Abang None Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-ibukota +ibu kota)
Baris 24:
== Sejarah ==
Sejarah Abang None Jakarta bermula dari ingin mencari sosok yang bisa menjadi identitas dari Jakarta, maka di selenggarakanlah Pemilihan None Jakarta (belum ada pemilihan kategori Abang) yang diprakarsai oleh [[Usmar Ismail]].
Gubernur DKI Jakarta kala itu, [[Ali Sadikin]], melakukan pembenahan terhadap tata kota, dan Jakarta bertransformasi dari The Big Village menjadi Kota Metropolitan. Tidak hanya cukup pembangunan fisik, Ali juga melakukan pembangunan budaya. Dia menyadari ketika pertama kali memerintah pada 1966 penduduk Jakarta masih 3,4 juta jiwa dan dari jumlah itu sekitar 78 persen adalah pendatang. Karena Jakarta adalah ibukotaibu kota negara maka di tempat ini harus bisa diwujudkan seni budaya seluruh Indonesia. Oleh karena itu Pemeirntah DKI Jakarta membentuk BKS (Badan Kerjasama Seni dan Budaya). Dibentuk juga Dewan Kesenian Jakarta. Bersamaan dengan dibangunnya [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) pada 1968.
 
Kontes None Jakarta Pertama diadakan bertepatan dengan HUT Jakarta ke 441 pada 22 Juni 1968 di [[Miraca Sky Club]], [[Sarinah]]. Sebanyak 36 peserta dan terpilih [[Reziani Malik]] sebagai [[None Jakarta 1968]]. Hadiah berupa piala dari PT Arafat, tiket ke [[Paris]] dan seperangkat peralatan minum teh. Selain Reziani, terdapat dua nama gadis yang kelak mencuat namanya, yaitu [[Connie Sutedja]] (Pemenang ketiga) dan [[Dewi Motik]] (Pemenang Harapan).