkan setahun sebelumnya, namun adanyapada kereta baru ini terdapat footrest dapatdan menambahTV kenyamanandi tengah kereta, tidak hanya di ujung. Model jendelanya juga serupa dengan Argo Bromo Anggrek.
 
Peremajaan dimulai dengan beroperasinya KA Cirebon Ekspres baru, dengan kereta eksekutif retrofit tahun 2014-2015. Kemudian menyusul Argo Bromo Anggrek dengan kereta kelas Anggrek yang sudah diretrofit di PT INKA dan menggunakan livery kesepakatan. Argo Jati pun kedapatan K1 retrofit Balai Yasa Gubeng tahun 2015, semenjak K1 tahun 2010 dimutasi ke Purwojaya sejak tahun 2016. Satu persatu set yang dibuat di INKA pun mulai beroperasi dengan set pertama untuk Dipo Solobalapan (SLO).