Eka Santosa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Update riwayat Organisasi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier); perubahan kosmetika
Baris 19:
Eka yang beristrikan mojang Tasikmalaya, Hj. Rina Ningsih, keponakan KH Ilyas Rukyat pemilik Ponpes Cipasung Tasikalaya. Dari pernikahannya itu, ia mempunyai dua orang anak.
 
== Riwayat Pendidikan ==
 
* SDN Sukaraja ll Kab. Tasikmalaya, lulus 1972
Baris 27:
* Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Politik UNPAD 2005 - sekarang
 
== Riwayat Organisasi ==
 
* 1977 Ketua OSIS SMAN 1 Banjar Kab. Ciamis
Baris 41:
* 2008 – sekarang Ketua Bidang Hubungan Antar lembaga Taruna Merah Putih.
* 2010 – sekarang Ketua Forum Daerah Aliran Sungai Citarum
* 2010 – 2013 Sekertaris Jenderal BOTS (Baresan Olot Tatar Sunda)
* 2012 – 2017 Ketua Harian IKA UNPAD
* 2013 – 2015 Ketua DPW Partai NasDem Jabar
* 2015 - sekarang Ketua Umum Gerakan Hejo
 
== Riwayat Pekerjaan ==
 
* 1985 – 1989 Pimpinan Cabang PT Cita Gelora (Peralatan Telekomunikasi)
Baris 56:
* 2004 – 2009 DPRI – Komisi ll
 
== Tanda Penghargaan ==
 
* 1986 Direktur Jenderal Sekretariat Nasional – ASEAN DEPLU RI.
Baris 75:
 
{{lifetime|1959||Santosa, Eka}}
 
[[Kategori:Tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]
[[Kategori:Anggota DPR]]
[[Kategori:Alumni Universitas Padjadjaran]]
<!--
Dari "Garis Tangan"
Baris 89 ⟶ 85:
.”Inilah garis tangan itu. Seumur-umur tak terbayangkan satu kali pun menginjak gedung DPRD Jabar. Tentu kita harus mensyukurinya dan menjaga amanah ini sebaik-baiknya”.
 
Menurut banyak kalangan, kiprah Eka berpolitik praktis sudah dimulai sejak masa kanak-kanaknya di kota Banjar dan Ciamis Jawa Barat pada era 1970-an. Lulusan SDN Sukaraja ll Kabupaten Tasikmalaya 1972, SMPN l Banjar (Kabupaten Ciamis) 1975, SMAN l Banjar (Kabupaten Ciamis) 1978, sarjana ilmu pemerintahan FISIP UNPAD 1986, serta mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Politik UNPAD 2005 hingga sekarang, masih tak “mempercayai dirinya” bisa berkarirberkarier politik di Jabar dan nasional hingga kini.
 
“Sejatinya, modal saya meraih karirkarier politik sederhana saja – jujur, lurus, pantang menyerah, ingat pada nasihat orang tua serta berpegang pada ajaran agama, tentunya”, kata Eka dalam beberapa kali kesempatan.
 
'''Orang Desa dan Disiplin'''
Baris 103 ⟶ 99:
'''Bung Karno sebagai Inspirator'''
Satu hal yang disadari Eka, betapa besarnya pengaruh ajaran Bung Karno pada era Orde Baru (Orba) yang kala itu sempat dilarang pemerintah, turut mewarnai “garis tangan” karirkarier politiknya. Diam-diam warisan koleksi buku-buku Soekarno milik ayahnya, “Dibawah Bendera Revolusi”, “Sarinah”, dan banyak lainnya, isinya ia lahap pada usia SMP.
 
Nilai perjuangan hidup Marhaenisme yang di jaman Orba sering disetarakan dengan ajaran Komunisme, Marxisme, dan Lenninisme, oleh Eka tegas dikatakan untuk pemerintahan masa Orba jelas-jelas sarat kekeliruan.
Baris 221 ⟶ 217:
 
-->
 
[[Kategori:Tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]
[[Kategori:Anggota DPR]]
[[Kategori:Alumni Universitas Padjadjaran]]