Munzir Al-Musawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
zDAS DD B
Baris 106:
Suatu kali Habib Munzir datang langsung dari cipanas untuk berziarah dan lupa membawa peci, dalam hatinya terbersit do'a ''" wahai Allah, aku datang sebagai tamu seorang wali Mu, tak beradab jika aku masuk ziarah tanpa peci, tapi uangku pas-pasan, dan aku lapar, kalau aku beli peci maka aku tak makan dan ongkos pulangku kurang..,"''<ref name="cerita"/><ref name="basyaibanp152"/>
 
Dengan itu ia memutuskan untuk beranjak sejenak membeli peci yang termurah saat itu di ''emperan'' penjual [[peci]] dan memilih yang berwarna [[hijau]].<ref name="basyaibanp153">{{Harv|Basyaiban|As-Syamfuriy|2013|p=153}}.</ref> instagram.com/rifqi_anwar69
 
Kemudian masuk ber[[ziarah]], sambil membaca [[Surah Ya Sin]] untuk dihadiahkan pada almarhum, menangisi kehidupan yang penuh ketidaktentuan, mengecewakan orangtua, dan selalu lari dari sanak kerabat, karena tidak jarang menerima cemooh tentang kakak-kakaknya yang semua sukses, ayah lulusan [[Mekkah]] sekaligus [[New York University]], sementara Munzir Muda adalah ''centeng losmen''. Dalam renungannya ketika berziarah ia menyadari telah menghindari kerabat, lebaranpun jarang berani datang, karena akan terus diteror dan dicemooh.<ref name="cerita"/><ref name="basyaibanp153"/>