William Soerjadjaja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 24:
|religion =
}}
'''William Soerjadjaja''' ({{lahirmati|[[Majalengka]]|20|12|1922|[[Jakarta]]|2|4|2010}}) adalah seorang [[pengusaha]] Indonesia yang menjadi terkenal karena suksesnya membangun [[Astra Internasional|PT Astra Internasional]], sebuah perusahaan besar di Indonesia. William dikenal dengan sebuatan "Oom Willam". <ref name="TI1">{{cite web|url=http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/w/william-soerjadjaja/biografi/02.shtml|title=William Soerjadjaja, Andalkan Resep Memberi - Biografi Tokoh Indonesia|accessdate=2010-04-04}}</ref>
 
== Masa kecil ==
William dilahirkan dengan nama ''Tjia Kian Liong'', sebagai anak kedua dari enam bersaudara. Namun di antara saudara-saudaranya, ia adalah anak laki-laki yang pertama.
 
Kedua orangtuanya meninggal pada waktu ia berusia 12 tahun.Ayahnya meninggal dunia pada Oktober [[1934]], disusul oleh ibunya pada Desember [[193]]4. William, dalam usia yang masih sangat muda, melanjutkan usaha ayahnya, berjualan hasil bumi.Ia tampaknya mewarisi bakat dagang ayahnya.
Baris 34:
 
== Menikah dan berkeluarga ==
William kemudian pindah ke [[Kota Bandung]], disana ia bertemu dengan jodohnya, [[Lily Anwar]], dan mereka menikah pada [[15 Januari]] [[1947]].<ref name="TI1" /> Pernikahan mereka berlangsung dengan sangat sederhana.<ref name="TI1" />
 
"Kami ke kantor catatan sipil naik becak. Kami menikah tanpa dihadiri tamu undangan. Kami pun hanya mengenakan baju biasa saja. Benar-benar sangat sederhana. Tidak ada tukang potret yang hadir, itu sebabnya kami tidak punya potret pernikahan. Setelah selesai nikah, kami pulang ke Jalan Merdeka naik becak lagi," begitu kisah William.<ref name="TI1" />
 
Pernikahan ini dikaruniai empat orang anak, yaitu Edward Soeryadjaja (21 Mei [[1942]]), [[Edwin Soeryadjaya]] (17 Juli [[1948]]), Joyce ([[14 Agustus]] [[1950]]), dan Judith ([[14 Februari]] [[1952]]). <ref name="TI1" />
 
Belum dua minggu menikah, William berangkat untuk belajar di [[Belanda]] untuk mempelajari ilmu penyamakan kulit.<ref name="Kompas" /> Ia lalu mendirikan pabrik penyamakan kulit pada tahun 1949.<ref name="Kompas" /> Tahun [[1948]], ketika Edward lahir, kedua pasangan ini hidup dengan berjualan kacang dan rokok yang dikirim dari [[Kota Bandung|Bandung]].<ref name="TI1" /> Mereka hidup dengan penuh perjuangan, kerja keras, dan doa. Dalam kehidupan yang sangat sederhana, mereka masih dapat menyewa satu kamar di sebuah hotel di [[Amsterdam]].<ref name="TI1" />
 
Pola hidup hemat ini tampak jelas ketika pada suatu kali keluarga muda ini pergi ke [[Basel]], [[Swiss]]. Dalam perjalanan yang berlangsung satu minggu itu mereka hanya hidup dengan [[roti]], [[bubur]], dan [[susu]] untuk berhemat. <ref name="TI1" />
 
Bulan Februari 1949 keluarga William kembali ke Indonesia.<ref name="TI1" />
Baris 56:
William sangat mengutamakan nilai-nilai naluri, loyalitas, dan rasa percaya dalam merekrut karyawan.Karyawan dipacu untuk mengembangkan kreativitas mereka dengan menghargai inovasi bisnis mereka untuk diuji coba.
 
Pada [[1992]]-[[1993]] Astra sempat jatuh ketika bisnis Edward Soerjadjaja, anak sulungnya, ambruk. William pun terpaksa melepaskan banyak sahamnya di PT Astra sebagai bentuk tanggung jawab pribadinya dan pengorbanannya demi anaknya.William menjalani semuanya dengan pasrah dan penyerahan. Belakangan William berhasil bangkit lagi. Ia membeli 10 juta saham PT Mandiri Intifinance dan berinvestasi dalam pengembangan usaha petani kecil serta usaha-usaha kecil dan menengah.
 
Sebagai pengusaha sukses, William mendapatkan banyak penghargaan dan pengakuan dari dalam maupun luar negeri.
Baris 71:
 
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/W/ads,20030620-45,W.html Profil di PDAT] (memerlukan pendaftaran)
 
{{DEFAULTSORT:Soerjadaja, William}}
 
{{lifetime|1923|2010|}}
 
{{DEFAULTSORT:Soerjadaja, William}}
[[Kategori:Tokoh dari Majalengka]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Pengusaha Indonesia]]]
[[Kategori:Filantropis]]