Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: mengosongkan halaman [ * ]
Baris 160:
Dulu, sejak [[Taman Mini Indonesia Indah]] dibuka pada tanggal [[20 April]] [[1975]], pernah menjadi tempat pemberhentian [[kereta api penumpang]] bagi warga yang turun di sini untuk hendak pergi dan pulang ke/dari [[Taman Mini Indonesia Indah]] dan [[Monumen Pancasila Sakti]] di era [[Orde baru]] sampai ditutup tahun [[2001]] karena warga sudah banyak menggunakan [[bus]] dan [[angkutan kota]].
 
Pembangunan stasiun dan jalur ini telah dikonsesi pada ''[[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]]'' (NIS) pada tahun [[1932]] berdasarkan ''Geemente Besluit'' tahun [[1932]] no. 9 NIS <ref>[http://timur.jakarta.go.id/| Daftar Stasiun kereta api di Jakarta Timur], Situs Web Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, diupdate 11-6-2015</ref>. Stasiun ini dibangun pada tahun [[1934]]-[[1935]] dan diresmikan pada tanggal [[2 Februari]] [[1935]] oleh ''[[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]]'' (NIS) saat peresmian Jalur kereta api Tanjung Barat-Jabung-Jatiasih-Cibitung sepanjang 41 km dengan gauge {{RailGauge|1435}} untuk melayani pemberhentian [[Kereta api lokal]] jurusan Manggarai-Jatiasih-Cikampek/Jonggol pp berdasarkan ''Geemente Besluit'' tahun [[1935]] no. 12 NIS <ref name= ":0" />.

Stasiun ini dulunya bernama ''Halte Rawa Petir'', ''Halte Rawa Dendang'', ''Halte Kebun Pisang'' atau ''Halte Wenang''. Halte ini diubah menjadi [[stasiun kereta api]] pada tanggal [[28 September]] [[1945]], tepatnya bersamaan dengan dilahirkannya [[PT Kereta Api|DKARI (Djawatan kereta api Indonesia)]] dan sekarang sudah ditutup beserta jalurnya setelah dibukanya [[Jalur kereta api Jatinegara-Cikampek]] ruas Cibitung-Bekasi yang melewati [[Stasiun Tambun]] pada tanggal [[2 September]] [[2000]] serta sudah resmi ditutup beserta jalurnya pada tanggal [[7 Januari]] [[2001]] karena kalah bersaing dengan moda transportasi umum lainnya. Sekarang, bekas [[stasiun kereta api]] dirobohkan, dibongkar dan digusur beserta jalurnya pada tahun [[2003]] akibat dari pembangunan [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] seksi TMII-Hankam.
 
Dahulu, stasiun ini memiliki percabangan ke [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]]. Dahulunya dipakai oleh Kereta api bermuatan [[beras]] dan [[batu bara]]. Jalur ini dibangun pada tahun [[1933]], dibuka pada tahun [[1934]]-[[1935]] dan ditutup serta dibongkar akibat dari Gerakan 30 September tahun [[1965]]. Dahulu juga memiliki percabangan ke daerah penambang batu kali di daerah [[Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur]] dan Daerah sungai [[Kali Sunter]] di daerah [[Jatiranggon, Jatisampurna, Bekasi|Jatiranggon]] untuk angkutan batu kali. Dahulunya masing-masing dipakai oleh Kereta api bermuatan [[batu|batu kali]]. Jalur ini dibuka masing-masing pada tahun [[1958]] dan [[1960]] dan masing-masing jalur ke Pondok Ranggon ditutup setelah produksi batu kali dengan [[kereta api]] menurun akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi melanda Asia tahun 1997]] dan jalur ke daerah [[Kali Sunter]] di daerah [[Jatiranggon, Jatisampurna, Bekasi|Jatiranggon]] ditutup akibat jatuhnya [[Soeharto]] pada tahun [[1998]] dan kalah bersaing dengan moda angkutan [[truk]].