Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
IITBC (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan aplikasi seluler
BonadityaBot (bicara | kontrib)
k Bot: Tata ulang
Baris 1:
<!-- Uji coba dilakukan di baris di bawah ini -->
'''Tokoh Penyiaran
== Teks judul ==
Nurwahidah'''
 
 
'''''Nurwahidah''''' adalah pria kelahiran Ternate (Maluku Utara), 21 Juli 1974. Masa kecilnya dihabiskan di Kota Ternate.
 
====Kisah Pendidikan====
sebuah kota kecil di kaki [[Gunung Gamalama]]. Meski beragama [[Islam]], [[pendidikan]] dasarnya dijalani di sekolah Katolik. Ini jualah yang membuat dia begitu toleran dalam hubungan lintas agama. Masa kecilnya dihabiskan bersama orang tua dan keluarganya di [[Ternate]]. Ayahnya, Haji Anang Urief, seorang wartawan senior, dan ibunya seorang pegawai rendahan di pemerintah Kabupaten Maluku Utara ketika itu. Keluarganya adalah keluarga jurnalis. Kakak sulungnya, Nanang Muhammad Adrany adalah reporter RRI Ternate sejak tahun 1980-an. Kakaknya yang lain, Nyong Ade Zarkasy adalah wartawan di LKBN Antara, kantor berita milik pemerintah Indonesia. Ia menikahi Muhani Marwa, putri asal Banda Neira (kawasan Kepulauan Maluku), dan tahun 2002 dikaruniai seorang putri yang diberi nama Galuh Nurul Anisyah Iryanti.
Sejak masih duduk di bangku [[SMA]], ia sudah banyak terlibat dalam penulisan berita, membantu ayahnya di koran lokal. Tahun 1993, ketika baru mengenyam kuliah di FISIP Universitas Pattimura di [[Ambon]], ia benar-benar terjun ke dunia jurnalistik, menjadi wartawan di Harian Pagi Suara [[Maluku|Ambon]], sebuah koran anak perusahaan Jawa Pos. Profesi ini digelutinya hingga konflik horisontal melanda Kota Ambon tahun 1999, yang memaksanya untuk pulang ke kampungnya di Ternate.
Karir di bidang penyiaran juga dimulai saat masih kelas 3 SMA. Di usia yang relatif masih sangat muda ia telah menjadi announcer di Radio Delta Sigma FM di Ternate. Ketika pindah ke Ambon, selain menjadi jurnalis ia juga berpindah-pindah bekerja sebagai penyiar lepas di sejumlah radio swasta. Saat Ambon bergejolak karena konflik komunal, ia pulang ke Ternate dan menjadi Direktur Operasi Radio Istana Bahana Swara FM. Namun hanya setahun, ia kemudian melanjutkan studinya ke Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Di kota ini ia kembali bekerja sebagai reporter di Radio Smart FM Banjarmasin. Di sinilah ia mengkolaborasi dua bakat istimewa yang ia miliki, penyiaran dan jurnalistik.
Tahun 2001, usai kuliah, ia kembali ke Ternate dan sempat bekerja sebagai News Manager di Radio Hikmah FM Ternate. Hanya beberapa bulan ia akhirnya bergabung dengan CARDI (Consortium for Assistance to Refugees and the Displaced in Indonesia), sebuah lembaga nirlaba internasional yang bekerja untuk membantu pengungsi korban konflik di Maluku Utara. CARDI sendiri sesungguhnya adalah gabungan dari LSM dari 4 negara: Norwegian Refugees Council (Norwegia), Danish Refugees Council (Denmark), Internasional Rescue Commitee (Amerika) dan Stichting Vlugteling (Belanda). Di CARDI, ia bekerja sebagai project officer untuk berbagai program kemasyarakatan, pemberdayaan, rekonstruksi dan pembinaan pemuda. Sebagai orang penyiaran, ia menyelipkan paket siaran radio di setiap programnya. Alhasil, ratusan pemuda pengangguran berhasil dibina sebagai penyiar pemula dan pemain drama radio.
Tahun 2003 ia bergabung dengan Radio Master FM di Ternate dan dipercaya sebagai Program Manager. Sejak saat itu ia intens membangun penyiaran di Maluku Utara. Tahun 2005 untuk pertama kalinya ia membuat Program In-house Training, Pelatihan Calon Penyiar Radio tingkat Pemula. Kursus singkat penyiar radio tersebut ditanganinya seorang diri, dan pesertanya yang rata-rata anak muda dan pelajar bisa mengikutinya secara gratis. Di akhir program tersebut para peserta diberikan kesempatan untuk magang menjadi penyiar sungguhan di Radio Master FM. Kegiatan tersebut selanjutnya menjadi agenda tahunan. Sampai pertengahan tahun 2016 ia sudah melakukan kegiatan serupa hingga Angkatan ke-17, dengan jumlah output lebih dari 400 orang penyiar yang kini bertebaran di berbagai radio dan televisi di Indonesia, bahkan beberapa diantaranya memegang jabatan penting di instansi pemerintah maupun swasta.
Tahun 2011 ia terpilih menjadi Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Maluku Utara. Motivasi kuat untuk membangun dunia penyiaran menjadikan ia dipertahankan hingga tahun 2016. Selama menjabat Ketua KPID Maluku Utara, banyak terobosan berani yang dilakukannya, mulai dari memaksa radio dan televisi kabel tanpa izin untuk berproses izin atau tutup, hingga mengundang stasiun televisi nasional untuk berinvestasi di Maluku Utara. Banyak juga kebijakan tidak populer yang dia lakukan, sehingga tak jarang ia dicibir sejumlah pihak. Tindakan paling menonjol adalah ketika ia menghentikan operasional salah satu televisi kabel di Kota Ternate milik Ketua Komisi 1 DPRD Maluku Utara. Langkah ini oleh banyak kalangan dianggap sangat berani, mengingat Komisi 1 DPRD-lah yang memilih dan mengawasi kinerja KPID. Alhasil, pada pemilihan anggota KPID periode berikutnya, ia benar-benar gugur. Ia tidak dipilih lagi. Sementara 4 anggotanya melenggang mulus.
Sepak terjangnya di dunia penyiaran begitu panjang dan penuh pengorbanan. Di akhir masa jabatannya sebagai Ketua KPID Maluku Utara, ia ditawarkan jabatan oleh berbagai televisi dan radio. Tapi dia hanya memilih menjadi konsultan, tidak untuk satu dua lembaga penyiaran, tetapi untuk semua lembaga penyiaran di Provinsi Maluku Utara. Dan semua itu dilakukan tanpa biaya alias gratis. Tekadnya untuk mengabdikan diri bagi dunia penyiaran secara sukarela patut diapresiasi. Sejumlah praktisi penyiaran di Maluku Utara bahkan sempat berniat memberikan gelar "Bapak Penyiaran Maluku Utara" kepadanya, namun ia menolaknya.
Kini, aktifitas kesehariannya hanya sebagai dosen biasa di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. Mata kuliah yang diasuhnya pun nyaris tidak berhubungan dengan dunia jurnalistik dan penyiaran. Namun setiap hari dia masih setia meluangkan waktunya untuk ngopi bersama di stasiun radio, televisi atau televisi kabel di Kota Ternate. Komitmen dan kesetiaan yang luar biasa hingga akhir hayat.