Amangkurat II: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Muhammad munari (bicara | kontrib)
Baris 20:
Pada tahun 1670 Mas Rahmat meminta bantuan Panembahan Rama, seorang guru spiritual dari keluarga Kajoran. Panembahan Rama memperkenalkan bekas menantunya, bernama [[Trunajaya]] dari [[Pulau Madura|Madura]] sebagai alat pemberontakan Mas Rahmat.
 
Pada tahun 1674 datang kaum pelarian dari [[Makasar]] yang ditolakbernama [[AmangkuratKaraeng IGalesong|Keraeng Galesong]]. saatMereka meminta meminta sebidang tanah di [[Mataram]] , namun ditolak oleh [[Amangkurat I]]. Diam-diam Mas Rahmat memberi mereka tanah di desa Demung, daerah Ketah dekat [[Besuki, Situbondo|Besuki]]. MerekaAtas penolakan Amangkurat I ini mereka sakit hati dan kemudian bergabung dalam pemberontakan [[Trunajaya]] di wilayah timur.
 
KekuatanDengan bergabungnya Keraeng Galesong ini, maka kekuatan [[Trunajaya]] semakin besar dan sulit dikendalikan. Mas Rahmat merasa bimbang dan memilih kembali berada di pihak ayahnya. Ia kembali menjadi [[putra mahkota]], karena [[Pangeran Puger]] sendiri berasal dari keluarga Kajoran (pendukungyang pemberontakmendukung pemberontakan). Dengan bergabungnya Mas Rahmat kembali ke pihak ayahandanya yaitu, Amangkurat I, semakin mengobarkan api pemberontakan pada pasukan Trunajaya beserta Keraeng Galesong ini
 
Akhirnya, pada tanggal 2 Juli 1677 [[Trunajaya]] menyerbu istana [[Plered]]. [[Amangkurat I]] dan Mas Rahmat melarikan diri ke barat, sedangkan istana dipertahankan oleh [[Pangeran Puger]] sebagai bukti kalau tidak semua kaum Kajoran mendukung [[Trunajaya]]. Namun [[Pangeran Puger]] sendiri akhirnya terusir ke desa Kajenar.