Salim bin Djindan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ummu zahra (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ummu zahra (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 231:
Beberapa hari kemudian pasukan belanda mengepung rumah Al Habib Salim untuk menangkap beliau. Komandan pasukan dengan tegas memaksa Al Habib untuk ikut mereka ke kantor. Dengan tenang Al Habib mengatakan kepada komandan "Baik, aku akan ikut ke kantor, tapi tunggu sebentar". Al Habib memanggil satu muridnya dan di hadapan komandan serta pasukannya beliau mengatakan kepadanya "Tolong kamu turunkan lukisan besar yang aku gantung di sudut ruangan sana dan bawa ke luar rumah, setelah itu kamu bakar dan buang di sampah, ternyata selama ini lukisan itu sama sekali tidak ada harga dan manfaatnya". Maka sang murid menurunkan lukisan sang ratu Belanda. Komandan terperanjat, melihat ternyata Al Habib Salim memajang lukisan besar ratu Belanda. Lalu komandan bertanya kepada Al Habib Salim, "Kenapa diturunkan lukisan ratu kami?" Al Habib Salim menjawab, "Untuk dibakar dan dibuang". "Kenapa?" tanya komandan penasaran. "Selama ini aku memajangnya di tempat yang tinggi dan terhormat namun kemudian hari tentara belanda mempermalukanku? Apakah demikian pemerintah Belanda memperlakukan orang-orang yang menghormati dan mencintai ratunya?" Kalau memang demikian maka lebih baik aku turunkan saja dan aku bakar, karena memang tidak ada gunanya aku memajangnya". Jawab Al Habib Salim. Mendengar jawaban Al Habib Salim sang komandan meminta maaf kepada Al Habib Salim dan mengurungkan niatnya untuk menangkap Al Habib Salim dan bergegas kembali bersama pasukannya dengan meminta maaf dan penuh rasa malu dan penyesalan telah mengganggu kenyamanan Al Habib Salim. Setelah pasukan pergi Al Habib Salim memerintahkan muridnya untuk mengembalikan lukisan ratu Belanda tersebut kepada tetangganya.
 
== Pertanyaan dan Pembuktian ==
== Meninggal Dunia <ref name=rabithah/>==
Suatu pertanyaan yang patut dipertanyakan, "Apakah benar Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan seorang Ahli Hadits, Ahli Nasab, Sejarawan? Atau dengan istilah ilmiyahnya Al Muhaddits, An Nassabah, Al Mu'arrikh? Dan apakah benar Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan seorang yang terpercaya dalam segala periwayatannya?. Lebih jelasnya bahwa pertanyaan tersebut mengandung empat persoalan penting:
Pada 1 Juni 1969 M <small><nowiki>[</nowiki>[[Kalender Hijriyah]]: 16 Rabiul Awal 1389<nowiki>]</nowiki></small>, singa podium itu wafat<ref name=rabithah/>. Ribuan umat Islam dari berbagai pelosok Jabodetabek bertakziah ke kediamannya di Otista (Jalan Otto Iskandardinata), umat Islam pun merasa kehilangan dengan kepergian sang ulama.
 
1- Apakah Al Habib Salim seorang Al Muhaddits?
Dari kediamannya di Otista ke Qubah Pekaburan Al-Hawi, Condet, Cililitan, Jakarta Timur, jenazah dihantar oleh lebih dari 150.000 pelayat dan digotong secara geranting. Di sepanjang jalan sekitar 4 kilometer, mereka membaca takbir dan tahlil. Peziarah yang memadati Jalan Condet Raya itu tidak dapat memasuki tempat pemakaman akibat penuhnya massa.
 
2- Apakah beliau terpercaya dalam segala periwayatannya?
Selepas kepergiannya, Habib Salim mewariskan majelis taklim dan ilmu pengetahuan melalui buku-buku yang tersimpan di dalam perpustakaannya. Di perpustakaan ini, tak kurang darilimaribu kitab, termasuk kitab-kitab dari mancanegara. Ini menunjukkan bahwa Habib Salim bin Djindan adalah seseorang yang haus akan ilmu.
 
3- Apakah beliau seorang An Nassabah (Ahli Nasab)?
Sepeninggal Habib Salim, dakwah dan perjuangannya dilanjutkan oleh kedua putranya, Habib Shahahuddin dan Habib Novel. Keduanya kini telah wafat. Habib Novel membuka majelis taklim di Larangan, Tangerang, dan kini diteruskan oleh kedua putranya [[Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan]] dan adiknya [[Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan]].
 
4- Apakah belau seorang Al Mu'arrikh (Sejarawan)?
Kedua kakak beradik alumnus Darul Mustafa, Tarim, Hadramaut, ini merupakan lulusan pertama dari pesantren yang dipimpin oleh Habib Umar bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar.
 
Untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut kita harus memahami terlebih dahulu pertanyaan dan istilah-istilah ilmiah di atas.
 
=== Apakah Al Habib Salim seorang Al Muhaddits dan terpercaya? ===
Apakah arti Al Muhaddits dan kapan seseorang dianggap sebagai seorang muhaddits?
Dalam kitab Tadriib Ar Rawi karya Al Imam As Sayuthi beliau menjelaskan dalam muqoddimahnya mengutip ucapan Al Imam Al Hafidz Abu Syaamah sebagaimana berikut ini:
 
علوم الحديث الآن ثلاثة، أشرفها حفظ متونه ومعرفة غريبها وفقهها والثاني حفظ أسانيده ومعرفة رجالها وتمييز صحيحها من سقيمها والثالث جمعه وكتابته وسماعه وتطريقه وطلب العلو فيه والرحلة إلى البلدان.
 
"Ilmu Hadits saat ini ada tiga, yang paling mulia adalah hafal matan-matannya dan mengetahui bahasanya serta menguasai dan memahami hukum-hukumnya. Yang kedua adalah hafal sanad-sanad atau rantaian-rantaian periwayatannya, mengetahui keadaan para periwayatnya dan dapat membedakan antara yang sehat dan yang bermasalah. Yang ketiga adalah mengumpulkannya, menulis dan merangkumnya, mendengar periwayatannya, mengumpulkan jalur-jalur periwayatannya dan mencari kedekatan dengan puncaknya serta menempuh perjalanan ke berbagai penjuru untuk mengumpulkannya".
 
Jika kita telah memahami hal tersebut maka marilah kita pelajari Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan apakah beliau patut diberikan gelar sebagai seorang Al Muhaddits?
 
1- Dari sejarah kehidupan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan kita akan dapati bahwa sepanjang hidupnya beliau sibuk di bidang Ilmu Hadits baik dari segi riwayah maupun dari segi dirayah sebagaimana beliau juga memahami dengan pemahaman yang luas dan dalam bagaimana beristimbath yakni mengambil hukum dari Al Qur'an dan hadits. Hal ini dapat dibuktikan dalam tulisan dan karya beliau yang sangat banyak tentang ilmu hadist dari segala segi, sisi dan bidangnya.
 
2- Dalam dunia ahli hadits dan para Muhadditsin, sanad atau yang berarti rantai periwayatan adalah hal yang sangat mendasar dan inti. Sehingga dalam rantaian periwayatan, para ahli hadits selalu memburu dua hal:
Pertama: adalah rantaian yang tinggi, dalam arti hubungan dan ikatan periwayatan yang terbilang dekat dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Lebih jelasnya lagi hal ini merupakan rantaian periwayatan secara vertikal.
Kedua: adalah banyaknya menjalin ikatan dengan para periwayat, para masyayikh dan guru dari berbagai penjuru dunia. Lebih jelasnya lagi hal ini merupakan rantaian periwayatan secara horisontal.
 
Mengenai rantaian yang tinggi, dalam arti hubungan dan ikatan periwayatan yang terbilang dekat dengan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Atau dengan penjelasan lain adalah sanad atau rantaian periwayatan secara vertikal. Semakin sedikit periwayat dalam rantaian periwayatan maka semakin dekat dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.
 
Pada masa Al Habib Salim umumnya rantaian periwayatan dari seorang muhaddits kala itu hingga sampai kepada Al Imam Al Bukhori terdapat sekitar 20 sampai 22 mata rantai periwayat. Kedekatan yang luar biasa, Kedekatan semacam inilah yang menjadi harta karun yang selalu dikejar oleh para ahli hadits. Dalam istilah ilmu hadits Dirayah hal ini disebut dengan istilah 'Uluw Al Isnad.
 
Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan memiliki rantaian periwayatan hingga sampai kepada Al Imam Al Bukhori dengan rantaian yang boleh dikatakan pada masanya adalah sangat dekat dengan Al Imam Al Bukhori. Antara Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan dengan Al Imam Al Bukhori terdapat hanya kurang dari 18 mata rantai periwayat. Bahkan dalam beberapa rantaian periwayatan Hubungan Al Habib Salim dengan Al Imam Al Bukhori hanya dengan kurang dari 15 mata rantai periwayat. Dan kedekatan ini sangatlah langka.
 
Di dalam beberapa kitab karya Al Habib Salim disebutkan salah satu dari sekian banyak rantaian periwayatan vertikal yang sangat dekat kepada Al Imam Al Bukhori berikut ini:
 
1. Al Habib Salim meriwayatkan dengan Ijazah ‘Ammah Mukatabah kitab Shahih Al Bukhari dari
 
2. Sang kakeknya Al Imam Al Habib Shaleh bin Abdullah bin Jindan, beliau meriwayatkan dari
 
3. Al Imam Abdul Hamid bin Ahmad bin Muhammad Qoothan, beliau meriwayatkan dari
 
4. Sang ayah, Al Imam Ahmad bin Muhammad Qoothan, beliau meriwayatkan dari
 
5. Al Imam Imaad Ad Diin Yahya bin Umar Al Ahdal, beliau meriwayatkan dari
 
6. Al Imam Abi Al Wafa’ Ahmad bin Muhammad Al ‘Ijl Al Yamani, beliau meriwayatkan dari
 
7. Al Imam Yahya bin Mukarram Ath Thabari, beliau meriwayatkan dari
 
8. Kakeknya yang bernama Muhibb Ad Diin Muhammad bin Muhammad Ath Thabari, beliau meriwayatkan dari
 
9. Al Burhan Ibrahiim bin Muhammad Ad Dimasyqi, beliau meriwayatkan dari
 
10. Abdur Rahiim bin Abdil Awwal Al Farghani, beliau meriwayatkan dari
 
11. Muhammad bin Syaadz bakhat, beliau meriwayatkan dari
 
12. Yahya bin ‘Ammaar Al Khatlaani, beliau meriwayatkan dari
 
13. Al Imam Muhammad bin Yusuf Al Farabri, beliau meriwayatkan dari
 
14. Al Imam Muhammad bin Ismail Al Bukhari.
 
Adapun mengenai banyaknya menjalin ikatan dengan para periwayat, para masyayikh dan guru dari berbagai penjuru dunia. Yang lebih jelasnya lagi hal ini merupakan rantaian periwayatan secara horisontal. Kita akan dapati Al Habib Salim menjalin hubungan dan ikatan erat dengan para ulama yang sangat banyak. Hubungan tersebut baik secara perjumapaan langsung maupun secara surat menyurat atau pun masuk dalam lingkup keluasan Ijazah sanad yang umum. Dan hubungan tersebut terjalin baik antara yang ulama yang senior, setaraf atau yang junior.
 
Dalam suatu karya tulis Al Habib Salim yang berjudul Raudhah Al Wildan Fi Tsabat Ibn Jindan yang terdiri dari 8 jilid besar beliau menuliskan sebagian besar dari guru-guru beliau lengkap dengan sejarah singkat masing-masing mereka dan bagaimana bentuk hubungan yang terjalin antara Al Habib Salim dengan masing-masing mereka. Jumlah para guru beliau lebih kurang 400 guru yang tersebar diberbagai penjuru dunia. Dalam karya tulis beliau lainnya yang berjudul As Saami Fi Al Asaami yang terdiri dari 6 jilid besar beliau juga menyebutkan guru-guru beliau yang jumlahnya lebih dari empat ratus guru yang tersebar di berbagai penjuru dunia lengkap dengan biografi singkat masing-masing mereka serta bentuk ikatan dan hubungan yang terjalin antara mereka.
 
3- Beliau banyak menulis karya tulis di bidang ilmu hadits dari barbagai segi, sisi dan jenisnya. Baik itu dari segi Riwayah maupn Dirayah ataupun Istimbath Hukum. Lebih dari 50 karya tulis besar yang beliau tulis di bidang ilmu hadits. Berikut beberapa judul dari karya tulis beliau di bidang ilmu hadits:
 
- العقود الدرية في المسلسلات الفخرية في 3 مجلدات
 
- القول الحثيث في العمل بالحديث الضعيف
 
- بلابل الأطيار في سلاسل الأخبار
 
- تنقيح الأخبار في الناسخ و المنسوخ من الأخبار
 
- تنوير المقباس في الخرقة و الإلباس
 
- تقريب البعيد في طرق المسلسل بيوم العيد
 
- المواهب العلوية في الأربعين النبوية
 
- روضة الولدان في ثبت ابن جندان 8 مجلدات
 
- تنوير الأذهان في مرويات الأعيان
 
- عمدة العكاف في مرويات السادة آل الكاف
 
- المقباس في الخرقة و الإلباس
 
- الوسيط في الثبت المحيط في 2 مجلد
 
- و غيرها
 
- Al ‘Uquud Ad Durriyah Fi Musalsalaat Al Fakhriyah 3 Jilid
 
- Al Qoul Al Hatsits Fi Al ‘Amal bi Al Hadits Adh Dha’if
 
- Balabil Ath Athyaar Fi Salaasil Al Akhbaar
 
- Tanqih Al Akhbar Fi An Naasikh Wa Al Mansukh Min Al Akhbar
 
- Tanwir Al Miqbas Fi Al Khirqot Wa Al Ilbas
 
- Taqrib Al Ba’iid Fi Thuruq Al Musalsal Bi Yaum ‘Iid
 
- Al Mawahib Al ‘Alawiyah Fi Al Arba’in An Nabawiyah
 
- Raudhah Al Wildan terdiri dari 8 jilid besar.
 
- Tanwiir Al Adzhan Fii Marwiyaat Al A'yaan.
 
- 'Umdat Al 'Ukkaaf Fi Marwiyaat As Saadah Aal Al Kaaf.
 
- Al Miqbaas Fi Al Khirqoh Wa Al Ilbaas.
 
- Al Washiith Fi Ats Tsabat Al Muhiith 2 Jilid.
 
- Dan lain-lainnya.
 
4- Ciri khas beliau dalam menulis yang selalu melekat pada dirinya adalah dalam membawakan atau mengutip suatu hadits pasti beliau nyatakan secara lengkap dan terperinci sanad atau rantaian periwayatan hadits tersebut dari beliau yang bersambung kepada gurunya dan terus sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dengan lengkap dan sangat terperinci.
 
5- Gaya dan ciri khas beliau dalam membawakan suatu hadits adalah dengan sanad atau rantaian periwayatan yang sangat lengkap dari beliau sampai kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam setiap kali membawakan suatu hadits. Dan hal ini bukan hanya dilakukan oleh beliau dalam karya tulis semata, namun bahkan dalam mengajar, khutab dan ceramah, beliau selalu melakukan hal itu.
 
6- Bahkan beliau marah dan menegur dengan tegas kepada setiap penceramah yang mengutip suatu hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam tampa menyebutkan sanad dan mata rantainya dengan jelas, lengkap dan terperinci. Hingga beliau dengan tegas mengatakan "Jika penceramah membawakan hadits tanpa membawakan sanad dan rataian periwayatannya maka dia adalah koplo (dungu)".
 
7- Para ulama di zamannya mengakui dan menyebut beliau sebagai Al Muhaddits. Diantara mereka adalah
 
- Al Allamah As Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki
 
- Al Allamah Asy Syeikh Hasan Al Masysyath
 
- Al Allamah Asy Syeikh Abdullah Sa'id Al Lahji
 
- Al Imam Al Habib Ali bin Abdur Rahman Al Habsyi
 
- Musnid Ad Dunia Asy Syeikh Muhammad Yasin Al Fadaani
 
- Dan lain-lainnya
 
8- Kemudian hal paling penting dalam ilmu hadits adalah seorang periwayat adalah seorang yang terpercaya atau dalam istilah ilmiyah ahli hadits adalah Tsiqoh (terpercaya). Seorang periwayat dapat dianggap terpercaya jika memenuhi 2 syarat. Yang pertama adalah Al 'Adaalah dan yang kedua adalah Adh Dhobth.
 
Al 'Adaalah artinya adalah seorang periwayat tidak melakukan dosa besar, tidak terus menerus melakukan dosa kecil, ketaatannya jauh melebihi kekhilafannya, berakhlak dan bermuru'ah yang baik dan yang terpenting adalah tidak pernah berdusta.
 
Adh Dhobth artinya adalah ketelitian dan keakuratan dalam meriwayatkan. Hal ini bisa dengan hafalan yang sangat kuat atau juga bisa dengan catatan yang akurat. Dalam arti yang lebih jelas bahwa seorang periwayat terkadang memiliki kelebihan berupa daya ingat dan daya hafal yang sangat kuat sehingga dia mengandalkan daya ingat dan hafalanya tersebut dalam menampung dan menuangkan suatu kabar atau hadits. Dan ada juga periwayat yang tidak memiliki kelebihan dalam daya ingat dan hafalan namun mengandalkan tulisan dan catatan yang teliti serta akurat.
 
Dalam pembuktian bahwa Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan seorang yang memiliki sifat Al 'Adaalah, adalah dengah beberapa hal berikut ini:
 
1. Kita harus mengkaji sejarah hidupnya melalui para saksi sejarah. Para saksi sejarah semua mengakui bahwa Al Habib Salim adalah seorang yang sangat bertaqwa kepada Allah. Berkata seorang ulama besa di tanah suci Makkah yang bernama Asy Syeikh Hasan bin Muhammad Al Masysyaath tentang Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan sebagai berikut: “Di antara guruku adalah As Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan Al Hadhrami Al Alawi yang tinggal di kota Jakarta di tanah Jawa. Aku selalu berjumpa dengannya di Masjidil Haram dan di rumahku. Beliau sering kali memberikan Ijazah kepadaku, beliau berada di tempat yang sangat agung dalam ilmu dan ketaqwaan serta dalam berdakwah di jalan Allah. Beliau memiliki sanad-sanad yang bersambung dengan guru-guru dan leluhurnya, bahkan di antara sanad tersebut terdapat yang sangat dekat sekali dan tinggi sekali.” [kitab Ats Tsabat Al Kabir hal 185].
 
2. Semua orang di masanya dan hingga saat ini sepakat bahwa beliau adalah salah seorang wali dari para awliya Allah. Dan kewalian di sisi Allah tidak mungkin dicapai oleh seseorang melainkan dengan keimanan yang kokoh dan ketakwaan yang sempurna kepada Allah sebagaimana Allah nyatakan dengan jelas di dalam ayat suci Al Qur’an. Dan bukankah kemaksiatan, ucapan dusta dan dosa besar maupun kecil adalah lawan dari pada ketakwaan?
 
3. Semua saksi sejarah menyatakan kekaguman mereka kepada Al Habib Salim saat berbicara. Tidak pernah mengenal takut dalam menyatakan kebenaran, dalam menyatakan yang haq. Walaupun harus keluar masuk penjara, walaupun nyawa taruhannya di masa penguasa yang sangat keras.
 
Dari ketiga hal di atas, maka jelaslah bahwa Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan memiliki sifat Al ‘Adaalah dan jujur dalam segala apa yang beliau nyatakan dari kebenaran dan haq walau nyawa taruhannya.
 
Adapun dalam pembuktian bahwa Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan seorang yang memiliki sifat Adh Dhabth, adalah dengan pengakuan para ulama-ulama besar di zamannya. Berikut ini kutipan pengakuan dari beberapa ulama besar terhadap Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan:
 
1. Guru beliau juga Al 'Allamah Mufti Johor Al Habib Alwi bin Thohir Al Haddad. Dalam naskah ijazah beliau kepada Al Habib Salim beliau menulis, "Sesungguhnya telah meminta kepadaku Ijazah As Sayyid yang terhormat, yang kokoh berprinsip, yang ditalqinkan baginya ilmu, yang diberikan kepadanya ilham, seorang yang memiliki hafalan yang sangat kuat, yang selalu meneliti ilmu, yang kritis, yang setiap hari selalu datang dengan membawa pembahasan ilmiah yang unik As Sayyid Salim bin Ahmad bin Jindan”.
 
2. Al Habib Jindan bin Novel bin Jindan pernah menyampaikan kepada saya bahwa Al Habib Ali bin Abdur Rahman Al Jufri mendengar langsung dari Al Qutb Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad As Seggaf bahwa beliau mengatakan, "Tiga tokoh Alawiyyin yang merupakan keajaiban dalam hafalan dan kecerdasan, Al Habib Abdur Rahman bin Ubaidillah As Seggaf, Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad dan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan”.
Dari apa yang dinyatakan di atas, maka jelaslah bahwa Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan memiliki sifat Adh Dhabath dan ketelitian serta daya ingat dan hafalan yang sangat luar biasa dalam segala apa yang beliau nyatakan.
 
=== Apakah Al Habib Salim seorang An Nassaabah (Ahli Nasab)? ===
Apakah arti An Nassaabah (Ahli Nasab) dan kapan seseorang dianggap sebagai seorang Ahli Nasab?. Dalam kitab Al Qomuus Al Fiqhi hal 351 dijelaskan sebagaimana berikut ini:
 
ذكر في القاموس الفقهي ص 351 النساب: العالم بالانساب. النسابة: النساب. و الهاء للمبالغة في المدح. انتهى.
 
“An Nassaab adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dalam ilmu nasab dan keturunan. Kalimat An Nassaab sama dengan kalimat An Nassabah hanya saja kalimat An Nassabah digunakan sebagai bentuk pujian dan kekaguman yang lebih besar.”
 
Dalam kitab Al Muhkam Wa Al Muhiith Al A’dzam jilid 8 hal 529 dijelaskan sebagaimana berikut ini:
 
و ذكر في المحكم و المحيط الأعظم ج 8 ص 529: و النَّسَّابُ العالمُ بالنَّسَب و جمعُه نَسَّابُون و هو النَسَّابَةُ أدخلوا الهاءَ للمُبالغة و لم تُلْحَقْ لتأنيث المَوْصوفِ بما هي فيه و إنما لَحِقَت لإِعْلام السامع أنّ هذا الموصوف بما هي فيه قد بَلَغَ الغايَةَ و النّهاية فجَعلَ تأنِيثَ الصِّفة أمارَةً لما أُرِيد من تأنيث الغايةِ و المُبالَغَةِ. انتهى.
 
“An Nassaab adalah seseorang yang memiliki pengetahuan dalam ilmu nasab dan keturunan. Bentuk jamaknya adalah An Nassaabuun. Kalimat An Nassaab sama dengan kalimat An Nassabah hanya saja kalimat An Nassabah digunakan sebagai bentuk pujian dan kekaguman yang lebih besar. Ta’ Marbuthah pada kalimat An Nassaabah bukan menunjukkan kepada perempuan namun menunjukkan sebagai bentuk pernyataan dan pengumuman kepada pendengar bahwa orang yang dimaksud telah mencapai puncak yang tinggi dalam bidangnya”.
Dalam kitab An Nihaayah Fi Ghariib Al Hadits jilid 5 hal 46 dijelaskan sebagaimana berikut ini:
 
و ذكر في النهاية في غريب الحديث و الأثر ج 5 ص 46: (نَسَبَ) - فِي حَدِيثِ أَبِي بَكْرٍ وَ كَانَ رجُلا نَسَّابَة،ً النَّسَّابَةُ: الْبَلِيغُ العالمِ بِالْأَنْسَابِ. وَالْهَاءُ فِيهِ للمبالغةِ، مِثْلها فِي العَلامة.
 
“Kalimat “Nasaba” tersebut dalam hadits Abu Bakar Ash Shiddiq sebagaimana berikut: “Beliau (Abu Bakar) adalah seorang An Nassaabah”. Arti An Nassaabah adalah seorang yang telah menguasai dan mengetahui tentang ilmu nasab. Dan Ta’ Marbuthah pada kalimat An Nassaabah digunakan sebagai bentuk pujian dan kekaguman yang lebih besar. Persis dengan kalimat Al ‘Allamah”.
 
Jika hal ini telah kita fahami maka marilah kita pelajari Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan apakah beliau patut diberikan gelar sebagai seorang An Nassaabah (Ahli Nasab)?
 
1. Dari sejarah kehidupan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan kita akan dapati bahwa sepanjang hidupnya beliau sibuk di bidang Ilmu Nasab. Beliau pernah menyatakan dalam suatu karya yang beliau tulis tentang ilmu nasab yang berjudul Muntahaa Al ‘Uquul Fi Ma’rifati Jamaahiir Al Furu’ Wa Al Ushul sebagaimana berikut:
 
قال في مقدمة كتابه المسمى بمنتهى العقول في معرفة جماهير الفروع و الأصول ما نصه: أما بعد فإني منذ نشأت في عصر الحداثة عاشقا على مطالعة كتب الأنساب و معرفة أصول القبائل و العشائر و فروع الشعوب و الجماهير و حملني بذلك على جمع بعض معلومات على جمع أشتات العلم في هذا الفن العجيب. انتهى.
 
“Amma ba’du, sesungguhnya dari sejak kanak-kanak saya telah tergila-gila dalam menelaah kitab-kitab di bidang ilmu nasab, kitab-kitab yang menjelaskan tentang suku-suku, keluarga, keturunan, leluhur bangsa-bangsa. Obsesi inilah yang mendorong saya untuk mengumpulkan berbagai sumber dan referensi yang tercerai-berai yang berkaitan tentang ilmu yang sangat unik ini”.
 
2. Al Habib Salim semasa hidupnya banyak mengumpulkan dan mengkoleksi kitab-kitab yang jumlahnya ratusan tentang ilmu nasab yang kesemuanya tersimpan dengan baik pada masanya di dalam perpustakaan besar beliau.
 
3. Tidak hanya mengkoleksi, namun beliau membacanya, menghafalnya dan menguasainya.
 
4. Beliau menulis kitab yang sangat banyak sekali tentang ilmu nasab. Berikut ini adalah beberapa judul karya beliau dalam ilmu nasab:
 
- معجم الأوادم في الأنساب و التراجم في 16 مجلد
 
- الدر و الياقوت في بيوتات عرب المهجر و حضرموت في 7 مجلدات
 
- الحلة العدنية في العائلة الحندانية
 
- المواهب و المنن في نسب بني الحسن
 
- تنوير المقباس في نسب بني العباس
 
- إحياء المآثر في معرفة أنساب القبائل و العشائر
 
- عمدة الطالب في أولاد علي ابن أبي طالب
 
- زهر الباسم في أولاد الإمام الشيخ أبي بكر بن سالم
 
- بهجة الأمير في سلسلة المشايخ آل بن سمير
 
- تحفة الأريب في سلسلة المشايخ آل الخطيب
 
- النسب الكبير الذي جمعت فيه نسب كسرى أنوشروان الكبير
 
- النقابة في نسب السادة آل بارقبة
 
- طراز الأخضر في معرفة نسب آل المصطفى من مضر
 
- Mu’jam Al Awadim 16 jilid
 
- Ad Durr Wa Al Yaquut 7 Jilid
 
- Al Hullah Al Adaniya Fi Al ‘Ailah Al Jindaaniyah
 
- Al Mawahib Wa Al Minan Fi Nasab Bani Al Hasan
 
- Tanwir Al Miqbaas Fi Nasab Bani Al Abbas
 
- Ihya Al Ma’atsir Fi Ma’rifati Ansaab Al Qobail Wa Al ‘Asyaair
 
- ‘Umdat Ath Thalib Fi Awlaad Ali bin Abi Thalib
 
- Zahr Al Baasim Fi Awlad Al Imam Asy Syeikh Abi Bakar bin Salim
 
- Bahjat Al Amiir Fi Silsilat Al Masyayikh Aal Bin Sumair
 
- Tuhfat Al Ariib Fi Silsilat Al Masyayikh Aal Al Khatiib
 
- An Nasab Al Kabiir (tantang Nasab raja-raja Persia)
 
- An Naqobah Fi Nasab As Saadaah Aal Ba Raqbah
 
- Thiraaz Al Akhdhar Fi Ma’rifat Nasab Aaa Al Mushthafa Min Mudhar
 
Saya melihat daftar isi kitab karya beliau yang berjudul Mu’jam Al Awadim, dalam daftar isi tersebut dijelaskan bahwa yang menjadi topik pembahasan adalah tentang anak cucu Adam, dari sejak Nabi Adam dan seterusnya. Jilid 1 terdiri dari 1200 halaman lebih. Kemudian di akhir daftar isi beliau menulis sebagai berikut “Inilah daftar isi jilid 1 dari 16 jilid kitab yang berjudul Mu’jam Al Awaadim”. Sungguh mengagumkan sekali sosok manusia ini, jika jilid 1 terdiri dari 1200 halaman lebih maka bagaimana dengan 16 jilid? Dan saya akan tambahkan satu bait syair indah lagi kepada para peneliti bahwa sebagian besar karya tulis Al Habib Salim beliau tulis atas dasar hafalan beliau.
 
5. Al Habib Salim banyak melakukan perjalanan demi untuk meneliti dan mengumpulkan manuskrip dan lembaran-lembaran tua yang berisi nasab suatu keluarga tertentu. Bahkan saat menulis karya besar beliau di bidang nasab bangsa arab Hadramaut yang berjudul Ad Durr Wa Al Yaaquut, beliau hingga berangkat ke Hadramaut pada tahun 1380 H dengan tujuan salah satunya adalah mengumpulkan data secara langsung dari negeri Hadramaut.
 
6. Para ulama besar secara umum dan para ahli nasab di zamannya mengakui keunggulan beliau di bidang ilmu nasab, hingga mereka memebrikan gelar An Nassabah kepadanya sebagai bentuk pengakuan dan kekaguman. Di antara para ulama besar yang memberikan gelar tersebut kepadanya adalah:
 
- Al ‘Allamah Asy Syeikh Muhammad Yasin Al Faadaani
 
- Al ‘Allamah Muhaddits Al Haramain As Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki
 
- Seorang Ahli Nasab yang terkenal Al ‘Allamah As Sayyid Muhamad Dhiya’ bin Syahab.
 
- Bahkan Al Imam Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad Mufti Johor dalam karya-karya tulis beliau banyak menukil dan bertumpu kepada Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. Di antaranya adalah kitab Al Madkhal karya Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad yan menyebutkan kekagumannya atas kecerdasan dan kesigapan Al Habib Salim di bidang ilmu nasab dan sejarah.
 
- Dan masih banyak ulama lainnya yang mengakui keunggulan beliau dalam ilmu nasab.
 
7. Beberapa tokoh ulama Hadramaut menulis surat kepada beliau agar berkenan menuliskan secara terperinci untuk mereka nasab kelurga besar kabilah Hurmuz. Padahal di masa itu negeri Hadramaut penuh dengan para ulama-ulama besarnya.
 
Dari apa yang telah kami paparkan di atas, maka jelaslah bahwa Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan memenuhi kerietera sebagai seorang An Nassaabah atau Ahli Nasab.
 
=== Apakah Al Habib Salim seorang Al Muarrikh (Sejarawan)? ===
Apakah arti Al Muarrikh (Ahli Sejarah) dan kapan seseorang dianggap sebagai seorang Al Muarrikh (Ahli Sejarah)?. Dalam kitab Al I’laan Bi At Tawbikh karya Al Imam As Sakhowi hal 18 dijelaskan sebagaimana berikut ini:
 
التاريخ في الإصطلاح التعريف بالوقت الذي تضبط به الأحوال من مولد الرواة و الأئمة و وفاة و صحة و عقل و رحلة و حفظ و ضبط و توثيق و تجريح و ما أشبه هذا مما مرجعه الفحص عن أحوالهم في ابتدائهم و حالهم و استقبالهم و يلتحق به ما يتفق من الحوادث و الوقائع الجليلة من ظهور ملمة و تجديد فرض و خليفة و وزير و غزوة و ملحمة و حرب و فتح بلد و انتزاعه من متغلب عليه و انتقال دولة و ربما يتوسع فيه لبدء الخلق و قصص الأنبياء و غير ذلك من أمور الأمم الماضية و أحوال القيامة و مقدماتها مما سيأتي أو دونها كبناء جامع أو مدرسة أو قنطرة أو رصيف أو نحوها مما يعم الإنتفاع به مما هو شائع مشاهد أو خفي سماوي كجراد و كسوف و خسوف أو أراضي كزلزلة و خريق و سيل و طوفان و قحط و طاعون و موتان و غيرها من الآيات العظام و العجائب الجسام. و الحاصل أنه فن يبحث فيه عن وقائع الزمان من خيثية التعيين و التوقيق بل عما كان في العالم.
 
“Sejarah dalam pengertian ulama adalah kabar tentang waktu yang dengannya menjadi acuan berbagai macam keadaan baik itu kelahiran seseorang, wafatnya, sehat, sakit, perjalanan, hafalan, ketelitian, pengakuan, pencorengan nama baik, dan lain sebagainya yang mana kesemua itu berkaitan dengan penelitian keadaan seseorang atau keadaan suatu masa. Demikian juga merupakan bagian dari ilmu sejarah adalah kabar dan pencatatan segala kejadian besar dan kecil dari peperangan, pelantikan pemimpin dan menteri, pertempuran dan penaklukan, perpindahan kekuasaan dan lain sebagainya. Kabar tentang bangsa dan umat terdahulu, awal mula penciptaan, kisah para nabi dan bahkan tentang perkara yang akan datang seperti hari kiamat. Kabar tentang fenomena alam seperti gerhana matahari dan bulan, gempa dan kebakaran, banjir dan topan, wabah penyakit dan kematian masal, serta segala kejadian apapun di alam semesta ini. Ringkasnya adalah bahwa ilmu sejarah adalah bidang ilmu yang membahas tentang segala apa yang terjadi di alam semesta ini.”
 
Jika hal ini telah kita fahami maka marilah kita pelajari Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan apakah beliau patut diberikan gelar sebagai seorang Al Muarrikh (Ahli Sejarah)?
 
1. Dari sejarah kehidupan Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan kita akan dapati bahwa sepanjang hidupnya beliau juga sibuk di bidang ilmu sejarah.
 
2. Al Habib Salim semasa hidupnya banyak mengumpulkan dan mengkoleksi kitab-kitab yang jumlahnya ratusan tentang ilmu sejarah yang kesemuanya tersimpan dengan baik pada masanya di dalam perpustakaan besar beliau.
 
3. Tidak hanya mengkoleksi, namun beliau membacanya, menghafalnya dan menguasainya.
 
4. Lebih dari ratusan tokoh penting dunia Islam pada masa beliau yang beliau tuliskan biografi dan sejarah singkat hidupnya, dan secara khusus tokoh ulama Nusantara.
 
5. Dan beliau adalah salah satu orang yang memiliki andil sangat besar dalam memperkenalkan kepada ulama-ulama Timur Tengah tentang banyaknya tokoh-tokoh caliber ulama Nusantara melalui biografi-biografi mereka yang beliau tuliskan dalam karya-karyanya.
 
6. Beliau menulis kitab yang sangat banyak sekali tentang sejarah. Berikut ini adalah beberapa judul karya beliau dalam ilmu sejarah:
 
- العلم الشامخ في معجم المشايخ في 2 مجلد
 
- إعلام أهل الرسوخ بأنباء أعلام الشيوخ في 4 مجلدات
 
- سوابق الميدان في شيوخ ابن جندان في 4 مجلدات
 
- عدة اللفاظ بذيل على طبقات الحفاظ في 6 مجلدات
 
- إتحاف النبيل بأخبار من بجزائر الأرخبيل في 2 مجلد
 
- قطف الثمر في حياة الشيخ أبي بكر
 
- اللوامع البينات فيمن وفد على مولى عينات في 5 مجلدات
 
- إعلام البرايا بأعلام إندونسيا في 3 مجلدات
 
- نفحات العنبر في أعيان الثالث عشر في 4 مجلدات
 
- نقش التابوت في ذكر من حل من الصحابة بحضرموت
 
- ترجمة الإمام المهاجر
 
- ملوك العلويين في الشرق الأقصى في 2 مجلد
 
- تاريخ دخول الإسلام إلى جزائر إندونسيا
 
- حوادث ابن جندان في خمسين عاما
 
- Al ‘Alam Asy Syamikh 4 Jilid
 
- I’laam Ahli Ar Rusukh Bi Anbaa’I A’laam Asy Syuyukh 4 jilid
 
- Sawabiq Al Maydaan 4 Jilid
 
- Uddat Al Luffaadz 6 Jilid
 
- Ithaaf An Nabiil Bi Akhbaar Man Bi Jazair Al Arakhbiil 2 Jilid
 
- Qutf Ats Tsamar Fi Manaqib Asy Syeikh Abi Bakar
 
- Al Lawami’ Al Bayyinaat 5 Jilid
 
- I’laam Al Baraaya Bi A’laam Indunusia 3 jilid
 
- Nafahaat Al ‘Anbar Fi A’yaan Ats Tsalits ‘Asyar 4 jilid
 
- Naqsy At Taabuut
 
- Tarjamah Al Imam Al Muhajir
 
- Muluk Al Alawiyyin Fi Asy Syarqil Aqsha 2 jilid
 
- Tarikh Dukhul Islam Ila Jazair Indunusia
 
- Hawadits Ibn Jindan Fi Khamsin ‘Aam
 
 Kitab Al ‘Alam Asy Syamikh 4 Jilid, I’laam Ahli Ar Rusukh Bi Anbaa’I A’laam Asy Syuyukh 4 jilid, Sawabiq Al Maydaan 4 Jilid membahas tentang biografi dan sejarah guru-guru Al Habib Salim yang jumlahnya ratusan yang tersebar di Indonesia secara khusus dan di berbagai penjuru dunia.
 
 Kitab Ithaaf An Nabiil Bi Akhbaar Man Bi Jazair Al Arakhbiil 2 Jilid, I’laam Al Baraaya Bi A’laam Indunusia 3 jilid, Muluk Al Alawiyyin Fi Asy Syarqil Aqsha 2 jilid, Tarikh Dukhul Islam Ila Jazair Indunusia, membahas tentang sejarah masuknya Islam di Nusantara dan tentang kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara serta tentang sejarah dan biografi tokoh-tokoh Nusantara.
 
 Kitab Qutf Ats Tsamar Fi Manaqib Asy Syeikh Abi Bakar, Al Lawami’ Al Bayyinaat 5 Jilid membahas tentang sejarah kehidupan Asy Syeikh Abu bakar bin Salim dengan penjelasan yang sangat luas sekali.
 
 Kitab Nafahaat Al ‘Anbar Fi A’yaan Ats Tsalits ‘Asyar 4 jilid, membahas tentang sejarah dan biografi para ulama Islam yang hidup pada abad ke 13 Hijriyah.
 
 Kitab Naqsy At Taabuut membahas tentang sejarah para sahabat Nabi yang pernah masuk ke negeri Hadramaut.
 
 Kitab Tarjamah Al Imam Al Muhajir membahas tuntas tentang biografi dan sejarah kehidupan Al Imam Ahmad bin Isa Al Muhajir.
 
 Kitab Hawadits Ibn Jindan Fi Khamsin ‘Aam membahas tentang sejarah hidup Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, dan ini adalah karya beliau sendiri yang mebahas tentang hidup beliau.
 
7. Al Habib Salim banyak melakukan perjalanan demi untuk meneliti dan mengumpulkan manuskrip dan lembaran-lembaran tua sejarah Islam di Nusantara. Bahkan dalam penelitian sejarah beliau hingga berangkat ke Filipina, Bali, Lombok dan berbagai penjuru jauh lainnya. Beliau seringkali melakukan kunjungan ke keraton-keraton dan kesultanan untuk penelitian sejarah. Di antaranya kesultanan Cirebon, kesultanan Banten, dan lain sebagainya. Dan di antara pernyataan yang beliau sampaikan kepada para ulama zamannya seperti Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad Mufti Johor yang juga menyetujui pernyataan Al Habib Salim bahwa para penjajah telah melakukan perubahan-perubahan dan manipulasi sejarah Islam di Nusantara bahkan telah memalsukan banyak manuskrip tua sejarah Islam di Nusantara.
 
8. Para ulama besar secara umum dan para ahli sejarah di zamannya mengakui keunggulan beliau di bidang ilmu sejarah, hingga mereka memberikan gelar Al Muarrikh kepadanya sebagai bentuk pengakuan dan kekaguman. Di antara para ulama besar yang memberikan gelar tersebut kepadanya adalah:
 
- Al ‘Allamah As Sayyid Muhamad Dhiya’ bin Syahab ketika menulis kitabnya yang berjudul Al Imam Al Muhajir Ahmad bin Isa beliau meminta untuk berjumpa dengan Al Habib Salim bin Jindan demi untuk menggali maklumat dan informasi dari beliau sebagaimana yang telah disampaikan kepada saya oleh KH. Muhammad Syukur Ya’qub.
 
- Al ‘Allamah As Sayyid Muhamad Dhiya’ bin Syahab juga menulis dalam kitabnya Ta’liqot ‘Ala Syams Adz Dzahirah hal 298 mengatakan, “Al Habib Salim bin Jindan adalah seorang Khatib dan orator ulung di acara-acara besar, dan jika berbicara maka bagaikan air yang mengalir, kuat hafalannya, sangat cepat jawabannya, jika menyampaikan suatu hadits Nabi beliau bawakan sanad dan rantaian periwayatannya dengan lengkap dari beliau sampai kepada Nabi Muhammad, dan jika suatu kejadian sejarah maka beliau jelaskan secara teliti dan terperinci, dan jika menyebutkan nama seorang tokoh dalam sejarah maka beliau sebutkan nasab tokoh tersebut dengan terperinci dan lengkap. Dan yang mengagumkan adalah bahwa itu semua beliau sampaikan dari hafalannya.
 
- Bahkan Al Imam Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad Mufti Johor dalam karya-karya tulis beliau banyak menukil dan bertumpu kepada Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. Di antaranya adalah kitab Al Madkhal karya Al Habib Alwi bin Thahir Al Haddad yan menyebutkan kekagumannya atas kecerdasan dan kesigapan Al Habib Salim di bidang ilmu nasab dan sejarah.
 
- Dan masih banyak ulama lainnya yang mengakui keunggulan beliau dalam ilmu Sejarah.
 
Dari apa yang telah kami paparkan di atas, maka jelaslah bahwa Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan memenuhi keriteria sebagai seorang Al Muarrikh atau Ahli Sejarah.
 
 
== Kehidupannya Bermasyarakat ==
Al Habib Salim adalah orang yang sangat bermasyarakat. Beliau bergaul dengan semua kalangan masyarakat tanpa pandang bulu, ras, suku dan agama. Semua beliau perlakukan dengan pantas dan layak serta akhlak dan budi pekerti yang luhur. Tua dan muda, pejabat dan rakyat, Cina, Belanda dan Indonesia, muslim dan non muslim. Sering kali beliau duduk bersama tukang becak dan jika beliau sudah duduk bersama mereka, terkadang beliau hanya memakai celana panjang dan kaos merah sambil duduk di becak dan dipijat oleh beberapa mereka sedang yang lain berkumpul mendengarkan obrolan-obrolan santai beliau yang berisi dengan nasehat, kisah yang penuh pelajaran dan ucapan-ucapan beliau yang penuh kasih sayang kepada sekalian hamba Allah.
 
Mantan gubenur DKI Jakarta Ali Sadikin mengatakan kepada sepupu saya As Sayyid Salim bin Muhammad Solahuddin bin Jindan, "Saya heran dan kagum dengan Al Habib Salim bin Jindan, di atas mimbar dia menghabisi saya dengan ceramahnya yang sangat tegas, namun setelah turun dari mimbar di waktu jamuan makan dia memanggil saya untuk mengajak saya makan bersama, dan menyuguhkan saya makanan dan hidangan seakan tidak ada apapun diantara saya dengannya".
 
Guru kami Al Habib Abdurahman bin Syeikh Al Attas bercerita kepada saya, "Suatu malam Al Habib Salim memanggil saya dan mengajak saya menemaninya jalan. Maka saya memenuhi ajakan beliau. Saya mengenakan pakaian biasa saya, kemeja dan celana panjang sedangkan Al Habib Salim dengan Imamah, jubbah dan sorbannya. Kami berjalan di kegelapan malam ke pinggiran kota Jakarta. Ternyata Al Habib Salim mengajak saya ke tempat berkumpulnya orang-orang malam yang bermaksiat, ke tempat berkumpulnya para wanita penghibur. Ketika mereka melihat Al Habib Salim datang mereka ketakutan, namun Al Habib Salim memanggil mereka semua, memberikan kepada mereka nasehat yang penuh dengan kasih sayang. Kemudian beliau membagi-bagikan untuk mereka uang sambil mengatakan, "Ambil uang ini, kamu pulang beli mesin jahit dan bekerjalah yang halal serta jauhi kehidupan maksiat ini". Beliau melakukan hal ini setiap dua minggu sekali atau lebih atau kurang.
 
Al Habib Salim sangat menyukai para pemuda. Ketika beliau duduk bersama para ulama dan orang-orang besar, beliau bagaikan singa di tengah-tenga mereka. Namun ketika usai duduk di majelis bersama mereka, beliau langsung duduk bersama para pemuda, melepas imamah beliau dan bercanda gurau dengan mereka, berbicara dengan mereka hal-hal yang disukai oleh para pemuda. Semua masyarakat dari berbagai kalangan memiliki kenangan manis dengannya. Setiap kali saya masuk ke rumah seseorang yang memiliki hubungan dengan ilmu dan ketakwaan di JABODETABEK melainkan orang-orang tuanya mengatakan kepada saya bahwa Al Habib Salim pernah masuk ke rumah mereka, terkadang tidur dirumahnya, makan dirumahnya, bagaikan salah satu dari anggota keluarga. Mereka semua memiliki kenangan manis yang indah bersamanya. Hingga saat ini, saya tidak masuk ke rumah seorang yang memiliki hubungan dengan ulama dan salihin di kota manapun di Indonesia melainkan saya melihat foto Al Habib Salim menjadi pajangan di sudut rumah tersebut.
 
 
== Wafat Beliau ==
Kabar wafat Al Habib Salim sangat menyayat hati seluruh umat Islam di berbagai penjuru karena setiap orang dari berbagai kalangan memiliki kenangan manis dengannya. Sepanjang jalan raya dari Kampung Melayu hingga Condet dipenuhi oleh lebih dari setengah juga umat Islam yang berdesakan mengantar jenazah beliau. Sampai terlalu penuhnya para pelayat hingga seakan kurung batang jenazah berjalan mengalir di atas kepala para pelayat.
 
Beliau wafat pada malam senin 16 Rabiul Awwal 1389 Hijriyah bertepatan dengan 1 Juni 1969 Masehi. Guru kami Alm. Al Habib Abdul Qodir bin Muhammad Al Haddad mengatakan bahwa beliau wafat pada musim perayaan maulid Nabi sehingga sungguh perayaan-perayaan maulid nabi menjadi perayaan yang penuh air mata saat itu karena kehilangan Al Habib Salim yang merupakan Khatibul Ummah. Para penceramah saat itu hanya menangis di mimbar-mimbar maulid atas kehilangan Al Habib Salim. Saat-saat itu lebih dikenal dengan tahun kesedihan bagi kota Jakarta dan Indonesia.
 
 
== Penutup ==
Para pembaca yang budiman, setelah semua apa yang kami paparkan maka sungguh Nusantara secara umum dan Indonesia secara khusus sangatlah kaya dengan tokoh-tokoh hebat berkelas dunia. Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan adalah salah satu dari sekian banyak tokoh tersebut. Dan sehebat apapun, Al Habib Salim bin Ahmad bin Jindan tetaplah manusia biasa, yang punya kelebihan dan kekurangan. Namun beliau telah mengukir dengan tinta emas di atas kanvas sutera, suatu sejarah besar akan dirinya dengan segala lika-likunya, dengan segala suka dan dukanya, dengan segala kekurangan dan kelebihannya untuk disaksikan oleh generasi selanjutnya khususnya anak keturunan, sahabat, murid, pecinta dan seluruh umat Islam.
 
Tujuan utama dari apa yang kami paparkan dan jelaskan agar seluruh umat Islam berbangga dengan kekayaan yang dimilikinya. Agar menjadikannya sebagai panutan dan motivasi. Agar selalu harum sebutan beliau dan para ulama terus semerbak di alam raya ini dan agar kisah sejarah mereka terus abadi selamanya diceritakan turun temurun sebagai sejarah indah bangsa Indonesia dan umat Islam.
 
Mudah-mudahan Allah memberikan manfaat besar dalam tulisan singkat ini. Dan Allah kumpulkan kita semua di surga bersama beliau dan para kekasih-kekasih Allah.
 
و صلى الله على سيدنا محمد و على آله و صحبه و سلم سبحان ربك رب العزة عما يصفون و سلام على المرسلين و الحمد لله رب العالمين.
 
Hamba yang lemah,
Asy Syariif Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan Al Alawi Al Husaini
Al Fachriyah, Senin 24 Rajab 1437 H/ 2 Mei 2016
 
== Catatan kaki ==