Kesultanan Aceh: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler menghilangkan referensi [ * ]
Baris 88:
{{utama|Sultan Aceh}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de Sultan van Atjeh TMnr 10001853.jpg|thumb|right|Sultan Muhammad Daud Syah Johan Berdaulat, Sultan Acehh terakhir yang bertahta pada tahun 1874-1903.]]
'''Sultan Aceh''' atau '''Sultanah Aceh''' merupakan penguasa / raja dari Kesultanan Aceh. Sultan awalnya berkedudukan di Gampông Pande, [[Banda Aceh|Bandar Aceh Darussalam]] kemudian pindah ke Dalam Darud Dunia di daerah sekitar pendopo Gubernur Aceh sekarang. Dari awal hingga tahun 1873 ibukota berada tetap di Bandar Aceh Darussalam, yang selanjutnya akibat Perang dengan Belanda pindah ke Keumala, sebuah daerah di pedalaman Pidie.
 
Sultan/Sultanah diangkat maupun diturunkan atas persetujuan oleh tiga Panglima Sagoe dan Teuku Kadi Malikul Adil (Mufti Agung kerajaan). Sultan baru sah jika telah membayar "Jiname Aceh" (mas kawin Aceh), yaitu emas murni 32 kati, uang tunai seribu enam ratus ringgit, beberapa puluh ekor kerbau dan beberapa gunca padi. Daerah yang langsung berada dalam kekuasaan Sultan (Daerah Bibeueh) sejak Sultanah Zakiatuddin Inayat Syah adalah daerah Dalam Darud Dunia, Mesjid Raya, Meuraxa, Lueng Bata, Pagarayée, Lamsayun, Peulanggahan, Gampông Jawa dan Gampông Pande.<ref>{{cite book|last =|first =|authorlink = |coauthors = Ali Hasjmi|title = 20 Tahun Universitas Syiah Kuala|publisher = Percetakan Universitas Syiah Kuala|date = 1980|location = Banda Aceh, Medan|pages = 376-377|url =|doi =|id = }}</ref>
 
Lambang kekuasaan tertinggi yang dipegang Sultan dilambangkan dengan dua cara yaitu keris dan cap. Tanpa [[keris]] tidak ada pegawai yang dapat mengaku bertugas melaksanakan perintah Sultan. Tanpa [[cap]] tidak ada peraturan yang mempunyai kekuatan hukum.<ref>{{cite book|last = Lombard|first = Denys|authorlink = |coauthors =|title = Kerajaan Aceh: Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636)|publisher = Kepustakaan Populer Gramedia|date = 2008|location = Jakarta|pages = 104 |url =|doi =|id = }}</ref>