Yenny Wahid: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Karir: minor cosmetic change |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Karir +Karier); perubahan kosmetika |
||
Baris 25:
== Pendidikan ==
Seperti halnya ayahnya, [[Gus Dur]], ia terlahir dalam lingkungan keluarga [[NU]]. Pola pikirnya pun tidak jauh dengan ayahnya yang lebih mengedepankan [[Islam]] yang moderat, menghargai ''pluralisme'' dan pembawa [[damai]].
Setamat dari SMA Negeri 28 Jakarta tahun 1992, Yenny sempat menempuh studi Psikologi di [[Universitas Indonesia]]. Atas saran ayahnya, Yenny sebelum memutuskan keluar dari [[Universitas Indonesia]] dan menekuni studi Jurusan Visual di [[Universitas Trisakti]]. Ia melanjutkan studi administrasi publik di [[Universitas Harvard|Universitas Harvard, Boston.]]
==
Selepas mendapat gelar sarjana desain dan komunikasi visual dari Universitas [[Trisakti]], Yenny memutuskan untuk menjadi wartawan.Sebelum terjun secara khusus mendampingi ayahnya, Yenny bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh. Ia menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999. Saat itu, meski banyak reporter keluar dari Timor Timur<ref>{{cite book|last = Barton|first = Greg|authorlink =|coauthors =|title = Biografi Gus Dur The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid|publisher = LKiS|date = 2003|location = Yogyakarta|pages = 347|url =|doi =|id = |isbn = 979-3381-25-6 }}</ref>, Yenny tetap bertahan dan melakukan tugasnya. Ia sempat kembali ke Jakarta setelah mendapat perlakuan kasar dari milisi, namun seminggu kemudian ia kembali ke sana. Liputannya mengenai Timor Timur pasca referendum mendapatkan anugrah Walkley Award.<ref>[http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/y/yenny-wahid/biografi/index.shtml Yenny Wahid's Biography]</ref>
|