Teknik industri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dennis Vicarth (bicara | kontrib)
menggabungkan
satukan sejarah
Baris 2:
 
==Sejarah==
=== Di dunia ===
{{sect-stub}}
[[Berkas:Maquina vapor Watt ETSIIM.jpg|thumb|200px|Pada masa revolusi industri, James Hargreaves menemukan mesin pintal.]]
Teknik industri lahir sejak zaman Pra [[Yunani]] kuno<ref name="sejarah teknik">{{en}} Zandin. K.B. Maynard's Industrial Engineering Handbook. 2001. New York. Fifth Edition. Page 19-21.</ref> Pada masa itu, manusia menggunakan [[batu]] dan [[tulang]] sebagai peralatan kerjanya.<ref name="sejarah teknik"/> Alat - alat yang digunakan mengalami perbaikan secara berkala, sehingga meningkatkan produktivitas pada persoalan [[produksi]].<ref name="sejarah teknik"/> Hal ini terjadi sampai pada saat ini.<ref name="sejarah teknik"/> Teknik industri sebenarnya berakar kuat pada masa [[revolusi industri]].<ref name="sejarah teknik"/> Revolusi industri telah mengubah secara dramatis [[proses manufaktur]] dan membantu lahirnya konsep – konsep [[ilmu pengetahuan]] di kemudian hari.<ref name="sejarah teknik"/> [[Inovasi]] [[teknologi]] yang terjadi pada waktu itu ditujukan untuk membantu dalam mekanisasi beberapa [[operasional manual]] [[tradisional]] pada industri [[tekstil]].<ref name="sejarah teknik"/> Beberapa penemuan teknologi pada masa revolusi industri,yaitu penemuan [[mesin pintal]] yang ditemukan oleh [[James Hargreaves]] (1765), pengembangan [[water frame]] oleh [[Richard Arkweight]] (1769), dan [[mesin uap]] oleh [[James Watt]].<ref name="sejarah teknik"/>
 
Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. [[Frederick Winslow Taylor]] sering ditetapkan sebagai '''Bapak Teknik Industri''' meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah memengaruhi perkembangan [[Teknik Industri]] seperti risalah [[The Wealth of Nations]] karya [[Adam Smith]], dipublikasikan tahun [[1776]]; [[Essay on Population]] karya [[Thomas Malthus]] dipublikasikan tahun [[1798]]; [[Principles of Political Economy and Taxation]] karya [[David Ricardo]], dipublikasikan tahun [[1817]]; dan [[Principles of Political Economy]] karya [[John Stuart Mill]], dipublikasikan tahun [[1848]]. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham [[Liberal Klasik]] mengenai kesuksesan dan keterbatas dari [[Revolusi Industri]]. [[Adam Smith]] adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. "[[Economic Science]]" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi America muncul .
 
Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah [[Charles W. Babbage]]. Babbage adalah profesor ahli matematika di [[Cambridge University]]. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul [[On the Economy of Machinery and Manufacturers]] tahun [[1832]] yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang [[Kurva Belajar]] ([[Learning Curve]]), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya "[[analytical calculating machine]]" , untuk tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks.
 
Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang memengaruhi pembentukan Teknik Industri. [[Henry R. Towne]] menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota [[American Society of Mechanical Engineers]] ([[ASME]]) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam [[Industrial Engineering Handbook]] dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama [[Fredrick A. Halsey]] bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.
 
[[Henry L. Gantt]] (juga anggota [[ASME]]) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta [[Diagram Gantt]] ([[Gantt chart]]), yang saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang [[Gantt chart]] digunakan dalam bidang statistik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti [[Program Evaluation and Review Technique]] ([[PERT]]) dan [[Critical Path Mapping]] ([[CPM]]).
 
Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut [[Frederick Winslow Taylor]]. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan [[manajemen]] kepada seluruh anggota [[ASME]]. Dia menciptakan istilah [["Scientific Management"]] untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. [[Scientific Management]] memiliki efek yang besar terhadap [[Revolusi Industri]], baik di [[Amerika]] maupun di luar negara [[Amerika]].
 
Keluarga [[Gilbreth]] diakui akan pengembangan terhadap [[Studi Waktu dan Gerak]] ([[Time and Motion Studies]]). [[Frank Bunker Gilbreth]] dan istrinya [[Dr. Lillian M. Gilbreth]] melakukan penelitian mengenai [[Pemahaman Kelelahan]] ([[Fatigue]]), [[Skill Development]], [[Studi Gerak]] ([[Motion Studies]]), dan [[Studi Waktu]] ([[Time Studies]]). [[Lillian Gilbreth]] memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang [[Psikologi]] yang membantunya dalam memahami masalah-masalah manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, di mana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya [[Tabel Klasifikasi Therbligs]] (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana.
 
Saat [[Amerika Serikat]] menghadapi [[Perang Dunia II]], secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat informasi ini terbongkar. lahirlah [[Operation Research]]. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoritis dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan jurang antara kelompok [[Operation Research]] (OR) dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya.
 
Pada [[1948]] sebuah komunitas baru, [[American Institute for Industrial Engineers]] ([[AIIE]]), dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun [[1960]] dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri. Sekarang untuk pertama kalinya metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisis, termasuk metode empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap [[optimisasi]] dalam matematika sebagaimana metode baru dalam analisis statistik membantu dalam mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan teoritis.
 
Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila terjadi perubahan.
 
=== Di Indonesia ===
Sejarah Teknik Industri di Indonesia diawali dari kampus ITB [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB) pada tanggal [[1 Januari]] [[1971]]. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana [[Teknik mesin]] merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
 
Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota [[Pasuruan]] dan [[Klaten]], pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin [[pabrik gula]] dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di [[Jawa Timur]] dan [[Jawa Tengah]]. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di [[pabrik semen]] dan di [[depo kereta api|bengkel-bengkel perkereta-apian]].
 
Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan [[ekonomis]]. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan [[perawatan]] (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.
 
Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan.
 
Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.
 
Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.
 
Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.
 
Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : [[Ilmu Perusahaan]], [[Statistik]], [[Teknik Produksi]], [[Tata Hitung Ongkos]] dan [[Ekonomi Teknik]]. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga [[Teknik Kimia]] dan [[teknik pertambangan|Tambang]].
 
Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : [[Teknik Tata Cara]], [[Pengukuran Dimensional]], [[Mesin Perkakas]], [[Pengujian Tak Merusak]], [[Perkakas Pembantu]] dan [[Keselamatan Kerja]] cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa [[Teknik Produksi]].
 
Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem [[man-machine-material]] tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : [[Manajemen Personalia]], [[Administrasi Perusahaan]], [[Statistik Industri]], [[Perancangan Tata Letak Pabrik]], [[Studi Kelayakan]], [[Penyelidikan Operasional]], [[Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik]] dan [[Programa Linier]]. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB.
 
Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.
 
Di [[Universitas Indonesia]] (www.ui.ac.id), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/
 
== Program pendidikan ==
Program studi teknik industri berdiri pada [[tahun 1908]] di ''Pennysilvania State University'' dengan [[Profesor Diemer]] sebagai [[kepala program]].<ref name="jurusan teknik">{{en}} Mc. Cormick,E.J. Human Factor in Engineering and Design. 1979.New Delhi.Mc-Graw-Hill. Page 43-45.</ref> Dia dikontrak oleh ''Pennysilvania University'' untuk mengajar sebuah pendekatan [[teknik mesin]] atas rekomendasi F.W.Taylor, yang kemudian disusun [[kurikulum]] teknik industri secara terpisah dengan teknik mesin.<ref name="jurusan teknik"/> Pendidikan teknik industri di [[Indonesia]] diperkenalkan oleh [[Mathias Aroef]] pada [[tahun 1958]], seorang [[dosen]] ITB yang pernah menyelesaikan studinya di ''Cornell University''.<ref name="jurusan teknik"/> [[Tahuntahun 1960]], [[ITB]] membuka sub jurusan teknik produksi di jurusan teknik mesin, sebagai awal berdirinya teknik industri.<ref name="jurusan teknik"/>
 
== Tokoh ==
Baris 14 ⟶ 62:
# [[Frank B. Gilbreth]], mengemukakan mengenai pentingnya pengaturan dalam merancang, tata cara, dan prosedur kerja secara sederhana suatu industri, sehingga memperoleh cara kerja yang efisien dan efektif.
# [[Henry Gantt]], memfokuskan teknik industri pada konsep studi pekerjaan dengan pendekatan penyederhanaan kerja.
 
== Program pendidikan ==
Program studi teknik industri berdiri pada [[tahun 1908]] di ''Pennysilvania State University'' dengan [[Profesor Diemer]] sebagai [[kepala program]].<ref name="jurusan teknik">{{en}} Mc. Cormick,E.J. Human Factor in Engineering and Design. 1979.New Delhi.Mc-Graw-Hill. Page 43-45.</ref> Dia dikontrak oleh ''Pennysilvania University'' untuk mengajar sebuah pendekatan [[teknik mesin]] atas rekomendasi F.W.Taylor, yang kemudian disusun [[kurikulum]] teknik industri secara terpisah dengan teknik mesin.<ref name="jurusan teknik"/> Pendidikan teknik industri di [[Indonesia]] diperkenalkan oleh [[Mathias Aroef]] pada [[tahun 1958]], seorang [[dosen]] ITB yang pernah menyelesaikan studinya di ''Cornell University''.<ref name="jurusan teknik"/> [[Tahun 1960]], [[ITB]] membuka sub jurusan teknik produksi di jurusan teknik mesin, sebagai awal berdirinya teknik industri.<ref name="jurusan teknik"/>
 
== Bidang keahlian ==
Baris 60 ⟶ 105:
== Prospek kerja ==
Prinsip-prinsip dasar ilmu teknik industri secara luas akan mampu diaplikasikan di berbagai sektor lapangan kerja seperti industri (pabrik) manufaktur, [[pertanian]], [[rumah sakit]], [[jasa perbankan]]/[[asuransi]], [[organisasi pemerintahan]] atau [[militer]], dan jasa [[konsultan]].<ref name="its.ac.id">[http://prospektus.its.ac.id/ti.html Jurusan Teknik Industri], ''its.ac.id''. Diakses pada 6 Juni 2010.</ref>
 
== Sejarah Teknik Industri ==
=== Di dunia ===
{{sect-stub}}
Awal mula Teknik Industri dapat ditelusuri dari beberapa sumber berbeda. [[Frederick Winslow Taylor]] sering ditetapkan sebagai '''Bapak Teknik Industri''' meskipun seluruh gagasannya tidak asli. Beberapa risalah terdahulu mungkin telah memengaruhi perkembangan [[Teknik Industri]] seperti risalah [[The Wealth of Nations]] karya [[Adam Smith]], dipublikasikan tahun [[1776]]; [[Essay on Population]] karya [[Thomas Malthus]] dipublikasikan tahun [[1798]]; [[Principles of Political Economy and Taxation]] karya [[David Ricardo]], dipublikasikan tahun [[1817]]; dan [[Principles of Political Economy]] karya [[John Stuart Mill]], dipublikasikan tahun [[1848]]. Seluruh hasil karya ini mengilhami penjelasan paham [[Liberal Klasik]] mengenai kesuksesan dan keterbatas dari [[Revolusi Industri]]. [[Adam Smith]] adalah ekonom yang terkenal pada zamannya. "[[Economic Science]]" adalah frasa untuk menggambarkan bidang ini di Inggris sebelum industrialisasi America muncul .
 
Kontribusi penting lainnya dan mengilhami Taylor adalah [[Charles W. Babbage]]. Babbage adalah profesor ahli matematika di [[Cambridge University]]. Salah satu kontribusi pentingnya adalah buku yang berjudul [[On the Economy of Machinery and Manufacturers]] tahun [[1832]] yang mendiskusikan banyak topik menyangkut manufaktur. Babbage mendiskusikan gagasan tentang [[Kurva Belajar]] ([[Learning Curve]]), pembagian tugas dan bagaimana proses pembelajaran dipengaruhi, dan efek belajar terhadap peningkatan pemborosan. Dia juga sangat tertarik pada metode pengaturan pemborosan. Charles Babbage adalah orang pertama yang menganjurkan membangun komputer mekanis. Dia menyebutnya "[[analytical calculating machine]]" , untuk tujuan memecahkan masalah matematika yang kompleks.
 
Di Amerika Serikat selama akhir abad 19 telah terjadi perkembangan yang memengaruhi pembentukan Teknik Industri. [[Henry R. Towne]] menekankan aspek ekonomi terhadap pekerjaan insinyur yakni bagaimana seorang insinyur akan meningkatkan laba perusahaan? Towne kemudian menjadi anggota [[American Society of Mechanical Engineers]] ([[ASME]]) sebagaimana yang dilakukan beberapa pendahulunya di bidang Teknik Industri. Towne menekankan perlunya mengembangkan suatu bidang yang terfokus pada sistem manufactur. Dalam [[Industrial Engineering Handbook]] dikatakan bahwa "ASME adalah tempat berkembang biaknya Teknik Industri". Towne bersama [[Fredrick A. Halsey]] bekerja mengembangkan dan memaparkan suatu Rencana Kerja untuk mengurangi pemborosan kepada ASME. Tujuan Recana ini adalah meningkatkan produktivitas pekerja tanpa berpengaruh negatif terhadap ongkos produksi. Rencana ini juga menganjurkan bahwa sebagian keuntungan dapat dibagikan kepada pekerja dalam bentuk insentif.
 
[[Henry L. Gantt]] (juga anggota [[ASME]]) menekankan pentingnya seleksi karyawan dan pelatihannya. Dia, seperti juga Towne dan Halsey, memaparkan paper dengan topik-topik seperti biaya, seleksi karyawan, pelatihan, skema insentif, dan penjadwalan kerja. Dia adalah pencipta [[Diagram Gantt]] ([[Gantt chart]]), yang saat ini merupakan diagram yang sangat populer digunakan dalam penjadwalan kerja. Sampai sekarang [[Gantt chart]] digunakan dalam bidang statistik untuk membuat prediksi yang akurat. Jenis diagram lainnya telah dikembangkan untuk tujuan penjadwalan seperti [[Program Evaluation and Review Technique]] ([[PERT]]) dan [[Critical Path Mapping]] ([[CPM]]).
 
Sejarah Teknik Industri tidak lengkap tanpa menyebut [[Frederick Winslow Taylor]]. Taylor mungkin adalah pelopor Teknik Industri yang paling terkenal. Dia mempresentasikan gagasan mengenai pengorganisasian pekerjaan dengan menggunakan [[manajemen]] kepada seluruh anggota [[ASME]]. Dia menciptakan istilah [["Scientific Management"]] untuk menggambarkan metode yang dia bangun melalui studi empiris. Kegiatannya, seperti yang lainnya, meliputi topik-topik seperti pengorganisasian pekerjaan dengan manajemen, seleksi pekerja, pelatihan, dan kompensasi tambahan bagi seluruh individu yang memenuhi standar yang dibuat perusahaan. [[Scientific Management]] memiliki efek yang besar terhadap [[Revolusi Industri]], baik di [[Amerika]] maupun di luar negara [[Amerika]].
 
Keluarga [[Gilbreth]] diakui akan pengembangan terhadap [[Studi Waktu dan Gerak]] ([[Time and Motion Studies]]). [[Frank Bunker Gilbreth]] dan istrinya [[Dr. Lillian M. Gilbreth]] melakukan penelitian mengenai [[Pemahaman Kelelahan]] ([[Fatigue]]), [[Skill Development]], [[Studi Gerak]] ([[Motion Studies]]), dan [[Studi Waktu]] ([[Time Studies]]). [[Lillian Gilbreth]] memeliki gelasr Ph.D. dalam bidang [[Psikologi]] yang membantunya dalam memahami masalah-masalah manusia. Keluarga Gilbreth meyakini bahwa terdapat satu cara terbaik ("one best way") untuk melakukan pekerjaan. Salah satu pemikiran mereka yang siginifikan adalah pengklasifikasian gerakan dasar manusia ke dalam 17 macam, di mana ada gerakan yang efektif dan ada yang tidak efektif. Mereka menamakannya [[Tabel Klasifikasi Therbligs]] (ejaan terbalik dari kata Gilbreth). Gilbreth menyimpulkan bahwa waktu untuk menyelesaikan gerakan yang efektif (effective therblig) lebih singkat tetapi sulit untuk dikurangi, demikian sebaliknya dengan non-effective therbligs. Gilbreth mengklaim bahwa setiap bentuk pekerjaan dapat dipisah-pisah ke dalam bentuk pekerjaan yang lebih sederhana.
 
Saat [[Amerika Serikat]] menghadapi [[Perang Dunia II]], secara diam-diam pemerintah mendaftarkan para ilmuwan untuk meneliti perencanaan, metode produksi, dan logistik dalam perang. Para ilmuwan ini mengembangkan sejumlah teknik untuk pemodelan dan memprediksi solusi optimal. Lebih lanjut saat informasi ini terbongkar. lahirlah [[Operation Research]]. Banyak hasil penelitian yang masih sangat teoritis dan pemahaman bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata tidak ada. Hal inilah yang menyebabkan jurang antara kelompok [[Operation Research]] (OR) dan profesi insinyur terlalu lebar. hanya sedikit perusahaan yang dengan sigap membentuk departemen Operation Research dan mengkapitalisasikannya.
 
Pada [[1948]] sebuah komunitas baru, [[American Institute for Industrial Engineers]] ([[AIIE]]), dibuka untuk pertama kalinya. Pada masa ini Teknik Industri benar-benar tidak mendapat tempat yang khusus dalam struktur perusahaan. Selama tahun [[1960]] dan sesudahnya, beberapa perguruan tinggi mulai mengadopsi teknik-teknik operation research dan menambahkannya pada kurikulum Teknik Industri. Sekarang untuk pertama kalinya metode-metode Teknik Industri disandarkan pada fondasi analisis, termasuk metode empiris terdahulu lainnya. Pengembangan baru terhadap [[optimisasi]] dalam matematika sebagaimana metode baru dalam analisis statistik membantu dalam mengisi lubang kosong bidang Teknik Industri dengan pendekatan teoritis.
 
Kemudian, permasalahan Teknik Industri menjadi begitu besar dan kompleks pada dan saat komputer digital berkembang. Dengan komputer digital dan kemampuannya menyimpan data dalam jumlah besar, insinyur Teknik Industri memiliki alat baru untuk mengkalkulasi permasalahan besar secara cepat. Sebelumnya komputasi pada suatu sistem memakan mingguan bahkan bulanan, tetapi dengan komputer dan perkembangan sub-program "sub-routines", perhitungan dapat dilakukan dalam hitungan menit dan dengan mudah dapat diulangi terhadap kriteria problem yang baru. Dengan kemampuannya menyimpan data, hasil perhitungan pada sistem sebelumnya dapat disimpan dan dibandingkan dengan informasi baru. Data-data ini membuat Teknik Industri menjadi cara yang kuat dalam mempelajari sistem produksi dan reaskinya bila terjadi perubahan.
 
=== Di Indonesia ===
Sejarah Teknik Industri di Indonesia diawali dari kampus ITB [[Institut Teknologi Bandung]] pada tanggal [[1 Januari]] [[1971]]. Sejarah pendirian pendidikan Teknik Industri di ITB tidak terlepas dari kondisi praktik sarjana mesin pada tahun lima-puluhan. Pada waktu itu, profesi sarjana [[Teknik mesin]] merupakan kelanjutan dari profesi pada zaman Belanda, yaitu terbatas pada pekerjaan pengoperasian dan perawatan mesin atau fasilitas produksi. Barang-barang modal itu sepenuhnya diimpor, karena di Indonesia belum terdapat pabrik mesin.
 
Di [[Universitas Indonesia]] (www.ui.ac.id), keilmuan Teknik Industri telah dikenalkan pada awal tahun tujuh puluhan, dan merupakan sub bagian dari keilmuan Teknik Mesin. Sejak 30 Juni 1998, diresmikanlah Jurusan Teknik Industri (sekarang Departemen Teknik Industri) Fakultas Teknik Universitas Indonesia, situs resminya di http://www.ie.ui.ac.id/
 
Kalau pada masa itu, dijumpai bengkel-bengkel tergolong besar yang mengerjakan pekerjaan perancangan konstruksi baja seperti yang antara lain terdapat di kota [[Pasuruan]] dan [[Klaten]], pekerjaan itu pun masih merupakan bagian dari kegiatan perawatan untuk mesin-mesin [[pabrik gula]] dan pabrik pengolahan hasil perkebunan yang terdapat di [[Jawa Timur]] dan [[Jawa Tengah]]. Dengan demikian kegiatan perancangan yang dilakukan oleh para sarjana Teknik Mesin pada waktu itu masih sangat terbatas pada perancangan dan pembuatan suku-suku cadang yang sederhana berdasarkan contoh-contoh barang yang ada. Peran yang serupa bagi sarjana Teknik Mesin juga terjadi di [[pabrik semen]] dan di [[depo kereta api|bengkel-bengkel perkereta-apian]].
 
Pada saat itu, dalam menjalankan profesi sebagai sarjana Teknik Mesin dengan tugas pengoperasian mesin dan fasilitas produksi, tantangan utama yang mereka hadapi ialah bagaimana agar pengoperasian itu dapat diselenggarakan dengan lancar dan [[ekonomis]]. Jadi fokus pekerjaan sarjana Teknik Mesin pada saat itu ialah pengaturan pembebanan pada mesin-mesin agar kegiatan produksi menjadi ekonomis, dan [[perawatan]] (maintenance) untuk menjaga kondisi mesin supaya senantiasa siap pakai.
 
Pada masa itu, seorang kepala pabrik yang umumnya berlatar-belakang pendidikan mesin, sangat ketat dan disiplin dalam pengawasan terhadap kondisi mesin. Di pagi hari sebelum pabrik mulai beroperasi, ia keliling pabrik memeriksa mesin-mesin untuk menyakini apakah alat-alat produksi dalam keadaan siap pakai untuk dibebani suatu pekerjaan.
 
Pengalaman ini menunjukan bahwa pengetahuan dan kemampuan perancangan yang dipunyai oleh seorang sarjana Teknik Mesin tidak banyak termanfaatkan, tetapi mereka justru memerlukan bekal pengetahuan manajemen untuk lebih mampu dan lebih siap dalam pengelolaan suatu pabrik dan bengkel-bengkel besar.
 
Sekitar tahun 1955, pengalaman semacam itu disadari benar keperluannya, sehingga sampai pada gagasan perlunya perkuliahan tambahan bagi para mahasiswa Teknik Mesin dalam bidang pengelolaan pabrik.
 
Pada tahun yang sama, orang-orang Belanda meninggalkan Indonesia karena terjadi krisis hubungan antara Indonesia-Belanda, sebagai akibatnya, banyak pabrik yang semula dikelola oleh para administratur Belanda, mendadak menjadi vakum dari keadministrasian yang baik. Pengalaman ini menjadi dorongan yang semakin kuat untuk terus memikirkan gagasan pendidikan alternatif bidang keahlian di dalam pendidikan Teknik Mesin.
 
Pada awal tahun 1958, mulai diperkenalkan beberapa mata kuliah baru di Departemen Teknik Mesin, diantaranya : [[Ilmu Perusahaan]], [[Statistik]], [[Teknik Produksi]], [[Tata Hitung Ongkos]] dan [[Ekonomi Teknik]]. Sejak itu dimulailah babak baru dalam pendidikan Teknik Mesin di ITB, mata kuliah yang bersifat pilihan itu mulai digemari oleh mahasiswa Teknik Mesin dan juga [[Teknik Kimia]] dan [[teknik pertambangan|Tambang]].
 
Sementara itu pada sekitar tahun 1963-1964 Bagian Teknik Mesin telah mulai menghasilkan sebagian sarjananya yang berkualifikasi pengetahuan manajemen produksi/teknik produksi. Bidang Teknik Produksi semakin berkembang dengan bertambahnya jenis mata kuliah. Mata kuliah seperti : [[Teknik Tata Cara]], [[Pengukuran Dimensional]], [[Mesin Perkakas]], [[Pengujian Tak Merusak]], [[Perkakas Pembantu]] dan [[Keselamatan Kerja]] cukup memperkaya pengetahuan mahasiswa [[Teknik Produksi]].
 
Pada tahun 1966 - 1967, perkuliahan di Teknik Produksi semakin berkembang. Mata kuliah yang berbasis teknik industri mulai banyak diperkenalkan. Sistem [[man-machine-material]] tidak lagi hanya didasarkan pada lingkup wawasan manufaktur saja, tetapi pada lingkup yang lebih luas yaitu perusahaan dan lingkungan. Dalam pada itu, di Departemen ini mulai diajarkan mata kuliah : [[Manajemen Personalia]], [[Administrasi Perusahaan]], [[Statistik Industri]], [[Perancangan Tata Letak Pabrik]], [[Studi Kelayakan]], [[Penyelidikan Operasional]], [[Pengendalian Persediaan Kualitas Statistik]] dan [[Programa Linier]]. Sehingga pada tahun 1967, nama Teknik Produksi secara resmi berubah menjadi Teknik Industri dan masih tetap bernaung di bawah Bagian Teknik Mesin ITB.
 
Pada tahun 1968 - 1971, dimulailah upanya untuk membangun Departemen Teknik Industri yang mandiri. Upaya itu terwujud pada tanggal 1 Januari 1971.
 
== Referensi ==