Hamim Tohari Djazuli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Referensi: minor cosmetic change
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 17:
Setelah menunjukkan kemampuannya kepada orang tuanya, beberapa bulan kemudian Gus Miek memutuskan untuk belajar lagi di Pesantren Lirboyo.<ref name="Perjalanan"/> Di pesantren tersebut ia cukup rajin dalam mengikuti pengajian. Namun ia mempuyai kebiasaan yang sulit dihilangkan sejak di Ploso, yaitu ketika santri lain sedang sibuk mengaji, ia hanya tidur dan meletakkan kitabnya di atas meja.<ref name="Perjalanan"/> Meskipun demikian, ketika gurunya mengajukan pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan, Gus Miek selalu mampu menjawabnya dengan memuaskan.<ref name="Perjalanan"/>
 
Di Pesantren Lirboyo, ada beberapa santri yang dekat dengan Gus Miek, di antaranya adalah [[Abdul Ro'uf]] dari [[Blitar]] yang mendapat tugas memasak, [[Abdul Zaini]] dari [[Gresik]], [[Abdullah]] dari [[Magelang]], [[Gus Idris]] dan [[Gus Fatkhurrohman]].<ref name="Perjalanan"/> Perkenalan dengan Abdullah tersebut yang akhirnya membuat Gus Miek meninggalkan Pesantren Lirboyo dan pergi ke Magelang.<ref name="Perjalanan"/> Pada umur 14 tahun, ia pergi dan melanjutkan belajarnya ke sebuah Pondok Pesantren asuhan K.H. [[Dalhar]] di [[Watucongol]], Magelang, [[Jawa Tengah]].<ref name="Perjalanan"/><ref name="nu.or.id"/>
 
== Referensi ==