Sindrom TS: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 7:
TSS telah dihubungkan dengan pembedahan [[rinologi]] dan alat-alat [[medis]], dan dikaitkan dengan suatu [[eksotoksin]] berasal dari [[Staphylococcus aureus]] yang bersirkulasi dalam [[darah]] dan bersifat [[toksogenik]].{{fact}} Sebanyak 30% pasien yang menjalani pembedahan merupakan karier Staphylococcus aureus.{{fact}} Pengguna kokain, [[dekongestan topikal]], dan [[spray steroid]] memiliki tingkat karier yang lebih tinggi secara statistik dibandingkan mereka yang tidak menggunakannya.<ref name=a1>{{cite book|author = Gittelman PD, Jacob JB|title = Staphylococcus aureus Nasal Carriage in Patient with Rhinusinositis|edition = 7th ed. Part 1:733-6|publisher = Laryngoscope|year = 1991}}</ref>
==
TSST-1 merupakan turunan dari protein sebagai "[[pyrogenictoxin superaninen]]s"([[PTSAs]]).{{fact}} Turunan protein ini juga termasuk [[Staphylococcus enteretoxins]] (SPE) A-I, kecuali F dan [[Staphylococcus enteretoxins]] A-C dan F, melampaui aktifitas sejumlah sustansial T-sel. Namun, tidak seperti antibodi yang menstimulasi sel-sel T sesuai dengan apitope spesifik melalui berbagai macam region TCR, superantigen seperti TSST-1 berinteraksi dengan TCR tergantung pada haplotipe masing-masing.{{fact}} Aktivitas ini sangat berperan penting dalam pelepasan beberapa [[sitokin]], yang nantinya akan berperan dalam [[pathogenesis]] TSS.{{fact}}
==
Pada awal tahun 1980 dilaporkan kasus TSS non menstrual yang dihubungkan dengan berbagai macam prosedur operasi, misalnya pada rinoplasti, pemakaian tampon hidung dan kondisi kesehatan, misalnya pneumonia, influenza dan infeksi.{{fact}}▼
[[Hidung]] adalah tempat yang paling sering terjadi kolonisasi Staphylococcus aureus.{{fact}} Rusaknya barier mukosa meningkatkan risiko pada pasien yang rentan TSS. Pada keadaan normal secara fisiologis silia dan mukosa blanket yang intak melapisi jalan napas dan berperan dalam mekanisme [[mucocillary clearace]] sebagai pertahanan terhadap kontak dengan [[bakteri]].{{fact}}▼
TSS dilaporkan terjadi menyusul setelah serangan influenza dan penyakit menyerupai penyakit influenza dengan angka mortalitas yag cukup signifikan (43%). Pemakaian tampon hidung juga data mengakibatkan TSS (20%-40%) pada populasi dewasa.{{fact}}▼
Pengguna kokain, dekongestan topical, steroi sparay memiliki tingkat karier terhadap S. aureus lebih tinggi secara statistik dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya.<ref name=IssaNC_2001>{{cite book|author = Issa NC, Thompson RL|title= Staphylococcal toxic shock syndrome: Suspicion and prevention are keys to control|edition = 4th ed. page: 55-6, 59-62|publisher = Postgrad Med.|year = 2001}}</ref>▼
== Patogenesis ==
▲[[Hidung]] adalah tempat yang paling sering terjadi kolonisasi ''Staphylococcus aureus''.{{fact}} Rusaknya
Aksi langsung yang memperlambat, menghambat pergerakan silia dan mukosa blanket akan menyebabkan organisme menetap di saluran napas dan berkembangbiak pada mukosa yang stagnant.{{fact}} Kemungkinan keringnya mukosa blanket setelah trauma operasi dan kerusakan mukosa akan mengakibatkan tidak aktifnya mucocillary clearace dan merupakan tempat masuknya toksin bakteri.{{fact}}
Tindakan yang dapat meningkatkan risiko meliputi penggunaan alat-alat medis seperti tampon hidung dan [[septal splints]].{{fact}}
Baris 17 ⟶ 22:
<ref name= Turkington1998>{{cite book|author = Turkington Carol A|title = Infectious Disease A to Z|edition = 1th ed.|publisher = New York: Facts on File|year = 1998}}</ref><ref name= AbramAC1994>{{cite book|author = Abram A.C , Beman KT|title = Toxic Shock Syndrome After Functional Endonasa Sinus Surgery : An all or none phenomena|edition = 8th ed. part 1:927-931|publisher = Laryngoscope|year = 1994}}</ref><ref name= PerrySJ_2000>{{cite book|author = Perry SJ, Harwood AL|title = Toxic Shock Syndrome and Streptococcal Toxic Shock Syndrome.In:Emergency Medicine A Comprehensive Study Guide|edition = 5th ed. page:946-950|publisher = McGraw-Hill|year = 2000}}</ref> :
Sebanyak 90% kasus TSQ akibat menstruasi ([[TSSAM]]) adalah disebabkan oleh strain ''S. aureus'' yang menghasilkan TSST-1, sedangkan pada kasus TSS non menstruasi ([[TSSANM]]), TSST-1 hanya ditemukan pada kurang dari separuh kasus.{{fact}} [[Enterotoksin]] B
Aspek paling menarik dari [[patofisiologi]] adalah [[vasolidilatas]] masif dan perpindahan cepat serum dan cairan ruang intravaskular ke ekstravaskular.{{fact}}
Hipotensi disebabkan oleh :{{fact}}
Dibutuhan beberapa faktor untuk berkembang menjadi sindroma, yaitu:
==
TSS disebabkan oleh strain ''Stphylococcus aureus'' yang normalnya ditemukan pada hidung mulut, tangan dan kadang-kadang [[vagina]].{{fact}} Bakteri menghasilkan toksin yang meiliki karakteristik. Dalam jumlah yang cukup besar, toksin dapat masuk ke peredaran darah dan menyebabkan infeksi yang berpotensial menjadi fatal.<ref name= Turkington_1998>{{cite book|author = Turkington,Carol A|title = Infectious Disease A to Z|edition = 1th ed.|publisher = New York: Facts on File|year = 1998}}</ref><ref name= PerrySJ_2000>{{cite book|author = Perry SJ, Harwood AL|title = Toxic Shock Syndrome and Streptococcal Toxic Shock Syndrome.In:Emergency Medicine A Comprehensive Study Guide|edition = 5th ed. page:946-950|publisher = McGraw-Hill|year = 2000}}</ref>
<ref name= Cullen_2005>{{cite book|author = Cullen MM, Leopold DA MR|title = Nasal Emergencies.In: Emergencies of the Head and Neck|edition = 1th ed.page: 243-244|publisher = Mosby Inc|year = 2005}}</ref>
<ref name= Santos_1998>{{cite book|author = Santos PM, Lepore ML|title = Epitaxis.In: Head and Neck Surgey-Otolaryngology|edition = 2th ed.|publisher = Philadelphia:Lippincott-Raven Publ|year = 1998}}</ref>
Faktor predisposisi :{{fact}}
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
==
▲Pada awal tahun 1980 dilaporkan kasus TSS non menstrual yang dihubungkan dengan berbagai macam prosedur operasi, misalnya pada rinoplasti, pemakaian tampon hidung dan kondisi kesehatan, misalnya pneumonia, influenza dan infeksi.{{fact}}
▲TSS dilaporkan terjadi menyusul setelah serangan influenza dan penyakit menyerupai penyakit influenza dengan angka mortalitas yag cukup signifikan (43%). Pemakaian tampon hidung juga data mengakibatkan TSS (20%-40%) pada populasi dewasa.{{fact}}
▲Pengguna kokain, dekongestan topical, steroi sparay memiliki tingkat karier terhadap S. aureus lebih tinggi secara statistik dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya.<ref name=IssaNC_2001>{{cite book|author = Issa NC, Thompson RL|title= Staphylococcal toxic shock syndrome: Suspicion and prevention are keys to control|edition = 4th ed. page: 55-6, 59-62|publisher = Postgrad Med.|year = 2001}}</ref>
Waktu rata-rata yang dibutuhkan hingga timbulnya penyakit TSS pasca bedah adalah 2 hari.{{fact}} Kasus TSS minor ringan umumnya ditandai dengan demam, menggigil mialgia,nyeri adomen, sakit tenggorokan, mual, muntah dan diare. Kasus TSS major dapat terjadi secara akut disertai gangguan multisistem berbagai organ dan kelainan laboratorium.<ref name= PerrySJ_2000>{{cite book|author = Perry SJ, Harwood AL|title = Toxic Shock Syndrome and Streptococcal Toxic Shock Syndrome.In:Emergency Medicine A Comprehensive Study Guide|edition = 5th ed. page:946-950|publisher = McGraw-Hill|year = 2000}}</ref>
Demam lebih dari 102<sup>o</sup>F (38,9<sup>o</sup>C)▼
*
===Pemerisaan laboratorium===
▲A.Pemeriksaan fisis
▲Demam lebih dari 102<sup>o</sup>F (38,9<sup>o</sup>C)
▲* Hipotensi atau penurunan tekanan sistol sebesar 15mmHg. Stadium awal biasanya berlangsung sekitar 24-48 m, pasien akan mengalami disorientasi dan [[oligouri]].
▲* Udem wajah dan ekstremitas akibat kebocoran cairan intravaskuler ke dalam ruang interstitial.
▲* Kelemahan dn kaku otot
▲* Distensi abdomen
▲* 1/2 -3/4 penderita mengalami faringitis dan lidah kemerahan.
Menunjukkan
▲* [[Leukositosi]]
▲* [[Limfositopenia]]
▲* [[Anemia]] ringan
▲* Gangguan fungsi hati SGOT dan SGPT menigkat,[[Hiperbilirubinemia]]
▲* PTT meningkat, PT normal
▲* [[Azotemia]], mioglobiunia dan sedimen urin abnormal setelah terjadi gagal ginjal akut
▲* Gangguan elektroit
▲C.Radiologis:
▲Menunjukkan gambaranacute respiratory distress yndrome (ARDS) atau udem pru, dengan tanda [[soft tissue swelling]] pada lokasi infeksi.
▲[[Elektrokardigram]]:
TSS didiagnosis jika 4 gejala mayor dan paling sedikit 3 gejala minor
Baris 102 ⟶ 103:
# Myalgia, neri abdomen, ual/muntah dan diare
* Sindrom virus akut
Baris 111 ⟶ 112:
* Demam [[scarlet staphylococcus]]
▲E.Pengobatan
Pengobatan TSS tergantung derajatnya.{{fact}} Aspek pngobatan awal yang paling penting adlah penatalaksanaan syok sirkulasi segera.{{fact}} Pengawasan terus menerus atas denyut jantung, output urin, dan tekanan vena sentral.<ref name= Levin1985>{{cite book|author = Buchdahl R, Levin M, Wilkins B, Gould J, Jaffe P, Matthew DJ, Dillon MJ|title = Toxic shock syndrome|edition = 1th ed. page: 563–567|publisher = Arch Dis Child|year = 1985}}</ref><ref name= AbramAC1994>{{cite book|author = Abram A.C , Beman KT|title = Toxic Shock Syndrome After Functional Endonasa Sinus Surgery : An all or none phenomena|edition = 8th ed. part 1:927-931|publisher = Laryngoscope|year = 1994}}</ref><ref name= PerrySJ_2000>{{cite book|author = Perry SJ, Harwood AL|title = Toxic Shock Syndrome and Streptococcal Toxic Shock Syndrome.In:Emergency Medicine A Comprehensive Study Guide|edition = 5th ed. page:946-950|publisher = McGraw-Hill|year = 2000}}</ref><ref name= PerrySJ_2000>{{cite book|author = Perry SJ, Harwood AL|title = Toxic Shock Syndrome and Streptococcal Toxic Shock Syndrome.In:Emergency Medicine A Comprehensive Study Guide|edition = 5th ed. page:946-950|publisher = McGraw-Hill|year = 2000}}</ref>
▲# Perawatan ICU: Resusitasi cairan dan pemberian oksigen dilanjutkan.
* Resusitasi cairan▼
# Mungkin dapat diberikan infuse dopamine dengan dosis awal 5-20 mu/kgbb bila restriksi cairan gagal memulihkan tekanan normal.▼
# Terapi oksigen :▼
▲
* Untuk memaksimalkan oksigenisasi jaringan
* Untuk mengoreksi hipksia dan atau asidosis
Baris 138 ⟶ 131:
* Fokus infeksi cepat dicari dan diobati segera.
*
==Prognosis<ref name= Turkington1998>{{cite book|author = Turkington Carol A|title = Infectious Disease A to Z|edition = 1th ed.|publisher = New York: Facts on File|year = 1998}}</ref><ref name= AbramAC1994>{{cite book|author = Abram A.C , Beman KT|title = Toxic Shock Syndrome After Functional Endonasa Sinus Surgery : An all or none phenomena|edition = 8th ed. part 1:927-931|publisher = Laryngoscope|year = 1994}}</ref>==▼
▲* Amoksisilin dengan beta laktamase seperti : klavulanat atau sulbaktam 1-2 gram, tiap 4 jam ; bila alergi terhadap penilsilin dapat diberi vankomisin atau klindamisin, 600-900 mg IV per 8 jam atau eritromisin 1 gram tiap 6 jam selama 3 hari dilanjutkan dengan diklosasilin oral atau klindamisn oral pada penderita alergi penisilin selama 10-14 hari.
▲* Metilprednisolon dan immunoglobulin intravena.
▲Prognosis<ref name= Turkington1998>{{cite book|author = Turkington Carol A|title = Infectious Disease A to Z|edition = 1th ed.|publisher = New York: Facts on File|year = 1998}}</ref><ref name= AbramAC1994>{{cite book|author = Abram A.C , Beman KT|title = Toxic Shock Syndrome After Functional Endonasa Sinus Surgery : An all or none phenomena|edition = 8th ed. part 1:927-931|publisher = Laryngoscope|year = 1994}}</ref>
▲# Prognsisi sangat dipengaruhi oleh lamanya syok, gangguan organ sekunder, kecepatan pendeteksi dan intervensi medis yang serius.
==
{{reflist}}
|