Langgur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36:
Pada 22 Desember 1902, oleh ketetapan [[Tahta Suci]] [[Vatikan]], berdiri [[Prefektur Apostolik]] [[Nugini Belanda]] ([[Bahasa Belanda]]: ''Apostolische Prefectuur Nederlands Nieuw-Guinea'') dengan wilayah yurisdiksi meliputi [[Papua]], Kei, [[kepulauan Tanimbar|Tanimbar]], [[kepulauan Aru|Aru]], [[pulau Seram|Seram]], [[kepulauan Banda|Banda]], [[pulau Ambon|Ambon]], [[pulau Halmahera|Halmahera]], dan pulau-pulau di sekitarnya. Wilayah misi ini dialihkan kepengurusannya kepada para misionaris ''Heilig Hart'' ([[Misionaris Hati Kudus]]).
 
Pada 13 Februari 1903, [[Mathias Neyens]] ditunjuk menjadi prefek pertama untuk prefektur apostolik baru ini. Ia dibantu oleh [[H.Henricus Geurtjens]], [[antropologi|antropolog]] pertama yang menulismeneliti tentangbahasa kebudayaandan budaya masyarakat Kei dan terutama Tanimbar. Pada tahun yangitu samajuga mereka tiba di Kei dan menjadikan Langgur sebagai [[stasi]] utama.
 
Pada 29 Agustus 1920, Prefektur Apostolik Nugini Belanda ditingkatkan statusnya menjadi [[Vikariat Apostolik]] yang berpusat di Langgur, dan Uskup [[Johannes Aerts]] ditunjuk sebagai vikarisnya yang pertama. Misi yang semakin berkembang tak jarang bersinggungan dengan komunitas Muslim dan Protestan yang sama pesat perkembangannya. Saingan terberat kegiatan misi ini adalah [[zending]] Protestan yang difasilitasi penuh oleh pemerintah, sementara kaum Muslim tidak menimbulkan gangguan yang berarti karena tertekan di bawah kekuasaan kolonial. Keadaan ini berubah ketika pecah [[Perang Dunia II]].