== Sejarah ==
=== Pendirian dan awal tahun ===
[[Berkas:Herbert Kilpin.jpg|thumb|100px|right|alt=Sebuah gambar hitam-putih dari Herbert KilpinH.sulam, kapten pertama A.C. Milan|[[Herbert Kilpin]], kapten pertama A.C. Milan]]
A.C. Milan didirikan sebagai ''Klub Kriket dan Sepakbola Milan'' pada 16 Desember 1899 oleh ekspatriat [[Inggris]], Alfred Edwards dan [[Herbert Kilpin]], yang datang dari kota Inggris [[Nottingham]]. Untuk menghormati asal usul bahasa Inggris, klub telah mempertahankan ejaan bahasa Inggris dari nama kota, yang bertentangan dengan ejaan Italia ''Milano'' yang terpaksa menanggung bawah rezim fasis. Milan memenangkan kejuaraan Italia pertama pada 1901 dan dua lagi secara beruntun pada tahun 1906 dan 1907. Pada tahun 1908, Milan mengalami perpecahan yang disebabkan oleh perselisihan internal atas penandatanganan pemain asing, yang menyebabkan pembentukan tim lain Milan berbasis, [[F.C. Internazionale Milano]].<ref>{{cite web |url=http://www.inter.it/en/societa/storia.html |title=Inter – History |publisher=F.C. Internazionale Milano |accessdate=11 January 2010| archiveurl= http://web.archive.org/web/20100130141713/http://www.inter.it/en/societa/storia.html| archivedate= 30 January 2010 <!--DASHBot-->| deadurl= no}}</ref> Setelah pemisahan, Milan menyentuh kejuaraan di 1910-11 dan 1911-12 (kedua kejuaraan dimenangkan oleh [[Pro Vercelli]]), sedangkan pada tahun 1916, Rossoneri menempatkan di papan pengumuman Piala federal. Pada musim berikutnya tim memenangkan kejuaraan daerah dua kali tetapi gagal untuk mendapatkan kesuksesan dalam tahap nasional.
=== Tahun-tahun sulit ===
Namun, hasil terburuk datang kepada ''"Rossoneri"'': setelah memenangkan musim 1879-80, Milan didegradasi ke [[Serie B]] oleh [[Federasi Sepak Bola Italia|F.I.G.C]], bersama [[S.S. Lazio]], karena terlibat [[skandal perjudian Totonero 1980]]. Di 1980-81, Milan dengan mudah menjuarai Serie B, dan kembali ke Serie A, di mana penyakit tersebut terulang di musim 1981-82, Milan terdegradasi kembali.
=== Rekonstruksi klub dan penaklukan Eropa ===
Setelah serentetan masalah menerpa Milan, dan membuat klub kehilangan suksesnya, AC Milan dibeli oleh ''enterpreneur'' Italia, [[Silvio Berlusconi]]. Berlusconi adalah sinar harapan Milan kala itu. Dia datang pada [[1986]]. Berlusconi memboyong pelatih baru untuk Milan, [[Arrigo Sacchi]], serta tiga orang pemain [[Belanda]], [[Marco van Basten]], [[Frank Rijkaard]], dan [[Ruud Gullit]], untuk mengembalikan tim pada kejayaan. Ia juga membeli pemain lainnya, seperti [[Roberto Donadoni]], [[Carlo Ancelotti]], dan [[Giovanni Galli]].
[[Arrigo Sacchi|Sacchi]] memenangkan [[Serie A]] musim 1987-88. di 1988-89, Milan memenangkan gelar [[Liga Champions]] ketiganya, mempecundangi [[Steaua Bucureşti]] 4-0 di final, dan gelar [[Piala Interkontinental]] kedua mengalahkan [[National de Medellin]] (1-0, gol tercipta di babak perpanjangan waktu). Tim mulai mengulangi kejayaan mereka di musim-musim berikutnya, mengalahkan [[S.L. Benfica]], dan [[Olimpia Asunción]] di 1990.
=== Tak terkalahkan di era Capello ===
[[Berkas:CapelloMadrid.JPG|thumb|150px|[[Fabio Capello]]]]
Saat Sacchi meninggalkan Milan untuk melatih {{timnas|Italia}}, [[Fabio Capello]] dijadikan pelatih Milan selanjutnya, dan Milan meraih masa keemasannya sebagai ''Gli Invicibli'' (The Invicibles) dan ''Dream Team''. Dengan 58 pertandingan tanpa satu pun kekalahan ''Invicibli'' membuat tim impian di semua sektor seperti Baresi, Costacurta, dan Maldini memimpin pertahanan terbaik, [[Marcel Desailly]], Donadoni, dan Ancelotti di gelandang, dan [[Dejan Savićević]], [[Zvonimir Boban]], dan [[Daniele Massaro]] bermain di sektor depan. Pada saat dilatih Capello ini, Milan pernah singgah ke Indonesia dalam rangka tur musiman dan melawan klub lokal [[Persib Bandung]]. Pertandingan yang dimulai di [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]] pada tanggal [[4 Juni]] [[1994]] itu dimenangkan Milan dengan skor telak 8-0. Gol kemenangan Milan dicetak oleh Dejan Savićević ('17)('18), [[Gianluigi Lentini]] ('26), [[Paolo Baldieri]] ('27)('48)('58), [[Christian Antigori]] ('68), dan [[Stefano Desideri]] ('78).
=== Awal dari sebuah era baru ===
Setelah kepergian [[Fabio Capello]] pada tahun 1996, Milan merekrut [[Oscar Washington Tabarez]] tetapi perjuangan keras di bawah kendalinya kurang berhasil dan mereka selalu kalah dalam beberapa pertandingan awal. Dalam upaya untuk mendapatkan kembali kejayaan masa lalu, mereka memanggil kembali Arrigo Sacchi untuk menggantikan Tabarez. Milan mendapatkan tamparan keras kekalahan terburuk mereka di [[Serie A]], dipermalukan oleh [[Juventus F.C.|Juventus]] di rumah mereka sendiri San Siro dengan skor 1-4. Milan membeli sejumlah pemain baru seperti [[Ibrahim Ba]], [[Christophe Dugarry]] dan [[Edgar Davids]]. Milan berjuang keras dan mengakhiri musim 1996-97 di peringkat kesebelas di Serie A.
Sacchi digantikan dengan Capello di musim berikutnya. Capello yang menandatangani kontrak baru dengan Milan merekrut banyak pemain potensial seperti [[Christian Ziege]], [[Patrick Kluivert]], [[Jesper Blomqvist]], dan [[Leonardo de Araujo|Leonardo]]; tetapi hasilnya sama buruk dengan musim sebelumnya. Musim 1997-98 mereka berakhir di peringkat kesepuluh. Hasil ini tetap tidak bisa diterima para petinggi Milan, dan seperti Sacchi, Capello dipecat.
=== Era Zaccheroni, Cesare Maldini hingga Terim ===
Dalam pencarian mereka untuk seorang manajer baru, [[Alberto Zaccheroni]] menarik perhatian Milan. Zaccheroni adalah manajer [[Udinese Calcio|Udinese]] yang telah mengakhiri musim 1997-98 pada peringkat yang tinggi di tempat ke-3. Milan mengontrak Zaccheroni bersama dengan dua orang pemain dari Udinese, [[Oliver Bierhoff]] dan [[Thomas Helveg]]. Milan juga menandatangani [[Roberto Ayala]], [[Luigi Sala]] dan [[Andres Guglielminpietro]] dan dengan formasi kesukaan Zaccheroni 3-4-3, Zaccheroni membawa klub memenangkan ''scudetto'' ke-16 kembali ke Milan. ''Starting XI'' adalah: Christian Abbiati; Luigi Sala, Alessandro Costacurta, Paolo Maldini; Thomas Helveg, Demetrio Albertini, Massimo Ambrosini, Andres Guglielminpietro; Zvonimir Boban, George Weah, Oliver Bierhoff.
Meskipun sukses di musim sebelumnya, Zaccheroni gagal untuk mentransformasikan Milan seperti ''The Dream Team'' dulu. Pada musim berikutnya, meskipun munculnya [[striker]] Ukraina [[Andriy Shevchenko]], Milan mengecewakan fans mereka baik dalam [[Liga Champions UEFA]] 1999-2000 ataupun Serie A. Milan keluar dari Liga Champions lebih awal, hanya memenangkan satu dari enam pertandingan (tiga seri dan dua kalah) dan mengakhiri musim 1999-2000 di tempat ke-3. Milan tidaklah menjadi sebuah tantangan bagi dua pesaing ''Scudetto'' kala itu, [[S.S. Lazio]] dan Juventus.
Pada musim berikutnya, Milan memenuhi syarat untuk [[Liga Champions UEFA]] 2000-01 setelah mengalahkan [[Dinamo Zagreb]] agregat 9-1. Milan memulai Liga Champions dengan semangat tinggi, mengalahkan [[Beşiktaş JK|Beşiktaş]] dari Turki dan raksasa Spanyol [[FC Barcelona|Barcelona]], yang pada waktu itu terdiri dari superstar internasional kelas dunia, [[Rivaldo]] dan Patrick Kluivert. Tapi performa Milan mulai menurun secara serius, seri melawan sejumlah tim (yang dipandang sebagai kecil/lemah secara teknis untuk Milan), terutama kalah 2-1 oleh Juventus di Serie A dan 1-0 untuk [[Leeds United]]. Dalam Liga Champions putaran kedua, Milan hanya menang sekali dan seri empat kali. Mereka gagal untuk mengalahkan [[Deportivo de La Coruña]] dari Spanyol di pertandingan terakhir dan Zaccheroni dipecat. [[Cesare Maldini]], ayah dari kapten tim [[Paolo Maldini|Paolo]], diangkat dan hal segera menjadi lebih baik. Debut kepelatihan resmi Maldini di Milan dimulai dengan menang 6-0 atas [[A.S. Bari]], yang masih memiliki senjata muda, [[Antonio Cassano]]. Itu juga di bawah kepemimpinan Maldini bahwa Milan mengalahkan saingan berat sekota Internazionale dengan skor luar biasa 6-0, skor yang tidak pernah diulang dan di mana [[Sergio Claudio dos Santos|Serginho]] membintangi pertandingan. Namun, setelah bentuk puncak ini, Milan mulai kehilangan lagi termasuk kekalahan 1-0 yang mengecewakan untuk [[Vicenza Calcio]], dengan satu-satunya gol dalam pertandingan dicetak oleh seorang [[Luca Toni]]. Terlepas dari hasil ini, dewan direksi Milan bersikukuh bahwa Milan mencapai tempat keempat di liga di akhir musim, tapi Maldini gagal dan tim berakhir di tempat keenam.
Milan memulai musim 2000-01 dengan lebih banyak penandatanganan kontrak pemain bintang termasuk [[Javi Moreno]] dan [[Cosmin Contra]] yang membawa [[Deportivo Alavés]] ke putaran final [[Piala UEFA]]. Mereka juga menandatangani [[Kakha Kaladze]] (dari [[FC Dynamo Kyiv|Dynamo Kyiv]]), [[Rui Costa]] (dari [[ACF Fiorentina|AC Fiorentina]]), [[Filippo Inzaghi]] (dari [[Juventus FC|Juventus]]), [[Martin Laursen]] (dari [[Hellas Verona F.C.|Hellas Verona]]), [[Jon Dahl Tomasson]] (dari [[Feyenoord]]), [[Ümit Davala]] (dari [[Galatasaray]]) dan [[Andrea Pirlo]] (dari [[Inter Milan]]). [[Fatih Terim]] diangkat sebagai manajer, menggantikan Cesare Maldini, dan cukup sukses. Namun, setelah lima bulan di klub, Milan tidak berada di lima besar liga dan Terim dipecat karena gagal memenuhi harapan direksi.
=== Era Ancelotti ===
[[Berkas:Carlo Ancelotti in Russia.jpg|thumb|left|200px|Carlo Ancelotti memenangi [[Liga Champions UEFA|Liga Champions]] sebagai pemain dan sebagai manajer AC Milan]]
Terim digantikan oleh '''[[Carlo Ancelotti]]''', meskipun rumor bahwa [[Franco Baresi]] akan menjadi manajer baru. Terlepas dari masalah cedera pemain belakang [[Paolo Maldini]], Ancelotti berhasil dan mengakhiri musim 2001-02 dalam peringkat empat, tempat terakhir untuk di Liga Champions. ''Starting XI'' pada saat itu adalah Cristian Abiatti; Cosmin Contra, Alessandro Costacurta, Martin Laursen, Kakha Kaladze, Gennaro Gattuso, Demetrio Albertini, Serginho; Manuel Rui Costa; Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi.
Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002-03 ketika mengalahkan Juventus lewat drama [[adu penalti]] di [[Manchester]], [[Inggris]]. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003-04 sekaligus menempatkan penyerang [[Andriy Shevchenko]] sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia, maka ''Rossoneri''-pun semakin ditakuti.
[[Berkas:A.C. Milan lifting the European Cup after winning the 2002–03 UEFA Champions League - 20030528.jpg|thumb|right|200px|AC Milan mengangkat Piala Eropa setelah memenangkan [[Liga Champions UEFA 2002–03]]]]
Pada musim 2004-05 Milan mengakhirinya tanpa gelar sama sekali. Setelah kandas di babak perempat final [[Coppa Italia]] oleh [[Udinese Calcio]] dan kalah bersaing dengan [[Juventus F.C.|Juventus]] di pentas [[Serie A]], Milan harus pulang dari [[Istanbul]] dengan tangan hampa setelah takluk dari [[Liverpool F.C.|Liverpool]] secara dramatis di laga [[Final Liga Champions UEFA 2005]]. Pada laga tersebut Milan berhasil unggul 3-0 di babak pertama lewat gol cepat [[Paolo Maldini]] pada detik ke-52 dan sepasang gol [[Hernan Crespo]] pada menit ke-38 dan 42. Namun kelengahan, kecerobohan dan seolah tak belajar dari pengalaman mereka kala dikalahkan oleh [[Deportivo La Coruna]] pada babak perempat final [[Liga Champions]] edisi sebelumnya (kala itu Milan berhasil menang 4-1 di leg 1 namun kalah 0-4 di leg kedua) membuyarkan harapan mereka untuk merengkuh gelar ke-7 mereka di pentas tertinggi ranah Eropa tersebut. Liverpool berhasil menyamakan kedudukan pada babak kedua yang masing-masing dicetak oleh sang kapten [[Steven Gerrard]], [[Vladimír Šmicer]], dan [[Xabi Alonso]] dalam kurun waktu hanya 6 menit (52', 54', dan 60') memaksa laga harus diselesaikan hingga adu penalti. [[Andriy Shevchenko]] yang menjadi pahlawan Milan memenangi gelar ke-6 di [[Old Trafford]] dua musim sebelumnya kini menjadi pecundang, setelah sebelumnya gagal mengonversi peluang emas menjadi gol pada babak tambahan ia pun gagal mengeksekusi penalti kala tendangannya berhasil diblok oleh [[Jerzy Dudek]] dan memastikan trofi jatuh ke tangan klub asal [[Inggris]] tersebut.
[[Berkas:Milan defend corner.jpg|thumb|200px|Milan saat menghadapi corner di suatu pertandingan musim 2005-06]]
Pada musim kompetisi Liga Italia [[Serie A]] 2006-07, Milan terkait dengan skandal ''[[calciopoli]]'' yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol [[Filippo Inzaghi]]. Gelar inipun menuntaskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain genius Milan, [[Kaká]] dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, [[Ronaldo]] dari [[Real Madrid C.F.|Real Madrid]] untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda [[Marco Borriello]] dihukum karena terbukti doping.
Musim 2007-08, Milan terpaksa bermain di kompetisi [[Piala UEFA]] setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin.<ref name="Serie A appeals">{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/europe/5215178.stm|title=Punishments cut for Italian clubs|publisher=BBC Sport|date=25 July 2006|accessdate=30 July 2006|archiveurl= http://web.archive.org/web/20060726003128/http://news.bbc.co.uk/sport2/hi/football/europe/5215178.stm|archivedate= 26 July 2006 <!--DASHBot-->|deadurl= no}}</ref> Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, Milan menang 4-1 atas [[Udinese Calcio|Udinese]], tapi pada saat bersamaan, [[ACF Fiorentina|Fiorentina]] juga menang atas [[Torino F.C.|Torino]] dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008-09), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya [[Mathieu Flamini]] dari [[Arsenal]], serta [[Gianluca Zambrotta]] dan [[Ronaldinho]] yang keduanya berasal dari Barcelona.
Pada transfer paruh musim 2008-09, Milan mendatangkan [[David Beckham]] dengan status pinjaman dari klub sepak bola Amerika Serikat [[Los Angeles Galaxy|LA Galaxy]].
=== Era Leonardo ===
Pada akhir musim 2008-09, Milan menempati peringkat ke-3 klasemen liga [[Serie A]], dua peringkat di bawah rival sekota, [[Internazionale]] yang meraih [[Serie A|scudetto]] dan di bawah [[Juventus]]. Untuk memperbaiki hasil yang kurang memuaskan ini, Milan mendatangkan pelatih muda yang sekaligus mantan pemain Milan era 90-an, [[Leonardo de Araujo|Leonardo]] untuk menggantikan pelatih Milan sebelumnya, Ancelotti yang "hijrah ke London", tepatnya klub [[Chelsea F.C.|Chelsea]].
Masalah terbesar yang mengganjal transfer para pemain tersebut adalah pihak Milan yang selalu berpikir dua kali untuk mengeluarkan uang demi membeli seorang pemain. Pada bulan [[Juli]] dan [[Agustus]] [[2009]], Milan mendapatkan dua pemain baru, yaitu [[Oguchi Onyewu]] yang merupakan seorang mantan bek [[Standard Liège]] dengan status [[bebas transfer]] dan [[Klaas-Jan Huntelaar]] bekas penyerang [[Real Madrid C.F.|Real Madrid]] dengan nilai kontrak 14,7 juta [[Euro]].
Namun hasil yang di dapatkan Milan pada turnamen pra-musim banyak menuai kekecewaan, pemain anyar yang diturunkan oleh Milan pada saat tur pra-musim hanya Oguchi Onyewu karena Huntelaar baru bergabung bulan [[Agustus]].
Musim 2009-10 diawali Milan dengan hasil yang tidak memuaskan. Bermula ketika Milan meraih hasil imbang 2-2 melawan [[Los Angeles Galaxy]], seterusnya, Milan terus menuai hasil negatif. Milan terperosok di ajang [[World Football Challange]] [[2009]]. Di ajang [[Audi Cup]], Milan juga kalah oleh [[FC Bayern München|Bayern München]] dengan skor 1–4. Bahkan, ketika menghadapi ''[[Derby della Madonnina|derby]]'' [[30 Agustus]] [[2009]] melawan [[F.C. Internazionale Milano|Internazionale]] di San Siro, Milan kalah memalukan dengan skor 0-4, sekaligus memecahkan rekor kemenangan terbesar Inter di San Siro.
Pertengahan [[Oktober 2009]], penilaian berbagai pihak tentang kinerja Leonardo sebagai pelatih yang tadinya berada di titik terendah akibat serentetan performa buruk, mulai terdongkrak dengan berhasilnya Leonardo memimpin Milan mengalahkan [[AS Roma]] 2-1 di San Siro<ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/sepak bola/2009/10/19/brk,20091019-203264,id.html Pato bantu AC Milan bangkit.]</ref>. Setelah kemenangan itu, Milan juga menuai hasil positif di [[Stadion Santiago Bernabéu]] dengan kemenangan dramatis atas [[Real Madrid C.F.|Real Madrid]] 3-2<ref>Fase grup [[Liga Champions UEFA]] musim 2009-10. Pertandingan leg 1 di kandang Madrid</ref>. Dan setelah itu, Milan kembali menuai kemenangan atas [[A.C. ChievoVerona|Chievo Verona]] di [[Stadio Marc'Antonio Bentegodi]], kandang Chievo, skor 2-1 untuk kemenangan AC Milan. Pada [[1 November]] [[2009]], Milan mengalahkan [[Parma F.C.|Parma]] di San Siro 2-0<ref>[http://www.republika.co.id/berita/86269/AC_Milan_Menang_Lagi AC Milan menang lagi]</ref> sekaligus mengantarkan Milan ke peringkat 4 klasemen sementara (Zona masuk Liga Champions terakhir). Pada [[19 November]] [[2009]], kekalahan 0-2 [[Juventus F.C.|Juventus]] dari [[Cagliari Calcio|Cagliari]] membuat Milan berada di posisi ''runner-up'' di bawah [[Internazionale]]; karena, beberapa jam setelah kekalahan Juventus, Milan memenangkan pertandingannya dengan [[Calcio Catania|Catania]], 2-0<ref>[http://www.djarum-super.com/soccer/liga-internasional/berita/content/read/catania-0-ac-milan-2/ Catania 0- AC Milan 2]</ref>.
Memasuki bagian akhir musim Serie A [[April 2010]], Milan yang tengah berada di peringkat ketiga dan hanya selisih 4 poin dari peringkat pertama kelasemen AS Roma, dan hanya berjarak 1 poin dengan peringkat kedua Inter Milan. Namun pada akhirnya Milan harus takluk dua kali berturut-turut dari [[U.C. Sampdoria|Sampdoria]] 2-1, dan dari [[U.S. Città di Palermo|Palermo]] dengan skor 3-1. Dengan kekalahan tersebut, impian Milan untuk meraih gelar musim ini pupus. Pada pertandingan di ''giornata'' terakhir Serie A 2009-10 antara Milan melawan [[Juventus]], Leonardo memimpin Milan mengalahkan Juventus 3-0 di San Siro<ref>[http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/15/04585417/pertarungan.tak.penting.ac.milan.vs.juventus/ Milan 3-0 Juventus, 2009/2010]</ref>, sekaligus memberi kontribusi terakhirnya bagi ''rossoneri'', dan mengumumkan bahwa ia akan berhenti melatih Milan untuk musim depan.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/1273849685/leonardo-tinggalkan-ac-milan/ Leonardo berhenti melatih Milan]</ref> Sejak mundurnya Leonardo, banyak spekulasi yang berpendapat mengenai pelatih baru Milan, tetapi pada [[25 Juni]] [[2010]], secara mengejutkan pihak Milan mengumumkan untuk memilih [[Massimiliano Allegri]] sebagai pelatih baru Milan.<ref>[http://www.pikiran-rakyat.com/node/116668 Massimiliano Allegri Akan Menangani AC Milan]</ref>
=== Era Allegri ===
Musim 2010-11, Milan dipimpin oleh Massimiliano Allegri, dengan berbagai pembaruan mulai dari sponsor (bwin.com digantikan [[Emirates]]), hingga lini pemain. Di akhir bursa transfer, secara mengejutkan Milan memboyong [[Zlatan Ibrahimovic]] dari [[F.C. Barcelona]] (dengan opsi pinjaman dan pembelian 24 juta Euro di akhir musim), dan [[Robinho]] dari [[Manchester City]]. Awal musim, Milan dikejutkan dengan kekalahan 0-2 dari tim promosi [[A.C. Cesena]], meski dalam pertandingan tersebut baik Ibrahimovic maupun Robinho memulai debutnya. Pada pertandingan [[Pertandingan derby|''derby'']] tanggal 14 November 2010, Milan mengalahkan [[Internazionale]] di [[San Siro|Giuseppe Meazza]] dengan gol tunggal penalti Ibrahimovic. Pada transfer paruh musim, Milan memboyong sejumlah pemain anyar seperti [[Antonio Cassano]] dari [[U.C. Sampdoria]], [[Mark van Bommel]] dari [[FC Bayern München|Bayern München]], dan [[Nicola Legrottaglie]] dari [[Juventus F.C.|Juventus]]. Di ajang [[Liga Champions UEFA|Liga Champions]], Milan yang berhasil menembus babak penyisihan grup dipermalukan [[Tottenham Hotspur]] dengan skor 0-1 di San Siro. 13 Maret 2011, Milan mengalami hasil seri 1-1 dengan penghuni dasar klasemen [[A.S. Bari]], minggu berikutnya 19 Maret, Milan dipermalukan [[U.S. Città di Palermo]] 0-1 di [[Stadion Renzo Barbera]]. Kekalahan tersebut membuat jarak poin dengan posisi 2 Internazionale berkurang menjadi 2 poin, dan itu terjadi tepat sebelum ''derby'' Milan putaran kedua. 2 April, ''derby'' antara Milan dan Inter berlangsung di San Siro, berakhir dengan kemenangan Milan 3-0, berkat 2 gol Pato dan 1 gol Cassano. Pada 7 Mei 2011, Milan meraih hasil imbang 0-0 dengan [[A.S. Roma]], 1 poin tambahan hasil seri membuat poin Milan menjadi 78 poin, tak terkejar peringkat 2 Inter karena kalah ''head-to-head'', dan membuat Milan meraih gelar juara Serie A atau ''scudetto'' yang ke-18<ref>[http://bola.kompas.com/read/2011/05/08/03292254/Seri.Milan.Rayakan.Scudetto.Ke-18.di.Roma Seri, Milan Rayakan "Scudetto" Ke-18 di Roma]</ref>. Pada [[6 Agustus]] [[2011]], Milan bertemu kembali dengan Inter dalam rangka pertandingan [[Piala Super Italia]], Milan sebagai juara Serie A bertemu Inter sebagai juara [[Piala Italia]]. Milan memenangi pertandingan tersebut 2-1 melalui gol Ibrahimovic dan Boateng, sementara gol Inter dicetak oleh [[Wesley Sneijder]], membuat Milan unggul 1 Piala Super (6) dari Inter (5),<ref>{{cite web|url=http://www.goal.com/en/news/10/italy/2011/05/07/2460683/ac-milan-win-2010-11-serie-a-title |title=AC Milan win 2010–11 Serie A title |publisher=Goal.com |date=7 May 2011 |accessdate=2011-09-28}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.goal.com/en/news/1717/editorial/2011/05/08/2459024/how-ac-milan-won-the-serie-a-title |title=How AC Milan won the Serie A title |publisher=Goal.com |date=8 May 2011 |accessdate=2011-09-28}}</ref> Namun gagal untuk mengulang di liga, finishing kedua di belakang Juventus. Setelah tempat ketiga di liga musim berikutnya, di akhir putaran pertama [[Serie A 2013–14]], finis di posisi kedelapan, klub berbasis di Milan telah memecat pelatih [[Massimiliano Allegri]], sementara mempercayakan tugas kepada asisten pelatih [[Mauro Tassotti]].
== Warna dan lambang ==
|