Orang Amori: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Bangsa Amori''' ({{IPAc-en|ˈ|æ|m|ə|ˌ|r|aɪ|t|s}}; Bahasa Sumeria 𒈥𒌅 ''MAR.TU''; Bahasa Akkadia ''Tidnum'' atau ''Amurrūm''; Bahasa Mesir ''Am...' |
|||
Baris 10:
==Sejarah==
Dalam naskah-naskah ber[[bahasa Sumeria]] terawal, semua negeri di seberang Sungai Efrat, termasuk kawasan Levant sekarang ini, dikenal sebagai "tanah {{smallcaps|mar.tu}} (orang Amori)". Kata ini muncul dalam ''[[Enmerkar dan Penguasa Aratta]]'', yang menggambarkan negeri itu di zaman [[Enmerkar]] sebagai salah satu di antara negeri-negeri yang dihuni oleh orang-orang berbahasa lain. Naskah lain yang dikenal sebagai ''Lugalbanda dan burung Anzud'' meriwayatkan bahwa pada tahun ke-50 pemerintahan Enmerkar, orang-orang Martu muncul di [[Sumer]] dan [[Akkad]] (Mesopotamia selatan), sehingga perlu dibangun sebuah tembok untuk melindungi [[Uruk]].
Bangsa Amori sesekali muncul dalam lempeng-lempeng tanah liat peninggalan Kerajaan [[Ebla]] yang ber[[Rumpun bahasa Semit timur|bahasa Semit Timur]], berasal dari 2500 SM sampai kehancuran kota itu [[circa|ca.]] 2250 SM: dari sudut pandang bangsa Ebla, orang Amori adalah sekelompok masyarakat pedesaan yang mendiami lembah sempit di daerah hulu dan tengah Sungai Efrat di utara Suriah.<ref>Giorgio Bucellati, "Ebla and the Amorites", ''Eblaitica'' '''3''' (1992):83-104.</ref> Bagi raja-raja [[Kekaisaran Akkadia|Akkadia]] di Mesopotamia tengah, {{smallcaps|Mar.tu}} adalah salah satu dari "Empat Pemukiman" di sekitar Kota Akkad, tiga pemukiman lainnya adalah [[Subartu]]/[[Assur]], [[Sumer]], dan [[Elam]]. [[Naram-Sin dari Akkad]] mencatat tentang kemenangan dalam perang melawan orang {{smallcaps|Mar.tu}} di utara Syria sekitar 2240 SM, demikian pula dengan penggantinya, [[Shar-Kali-Sharri]].
Menjelang hari-hari terakhir kekuasaan Wangsa Ketiga Ur, arus kedatangan orang-orang Amori telah menjadi ancaman besar sehingga raja-raja seperti [[Shu-Sin]] terdesak untuk membangun tembok sepanjang {{convert|170|mi}} dari [[Sungai Tigris]] dampai ke [[Sungai Efrat]] untuk menghadang mereka.<ref>William H. Stiebing Jr. ''Ancient Near Eastern History And Culture'' Longman: New York, 2003: 79</ref> Orang Amori tampak seperti puak-puak pengembara yang dipimpin oleh kepala-kepala suku yang kejam, yang nekad menerobosi wilayah-wilayah yang mereka perlukan bagi penggembalaan ternak-ternak mereka. Beberapa peninggalan tertulis Akkadia dari zaman ini memuar perkataan-perkataan yang meremehkan orang-orang Amori, dan menyiratkan bahwa penduduk [[Mesopotamia]] yang berbahasa Akkadia dan Sumeria menganggap cara hidup mereka yang nomaden dan primitif itu menjijikkan dan nista, misalnya:
{{quote|Orang MAR.TU yang tidak mengenal biji-bijian... Orang MAR.TU yang tidak mengenal rumah apalagi kota, orang-orang kampungan dari pegunungan... Orang MAR.TU yang menggali-gali umbi jamur... yang tidak menekuk lutut (untuk menggarap lahan), yang makan daging mentah, yang tidak berumah seumur hidupnya, yang matinya tidak dikubur[.]<ref>Chiera 1934: 58 and 112</ref>}}
"Mereka telah mengolah gandum dan ''gú-nunuz'' (biji-bijian) menjadi penganan, tetapi orang Amori akan memakannya tanpa tahu dari apa penganan itu terbuat!"<ref>Chiera 1934: 3</ref>
Seiring runtuhnya tata pemerintahan terpusat Wangsa Ketiga, daerah-daerah bagian seperti Asyur di utara dan negara-negara kota di selatan seperti Isin, Larsa dan Esynunna, kembali memerdekakan diri. Hal yang sama juga terjadi di wilayah-wilayah Mesopotamia selatan yang dihuni orang Amori. Di tempat lain, bala tentara [[Elam]] dari Iran selatan menyerang dan memperlemah kekaisaran itu, menjadikannya rentan terhadap serangan.
Banyak kepala suku Amori di Mesopotamia selatan lekas-lekas memanfaatkan kejatuhan kekaisaran itu untuk merampas kekuasaan bagi diri mereka sendiri. Tidak ada invasi bangsa Amori atas Mesopotamia selatan, akan tetapi bangsa Amori memang berhasil mendapatkan kekuasaan di banyak tempat, terutama pada masa pemerintahan raja terakhir Kekaisaran Sumeria Baru, [[Ibbi-Sin]]. Pemimpin-pemimpin dengan nama khas Amori memegang kekuasaan di banyak tempat, menggeser posisi para pemimpin pribumi Akkadia, termasuk di Isin, Esynunna dan Larsa. [[Babel]], yang sampai saat itu masih kecil, dan dari segi politik serta militer tidaklah berarti, ditingkatkan statusnya menjadi sebuah negara kota kecil yang merdeka di bawah pimpinan [[Sumu-abum]] pada 1894 SM.
===Negara-negara kota orang Amori===
{{col-begin}}
{{col-break}}
Di Levant:
*[[Kerajaan Amurru]]
*[[Yamhad]]
*[[Qatna]]
*[[Ebla#Kerajaan ketiga|Wangsa Ketiga Ebla]]
{{col-break}}
Di Mesopotamia:
*[[Dinasti Babilonia Pertama|Wangsa Pertama Babilonia]]
*[[Mari, Suriah#Wangsa Lim|Wangsa Lim di Mari]]
*[[Apum]]
*[[Kurda]]
*[[Andarig]]
*[[Tell Taban|Ṭābetu]]
{{col-end}}
==Bangsa Amori dalam Alkitab==
[[File:Gustave Doré - Destruction of the Army of the Amorites.jpg|thumb|right|220px|''Penghancuran Bala Tentara Amori'' by [[Gustave Doré]].]]
Kata Amori digunakan dalam [[Alkitab]] merujuk pada para pendaki dari dataran tinggi yang mendiami tanah [[Kanaan]], yang dalam [[Kitab Kejadian|Kejadian]] 10:16 disebut sebagai keturunan [[Kanaan (tokoh Alkitab)|Kanaan]] bin [[Ham (tokoh Alkitab)|Ham]]. Mereka digambarkan sebagai orang-orang perkasa berbadan besar "yang tingginya seperti tinggi pohon aras," (Amos 2:9) yang mendiami tanah di sebelah timur dan sebelah barat [[Sungai Yordan]]. Tinggi badan dan kekuatan orang Amori yang digambarkan dalam Amos 2:9 telah membuat beberapa cendekiawan Kristen, termasuk Orville J. Nave, yang menulis buku klasik ''[[Nave's Topical Bible]]'', menjuluki orang Amori sebagai "raksasa."<ref>[http://www.biblestudytools.com/concordances/naves-topical-bible/amorites.html Nave's Topical Bible: Amorites], Nave, Orville J., Retrieved:2013-03-14</ref>
Raja orang Amori, [[Og]], digambarkan sebagai "yang tinggal hidup dari sisa-sisa orang [[Refaim]]" ([[Kitab Ulangan|Ulangan]] 3:11). Agaknya kata Amori dan Kanaan agaknya digunakan bergantian untuk maksud yang kurang lebih sama, Kanaan diginakan dalam arti yang lebih umum sementara Amori lebih spesifik digunakan untuk menyebut salah satu puak bangsa Kanaan yang mendiami negeri itu.
Bangsa Amori dalam Alkitab tampaknya mula-mula mendiami wilayah yang terbentang mulai dari dataran tinggi di sebelah barat [[Laut Mati]] (Kejadian 14:7) sampai ke [[Hebron]] (Ulangan 3:8; 4:46–48), meliputi "seluruh [[Gilead]] dan seluruh [[Basan]]" (Ulangan 3:10), dengan [[Lembah Sungai Yordan]] di timur sungai itu (Ulangan 4:49), yakni daerah kekuasaan "dua raja orang Amori," [[Sihon]] dan Og (Ulangan 31:4; [[Kitab Yosua|Yosua]] 2:10; 9:10). Baik Sihon maupun Og masing-masing berdiri sendiri. Orang-orang Amori ini tampaknya dikaitkan dengan kawasan [[Yerusalem]], dan orang [[Yebus]] mungkin salah satu golongan dari orang Amori (Yehezkiel 16:3). Lereng selatan pegunungan [[Yudea]] disebut pula "pegunungan orang Amori" (Ulangan 1:7, 19, 20).
Lima raja orang Amori pertama-tama dikalahkan dalam pembantaian besar-besaran oleh [[Yosua]] (Yosua 10:10). Selanjutnya lebih banyak lagi raja-raja orang Amori yang dikalahkan di dekat mata air [[Meiron|Merom]] oleh Yosua (Yosua 11:7-8). Diriwayatkan pula bahwa pada masa hidup [[Samuel]], ada damai di antara mereka dan orang Israel (1 Samuel 7:14). Orang [[Gibeon]] disebut sebagai keturunan mereka, yakni segolongan orang Amori yang mengikat perjanjian dengan orang Ibrani; kelak ketika Saul melanggar perjanjian itu dan membunuh beberapa orang Gibeon, Tuhan menjatuhkan bencana kelaparan ke atas Israel.
==Referensi==
|