Tan Liong Houw: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k tidy up, replaced: ijin → izin |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Sepakbola +Sepak bola) |
||
Baris 6:
Tan Liong Houw tumbuh remaja di Jakarta. Nama "naga" (''liong'') dan "harimau" (''hauw'') yang diberikan orangtuanya adalah dua binatang lambang keperkasaan dalam [[mitologi]] etnis Tionghoa. Ibunya, Ong Giok Tjiam, semula tidak mengizinkannya menjadi pemain sepak bola. Adiknya, Tan Liong Pha, yang sempat bermain untuk [[Persib Bandung]] Junior terpaksa berhenti karena larangan sang ibu. Berbeda dengan adiknya, Liong Houw tetap bermain sepak bola secara sembunyi-sembunyi. Sang ibu memergokinya dan kemudian mengirimnya ke [[Semarang]] agar tak bermain sepak bola lagi. Namun nasib baik justru mempertemukannya dengan orang-orang dari klub [[Tjung Hwa]] (sekarang [[PS Tunas Jaya]]), perkumpulan olah raga warga keturunan Tionghoa kala itu. Orangtuanya kemudian meminta Jaya]]), perkumpulan olah raga warga keturunan Tionghoa kala itu. Orangtuanya kemudian meminta Liong Houw kembali ke Jakarta. Sang ayah akhirnya mengizinkan bermain bola setelah menyaksikan kegigihan anaknya mengasah bakat. Liong Houw kemudian dipanggil masuk ke tim nasional dan prestasinya semakin bersinar.
Tanoto, demikian ia juga biasa dipanggil, tidak menggantungkan penghidupan dari bermain sepak bola. Bermain sepak bola baginya benar-benar karena [[hobi]] dan mengabdi kepada negara. Pada waktu itu sebagian dari pemain [[Tim
Tudingan bahwa para pemain keturunan Tionghoa akan bermain setengah hati dan kendur semangatnya bila Indonesia bertemu dengan pemain dari [[Cina]] sempat membuat Tanoto dan kawan-kawan sakit hati. Pada dekade 1950-an Indonesia sempat dua kali bertemu dengan [[Republik Rakyat Tiongkok]], yaitu pada kualifikasi [[Olimpiade 1956]] dan kualifikasi [[Piala Dunia 1958]]. Faktanya, Indonesia selalu sukses melewati para pemain Cina.
|