Salim bin Djindan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Pranala Luar +Pranala luar) |
Ummu zahra (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 59:
'''Al Habib Salim bin Djindan''' adalah seorang ulama yang dilahirkan di Surabaya pada 7 September 1906 M<small><nowiki>[</nowiki>[[Kalender Hijriyah]]: 18 Rajab 1324<nowiki>]</nowiki></small><ref name=rabithah/>. Nama lengkapnya adalah Habib Salim bin Ahmad bin Husain bin Saleh bin Abdullah bin Djindan bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Syaikhan bin Asy Syaik Abu Bakar bin Salim. {{pagename}} wafat di Jakarta pada 1 Juni 1969 <small><nowiki>[</nowiki>[[Kalender Hijriyah]]: 16 Rabiul Awal 1389<nowiki>]</nowiki></small><ref name=rabithah/> .
== Kelahiran Beliau ==
Al Habib Salim menulis dalam salah satu buku beliau: Saya dilahirkan di kota Surabaya pada hari Jum'at pagi tatkala terbit fajar shadiq tepat pada pukul 05.06 WIB, tanggal 18 Rajab 1324 [[Hijriyah]] bertepatan pada 7 September 1906 Masehi. Di Kota Surabaya ibukota Jawa Timur di kampung Sawahan Gang Sasak di rumah kakek saya dari ibu Al Habib Ali bin Mushthafa bin Asy Syeikh Abi Bakar bin Salim di kamar sebelah utara di pojok rumah kami yang bertetangga dengan Rubath (pesantren) Al ‘Allamah [[KH. Ahmad bin Hamid bin Al Hasan Al Marzuqi]]. Pada hari ketujuh, ayahku membuat syukuran Aqiqah dan Tasmiyah. Ibuku mengandungku selama lebih dari 11 bulan. Saat bayi, keluargaku menjulukiku dengan sebutan tek-tek karena saat di kandungan ibuku terdengar suara seperti peletekan jari. Saya diberi nama Salim jauh dari sebelum ibu saya mengandung oleh seorang wali besar bernama [[Al Habib Salim bin Abdullah Al Haddar]] dan beliau memberikan kabar gembira kepada keluargaku bahwa Salim yang akan lahir nanti akan selamat hatinya, hidupnya dan akhiratnya serta akan menjadi seorang yang agung. lihat kitab [[Safinah Ibn Jindan]].
== Nasab Dari Ayah ==
Al Habib Salim bin Ahmad bin Husain bin Saleh bin Abdullah bin Jindan bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Syaikhan bin Asy Syaikh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah bin Asy Syeikh Abdurahman As Seggaf bin muhammad Maula Ad Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghuyyur bin Al Faqih Al Muqoddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala' Qosam bin Alwi bin Muhammad Shahib Shawma'ah bin Alwi bin Ubaidillah bin Al Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al 'Uraidhi bin Ja'far Ash Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al Husain bin Ali bin Abi Thalib, Al Husain Putra As Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam.
== Nasab Dari Ibu ==
Al Habib Salim bin Asy Syarifah Muznah binti Ali bin mushthafa bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Ahmad bin Ali bin Salim bin Ahmad bin Al Husain bin Asy Syaikh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah bin Asy Syeikh Abdurahman As Seggaf bin muhammad Maula Ad Dawilah bin Ali Maula Ad Dark bin Alwi Al Ghuyyur bin Al Faqih Al Muqoddam Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Murbath bin Ali Khala' Qosam bin Alwi bin Muhammad Shahib Shawma'ah bin Alwi bin Ubaidillah bin Al Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al 'Uraidhi bin Ja'far Ash Shadiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al Husain bin Ali bin Abi Thalib, Al Husain Putra As Sayyidah Fatimah Az Zahra binti Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shohbihi wa sallam.
== Guru Guru Beliau ==
Al Habib Salim Jindan menimba ilmu dari banyak ulama, baik secara langsung maupun dengan surat menyurat. Guru-guru beliau sangat banyak hingga mencapai lebih dari 400 guru yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Mereka semua tercatat dalam kitab-kitab Al Habib Salim Jindan lengkap dengan biografi mereka secara terperinci. Diantara mereka adalah:
1. Al Habib Ahmad bin Husain bin Jindan, ayah kandung beliau
2. Al Habib Ali bin Mushthafa ibn Asy Syeikh Abi Bakar, ayah dari ibu beliau
3. Al Habib Muhammad bin Ahmad Al Mihdhar
4. Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bil Faqih
5. KH.Ahmad bin Hamid Al Marzuqi Sawahan
6. KH.Khalil bin Abdul Lathief, Bangkalan
7. Al Habib Muhammad bin Abdurahman Al Baar, Ternate
8. KH.Muhammad Arsyad At Thawiil, Manado
9. Al Habib Abu Bakar bin Muhammad As Seggaf, Gresik
10. Al Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi, Surabaya
11. Al Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas, Bogor
12. Al Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al Attas, Pekalongan
13. Al Habib Abdullah bin Abdurahman Al Attas, Jombang
14. Al Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir Al Haddad, Bogor
15. KH.Abdullah Azhari, Palembang
16. Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad, Johor
17. Asy Syeikh Umar bin Hamdan Al Mahrasi Al Jazairi, Makkah
18. As Sayyid Abdul Hayy bin Abdul Kabir Al Kattani, Maroko
19. As Sayyid Ali bin Falih bin Muhammad Adz Dzahiri, Makkah
20. Asy Syeikh Abdus Sattar bin Abdul Wahhab Ash Shiddiqi, Makkah
21. As Sayyid Abbas bin Abdul Aziz Al Maliki, Makkah
22. Asy Syeikh Muhammad bin Muhammad Zubaarah Al Yamani, Yaman
23. Asy Syeikh Abdul Waasi' bin Yahya Al Waasi'i, Yaman
24. Asy Syaikhah Amatullah binti Abdul Ghani Al Umariyah, Madinah
25. Asy Syarifah Husainah binti Al Habib Syeikh bin Ahmad Bafaqih, Surabaya
26. As Sayyid Abdullah bin Shadaqoh Dahlan
Selain nama-nama di atas, masih banyak lagi guru-guru Al Habib Salim Jindan. Tentang mereka Al Habib Salim pernah mengatakan, "Aku telah berjumpa dengan mereka semua, aku telah hadir di majelis-majelis mereka dan sungguh majelis-majelis mereka menyerupai majelisnya para sahabat Rasulillah shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, kekhusyu'an, ketentraman dan kebahagiaan serta kewibawaan dan keagungagn dirasakan di dalam hati. Sungguh siapapun yang memandang wajah mereka akan langsung mengigat Allah". Beliau juga pernah mengatakan tentang Al Habib Alwi bin Muhammad bin Thahir Al Haddad dan Al Habib Abu Bakar bin Muhammad As Seggaf Gresik, "Sungguh cukup keduanya sebagai panutan yang terbaik untuk kami dan anak-anak kami". Bahkan beliau pernah menuliskan dalam kitabnya suatu bait syair yang berbunyi:
تمنيت القيامة ليس إلا
لألقى من أحب من الحفاظ
سمعت المرء مع من أحب
من أهل التقى و اللحاظ
"Saya merindukan kedatangan hari kiamat tiada lain karena saya ingin berjumpa dengan para ulama dan ahli hadits yang saya cintai. Karena saya mendengar dalam hadits Sang Nabi "Seseorang akan bersama yang dia cintai" dari manusia-manusia bertakwa dan peduli".
== Pendidikan Beliau ==
Pendidikan pertama beliau adalah rumah beliau. Beliau tinggal di dalam rumah yang terdiri dari orang-orang yang bertaqwa kepada Allah. Ayah beliau adalah Al Habib Ahmad bin Husain bin Jindan yang merupakan seorang ulama yang sangat shaleh. Dari sejak kecil Al Habib Ahmad telah menimba ilmu dari para ulama besar diantaranya adalah ayah beliau Al Habib Husain bin Saleh bin bin Abdullah bin Jindan dan paman beliau Al Habib Salim bin Saleh bin Abdullah bin Jindan. Beliau juga menimba ilmu dari seorang ulama besar, Al Habib Abdullah bin Umar As Seggaf di Minahasa. Al Habib Abdullah bin Umar As Seggaf ini adalah seorang ulama besar di Palembang dan penyebar Islam di Sumatera serta seorang pejuang melawan penjajahan Belanda. Beliau ditangkap oleh Belanda dan untuk mempersempit gerak dakwahnya, Belanda mengasingkan beliau ke Minahasa di suatu kampung yang tidak ada seorang muslim pun. Namun tidak berlalu satu tahun melainkan tidak ada di kampung itu seorang selain muslim.
Al Habib Ahmad juga selalu surat menyurat dengan kakeknya di Hadramaut yang bernama Al Habib Saleh bin Abdullah bin Jindan yang usianya saat wafat sekitar 145 tahun. Al Habib Saleh berguru kepada banyak ulama besar sehingga beliau memiliki hubungan sanad dengan Al Imam Muhammad Murtadha Az Zabidi pengarang kitab Ithaf As Saadah Al Muttaqin Syarah Ihya Ulumuddin. Dalam surat menyurat Al Habib Saleh memberikan ijazahnya kepada anak cucunya yang ada di Indonesia. Beliau wafat di Hadramaut Sedangkan usia Al Habib Salim sekitar 3 tahun.
Al Habib Salim tumbuh di satu rumah besar bersama kakeknya, ayah dari ibunya yaitu Al Habib Ali bin Mushthafa bin Asy Syeikh Abi Bakar bin Salim. Beliau adalah murid Al Imam Ahmad bin Zaini Dahlan. Beliau juga berguru kepada Al Habib Idrus bin Umar Al Habsyi hingga membaca di hadapannya lebih dari 200 kitab. Beliau juga belajar kepada Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi, Al Habib Ahmad bin Hasan Al Attas dan para ulama lainnya.
Di rumah besar tersebut hidup wanita-wanita hebat yang shalehah. Ibu Al Habib Salim Asy Syarifah Muznah binti Ali bin Mushthafa ibn Asy Syeikh Abi Bakar, yang merupakan seorang wanita shalehah ahli ibadah. Kakak perempuan Al Habib Salim, Asy Syarifah Khadijah binti Ahmad bin Jindan seorang wanita shalehah dan berilmu luas. Beliau adalah isteri seorang ulama dan wali besar Al Habib Ahmad bin Ghalib Al Hamid. Asy Syarifah Khadijah wafat dalam usia sangat muda, yaitu kurang dari 30 tahun. Di rumah semacam inilah Al Habib Salim hidup dan tumbuh hingga beliau melanjutkan belajarnya di Madrasah Al Khairiyah yang dipimpin oleh Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih.
== Triumvirat ==
|