Media dalam kampanye pemilihan presiden 2014: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menghapus kata kita
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 3:
 
=== Internet ===
[[Internet]] adalah sebuah sistem global yang terkoneksi melalui jaringan komputer menggunakan ''Internet Protocol'' (IP) untuk menghubungkan ribuan perangkat di seluruh dunia. Internet adalah jaringan dari jaringan yang terdiri dari ribuan jaringan pribadi, publik, akademik, bisnis, dan pemerintahan mulai dari lokal hingga cakupan global, terhubung melalui teknologi jaringan elektronik, nirkabel, dan optik. <ref> Straubhaar, J., LaRose, R. & Davenport R., (2011). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, 2011 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth. </ref>
 
=== Media Sosial ===
[[Media sosial|Media Sosial]] merupakan sebuah situs jaringan sosial yang menciptakan komunitas ''online'' dari pengguna Internet yang memungkinkan penggunanya menghilangkan batas waktu, jarak, dan perbedaan budaya. Media sosial dapat membuat penggunanya berinteraksi dengan pengguna lain yang sedang ''online'' dengan berbagi pendapat, pandangan, informasi, kesukaan, dan pengalaman. Pengguna dari media sosial menggunakan situs ini untuk berinteraksi dengan teman, anggota keluarga, kolega, maupun orang yang baru dikenalnya, situs ini pun dapat mengembangkan hubungan personal maupun hubungan profesional sesuai dengan kebutuhannya. <ref> Reynolds, G. 2007. Ethics in Information Technology. Second Edition. Course. </ref>
 
 
== Penguasaan Bisnis Media ==
Pada masa pemilihan calon presiden 2014, capres-cawapres yang memiliki bisnis media meningkatkan citranya dalam segala bentuk pemberitaan di media yang dimiliki masing-masing. Para pemimpin bisnis media itu pun juga mendirikan partai yang mendukung pencalonannya ke jenjang pemilihan calon presiden 2014. [[Surya Paloh]] dengan [[MetroTV|Metro TV]] dan Media Indonesia membentuk Partai Nasional Demokrat, Hari Tanoesudibjo dengan MNC Group, RCTI, dan Koran Seputar Indonesia membentuk Partai Hanura, serta Aburizal Bakrie dari Partai Golkar yang memiliki TV One. Capres-cawapres lain yang tidak memiliki media pada akhirnya berkoalisi dengan partai lain yang memiliki kedudukan media yang kuat. Partai PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi berkoalisi dengan Partai Nasdem demi mendukung pemberitaan Jokowi di media Metro TV dan Media Indonesia. Sedangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa didukung oleh media selain Metro TV yaitu TV One, RCTI, dan media MNC Group lainnya.[http://nasional.kompas.com/read/2014/06/13/1017100/Media.dalam.Kontestasi.Politik.2014] Pemimpin politik dan penguasaan media ini membawa pada sebuah media yang cenderung tidak netral pada masa itu. Media televisi dan surat kabar terbagi menjadi dua kubu besar dan keberpihakan dapat terlihat pada setiap pemberitaan terutama yang berkaitan dengan pemilihan calon presiden 2014, kampanye pemilihan presiden 2014, hingga proses voting penentuan presiden 2014.[http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/05/140527_kpi_independensi_mediatv_pilpres]
 
=== Hegemoni ===
Baris 16:
 
=== Netralitas Media ===
Netralitas media adalah ketidakberpihakan media kepada salah satu pihak. Sesuai dengan kode etik jurnalistik yang sudah disebutkan di atas, media seharusnya tidak terikat dengan kepentingan apa pun. Netralitas media ini berhubungan dengan aturan kesamaan kesempatan yang terdapat dalam Communication Act No. 315 yang berisi tentang kesamaan kesempatan yang dimiliki kandidat dalam berkampanye di berbagai media penyiaran selama masa kampanye politik Jika sebuah media memberikan plot waktu 1 menit bagi 1 kandidat, maka media itu pun harus memberikan plot waktu yang sama bagi kandidat lainnya. <ref>Dominick, J. R. (2008). The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age, Tenth Edition, McGraw-Hill, International Edition.</ref>
 
 
Baris 61:
Etika personal dapat dilakukan dengan Proses Pendekatan Etika Potter Box yaitu sebuah proses pendekatan yang dilakukan untuk menentukan tindakan etis, dikembangkan oleh seorang Profesor dari Harvard bernama Ralph Potter. Proses ini terdiri dari empat tahap model yang di setiap tahapnya akan membantu menjelaskan sebuah aspek dari permasalahan etis dengan mudah. Potter merepresentasikan tahap-tahap tersebut dalam empat kuadran pada sebuah kotak (Straubhaar, LaRose, Davenport, 2011).
 
* Menjelaskan situasi
* Mengidentifikasi nilai-nilai
* Prinsip-prinsip hikmah yang berharga
* Prinsip-prinsip kepatuhan untuk kebaikan
 
 
Baris 94:
{{reflist}}
 
== Pranala Luar ==
* [http://www.theindonesianinstitute.com/kampanye-hitam-jelang-pilpres-2014-rugikan-masyarakat/ Kampanye Hitam Jelang Pilpres 2014 Rugikan Masyarakat]
* [http://www.solopos.com/2014/05/03/pilpres-2014-inilah-perang-jokowi-vs-prabowo-di-media-sosial-505618 Inilah Perang Jokowi vs Prabowo di Media Sosial]
* [http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/05/140522_kampanye_hitam_pilpres Kampanye Hitam Pilpres Pengaruhi Pemilih]
* [http://www.voaindonesia.com/content/perang-pencitraan-di-media-sosial-jelang-pemilu-2014-/1857329.html Perang Pencitraan di Media Sosial Jelang Pemilu 2014]
* [http://www.jpnn.com/read/2014/06/28/242960/Inilah-33-Laporan-Dugaan-Pelanggaran-Masa-Kampanye-Pilpres-2014- Inilah 33 Laporan Dugaan Pelanggaran Masa Kampanye Pilpres 2014]
* [http://nasional.kompas.com/read/2014/06/13/1017100/Media.dalam.Kontestasi.Politik.2014. Media Dalam Kontestasi Politik 2014]
* [http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/05/140527_kpi_independensi_mediatv_pilpres KPI Soroti Pemihakan Televisi dalam Pilpres]
* [http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2014/03/02/254172/Parsialitas-Media-Ancaman-bagi-Pemilu-yang-Jurdil- Parsialitas Media Ancaman bagi Pemilu yang Jurdil]
 
[[Kategori:Media]]