Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mas Amrun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
CDAST Universitas Jember
Zulfan Hamid
 
Latar Belakang
'''Loyal Mengemban Amanah percobaan'''
CDAST (Center for Development of Advance Science and Technology) merupakan pusat pengembangan ilmu dan teknologi yang bersifat sentralistik dan terpadu yang digunakan sebagai tempat koordinasi penelitian yang strategis secara interdisipliner pada Universitas Jember. Selaras dengan kebijakan pemerintah bahwa perguruan tinggi sebagai bagian integral pembangunan nasional dituntut untuk menjadi inovator dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan menjadi kunci dalam menciptakan daya saing bangsa. Produk yang dihasilkan oleh perguruan tinggi, diharapkan dapat menjadi sumberdaya yang kreatif, unggul dan mandiri serta dapat menciptakan dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi yang dapat digunakan oleh masyarakat luas.
 
CDAST dibangun sesuai dengan tujuan Universitas Jember sebagai research university dalam pembangunan IPTEK. Tujuan ini menuntut adanya inovasi dan ide-ide kreatif dalam bidang-bidang penelitian ilmu pengetahuan, peningkatan sumberdaya manusia, dan sarana prasarana yang mendukung kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Melalui misi tridharma perguruan tinggi, dosen dan mahasiswa dianggap sebagai pioneer dalam peningkatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Namun, hal itu tentunya perlu di dukung oleh sarana dan fasilitas yang memadai dan dapat menampung seluruh ide kreatif dari para civitas akademika.
Tak banyak birokrat yang memiliki karakter dan kemampuan sekaliber Zulfan Hamid. Pembawaannya tenang, santun dan penuh etika dalam mengawal dan menjalankan roda birokrasi di Kabupaten Kampar. Meski menjabat sebagai seorang sekretaris daerah, Zulfan terkenal sangat mengayomi seluruh jajaran birokrat di Bumi Serambi Mekah. Jauh dari kesan arogan dan angkuh.
 
Salah satu masalah yang muncul mengenai arah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Universitas Jember adalah mengenai sarana dan fasilitas yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian. Untuk itulah kemudian, pihak kampus Universitas Jember membangun gedung baru yang terletak di pusat kampus sebagai pusat pengembangan ilmu dan teknologi yang disebut dengan CDAST.
Zulfan termasuk tipikal birokrat yang menapaki karir dari bawah dengan segudang prestasi yang berbasis kinerja serta jauh dari hiruk pikuk dan kegaduhan politisasi jabatan berbayar.
 
CDAST (Center for Development of Advance Science and Technology)
Ia juga menjadi birokrat langka yang setia berkarir puluhan tahun di Kampar sehingga mengenal betul kondisi dan permasalahan daerah ini.
Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, tidak dipungkiri merupakan salah satu akselerator dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya sarana penunjang yang memadai, maka lebih mudah bagi para peneliti untuk mengembangkan ide yang mereka miliki dalam bidang ilmu pengetahuan.
Pembangunan gedung CDAST merupakan pembangunan gedung yang paling mencolok, dibanding dengan pembangunan gedung lain di area Universitas Jember. Hal ini dikarenakan pembangunan CDAST tepat di pusat kampus Universitas Jember, mengapit gedung rektorat dan tepat berada di depan gedung BAAK dan gedung perpustakaan baru. Gedung CDAST akan dibangun 2 gedung, dengan masing-masing 8 lantai. Peletakan batu pertama pembangunan gedung CDAST dilakukan pada 15 Oktober 2014 dan gedung CDAST 1 diresmikan pada tanggal 29 Februari 2016 oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya IPTEK dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph. D.
 
Gedung CDAST merupakan laboratorium terpadu yang akan dimanfaatkan oleh berbagai multidisiplin keilmuan, yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh civitas akademika di Universitas Jember. Pembangunan CDAST diharapkan akan menjadi salah satu center of excelent bagi Universitas Jember dalam mengambangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Gedung CDAST 1 saat ini dipergunakan untuk pengembangan penelitian bidang bioteknologi pertanian dan kesehatan serta teknologi penunjangnya sesuai dengan rencana strategis Universitas Jember sebagai research university. Saat ini Gedung CDAST 1 sudah dapat digunakan dan digunakan sebagai kegiatan penelitian, worshop, pengabdian dan pelatihan.
“Hampir 36 tahun saya menjalani karir sebagai aparatur sipil negara. Nyaris semua pengalaman saya abadikan di Kampar. Hanya enam bulan saya sempat berkarir di Rokan Hulu. Namun kampung halaman tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi saya mengabdi,” ujarnya.
 
Walaupun masih dalam tahap pembangunan, rencananya gedung CDAST 2 akan dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang sosial humaniora. Kemungkinan cabang-cabang ilmu yang dapat memanfaatkan laboratorium humaniora sangat luas, maka sifat laboratorium diarahkan pada share laboratory facilities sehingga mampu menampung kegiatan riset yang dibidangi sesuai dengan kompleksitasnya. Gedung CDAST 2 nantinya akan digunakan oleh seluruh fakultas ilmu sosial dan ekonomi, fakultas ilmu bahasa dan sastra, fakultas ilmu pendidikan dan bahkan dapat digunakan secara terintegrasi dengan fakultas ilmu-ilmu eksakta apabila diperlukan.
Ia matang di dunia perencanaan karena hampir 16 tahun bertungkus lumus di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kampar. Maka tak heran, ia sangat hapal dengan kondisi geograpis dan permasalahan pembangunan di Kampar. Ini semua terjadi karena Zulfan sedari awal melakukan perencanaan dimulai dari melihat kondisi realita di lapangan.
 
Riset-riset yang bersifat advance atau pengembangan ini tentunya lebih cenderung kepada applied science sehingga kemanfaatan hasilnya dapat digunakan untuk kehidupan masyarakat luas, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk penelitian yang bersifat basic science.
Kampar, sebelum dimekarkan menjadi tiga kabupaten, memiliki 110 desa yang tersebar hingga di pinggiran Laut Cina Selatan. “Wilayahnya sangat luas. Namun demikian hampir 90 persen desa di Kampar ini sudah saya datangi, hingga ke Serapung yang berada di pesisir Laut Cina Selatan,” ungkapnya.
 
CDAST sebagai Pusat Bioteknologi Universitas Jember
Serapung sendiri kini masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Pelalawan.
Meskipun CDAST merupakan laboratorium terpadu yang bisa diakses oleh fakultas-fakultas berdisiplin ilmu eksakta,konsentrasi bidang ilmu yang dikembangkan di CDAST terutama adalah bioteknologi di bidang pertanian. Ini didukung oleh pidato Moh. Hasan Rektor Universitas Jember, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2016. Beliau menegaskan bahwa Universitas Jember merupakan salah satu dari empat Perguruan Tinggi yang ditunjuk oleh Kemenristekdikti untuk menjadi pengembang dalam bidang Iptek. Penunjukan Universitas Jember sebagai salah satu Universitas yang merupakan Pusat Unggulan Iptek diberikan oleh Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi kepada Universitas Jember karena dinilai Universitas Jember sudah siap secara SDM dan infrastruktur. Universitas lain yang ditunjuk sebagai Pusat Unggulan Iptek adalah Universitas Negeri Malang Jawa Timur, Universitas Negeri Mulawarman dan Universitas Tirtayasa. Universitas Jember diharapkan dapat menjadi pusat teknologi pangan dan kesehatan.
Berbagai pengalaman mendatangi desa desa di Kampar itulah yang membuatnya sangat memahami potensi masing masing wilayah. Perjalanan untuk mencapai desa desa di Kampar itu sendiri bukan perkara mudah. Tak jarang ia dan rekan sejawatnya kala itu harus menempuh medan berat. Membelah belantara, mengarungi sungai hingga berjalan kaki berkilo kilo meter di dalam kubangan lumpur.
 
Penunjukan Universitas Jember sebagai Pusat Unggulan Iptek bukan tanpa alasan. Berbagai prestasi yang telah dihasilkan oleh peneliti dari CDAST menjadi pertimbangan penting. Para peneliti CDAST sudah membuktikan dengan produk tebu transgenik tahan kering, tebu rendemen tinggi dan padi transgenik dari jenis golden rice. Di bidang kesehatan ada penelitian mengenai vaksin untuk penyakit malaria.
“Kalau cerita ketemu sama harimau dan binatang buas dalam penjelajalahan itu sudah hal yang biasa bagi saya. Saya puas bisa mengetahui kondisi riil desa di lapangan sehingga dalam perencanaannya bisa tepat sasaran pembangunan,” ujarnya.
 
Selain fokus pada bidang penelitian secara internal, untuk mengembangkan kajian bioteknologinya, CDAST juga giat melakukan kerjasama dengan universitas di luar negeri. Sebagai Ketua CDAST, Prof. Bambang Sugiharto melakukan kerjasama dengan universitas ternama di Jepang dan Korea yaitu Kyungpook National University, Mei jo of University, Osaka University, dan Nagoya University. Kerjasama ini didasarkan karena lahan yang digunakan untuk pertanian makin sempit, namun kebutuhan akan pangan cenderung meningkat. Maka bidang bioteknologi makin diminati khususnya untuk memberikan manfaat kepada masyarakat luas.
Hampir 10 tahun Zulfan keluar masuk desa saat menjadi Kepala Seksi Analisa dan Penilaian Bappeda Kampar kurun waktu 1984 hingga 1995. Jika diminta menyebutkan rute perjalanan desa terjauh di Kampar saat ini, ia pun masih bisa menyebutkannya dengan runut di luar kepala.
 
Sumber:
Lantas kenapa ia lakoni pekerjaan berat itu dengan sebenar benarnya. Bukankah ia bisa saja duduk santai di belakang meja tinggal menerima laporan dari bawahan. Atau membuat penilaian perecanaan dengan copy paste sebagaimana pejabat terdahulu melakukannya? Apalagi, Zulfan menjadi pegawai negeri bukanlah karena dari kaum tidak mampu. Ayahnya Abdul Hamid Maarif merupakan Asisten Wedana atau Camat pada era 1950-1960 di XIII Koto Kampar. Terbilang mampu dan dihormati masyarakat.
https://unej.ac.id/
 
cdast.unej.ac.id/
“Jabatan itu amanah. Ayah saya mengajarkan kepada kami anak anaknya untuk mencintai pekerjaan karena itu amanah,” ujarnya.
Nah, ketika mencintai suatu pekerjaan, lanjutnya, tidak ada beban bagi kita untuk berbuat lebih dan tentunya melakukan hal yang terbaik. Baginya, ada kerja ada hasil. Namun hasilnya tersebut jangan selalu langsung dinilai dan diharapkan berupa uang. Hasil pekerjaan itu bisa berupa ilmu, pengalaman, kepercayaan dan penghargaan. “Itu yang harus dipahami oleh para birokrat muda saat ini,” ungkapnya.
 
Profesional dengan jabatan yang diemban kata Zulfan tidak akan membuat aparatur sipil negara terlempar atau non job ketika ada pergantian rezim pemerintahan. Ini sudah dibuktikannya selama ini.
 
Masih terbayang jelas dalam ingatannya ketika menjabat Kepala Badan Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa (BSPMD) Kampar. Saat itu, pada akhir 2006, banjir besar melanda Lipat Kain, Kampar. Burhanuddin, Bupati Kampar yang baru saja memenangi pertarungan Pilkada mendadak mencarinya. Saat itu, banjir dan pemadam kebakaran memang menjadi urusan badan yang dipimpinnya.
 
Boy, begitu sapaan Burhanuddin memintanya untuk membuat proposal permohonan bantuan penanggulangan paskabecana ke pusat. Ia diberi waktu 10 hari untuk menyelesaikan proposal tersebut.
 
Zulfan menyanggupi tantangan tersebut. Ia bahkan bisa menyiapkan proposal yang diminta Boy dalam waktu tiga hari. Sang bupati pun waktu itu kaget karena proposalnya cepat sekali selesai dari tenggat yang diberikan. “Kan saya minta 10 hari. Kenapa cepat sekali kelarnya,” ujar Boy kepada Zulfan saat itu.
 
Ia pun menjawab bahwa proposal selesai lebih cepat agar ada waktu untuk perbaikan dan revisi. Akhirnya dari proposal tersebut, bantuan dari berbagai kementerian mengucur untuk Kampar. Mulai dari Kementerian Pekerjaan Umum, Pendidikan, Sosial, Perikanan, Pertanian mengalirkan berbagai program bantuan senilai Rp16 miliar.
 
Boy sempat menganggap Zulfan sebagai birokrat loyalis Jefry Noer, bupati sebelumnya. Namun dengan dedikasi dan profesionalitasnya pada pekerjaan, Boy tetap membutuhkan tenaga Zulfan.
 
“Dedikasi dan loyalitas saya kepada atasan karena amanah yang diberikan. Siapapun atasannya. Jadi bukan kepada perorangannya. Saya pun selama ini tidak pernah mengemis jabatan. Kalau diberi amanah, saya kerjakan dengan senang hati dan penuh rasa tanggungjawab,” ungkapnya.
 
Lantas bagaimana Zulfan melihat perkembangan Kampar selama ini sehingga dapat lebih maju lagi ke depannya ? Menurutnya, masyarakat Kampar memiliki tingkat gotong royong yang tinggi. Ini merupakan modal sosial yang sangat besar untuk membangun daerah.
 
Kemudian lanjutnya, perekonomian Kampar itu berada di desa. Dari 21 Kecamatan, 242 desa dan delapan kelurahan, Kampar termasuk 10 kabupaten dengan APBD terbanyak di Indonesia. Jadi kedepannya yang diperlukan adalah pengembangan perekonomian pedesaan sesuai dengan potensi andalannya masing masing daerah.
 
Desa akan dijadika jantung perekonomian Indonesia yang akan menghidupi warga kota. Bukan malah sebaliknya seperti selama ini, desa merupakan sapi perahan orang orang kota. Sehingga ke depan program program yang dilancarkan untuk memacu percepatan pembangunan desa dengan menata kota. Serta mengebangkan pariwisata, sumber daya manusia, peningkatan kualita dan kuantitas pelayanan dasar bagi masyarakat desa dan kota.
 
Ia pun punya falsafah hidup yakni cinta dengan setiap pekerjaan yang diemban karena itu merupakan amanah. Menurutnya, seorang birokrat juga harus pintar dan berdapatasi dengan lingkungan sehingga ketika ini terwujud akan menjadi gambaran dari kata kata bijak yang menyebutkan dengan seni hidup akan indah. Dengan ilmu hidup akan mudah. Dengan iman hidup akan bermakna.
 
"Inilah falsafah saya dalam mengarungi kehidupan baik sebagai makhluk sosial maupun sebagai aparatur negara," tutupnya.
 
Lantas bagaimana restu dari Bupati Kampar H Jefry Noer selaku atasannya di pemerintahan? Dikatakan Zulfan, dia sudah berkomunikasi dengan Bupati Kampar tentang keinginannya maju pada Pilkada Kampar 2017. "Kalau izin formal tak ada. Izin karena beliau atasan tentu kita minta restu. Karena bupati suruh maju saja. Lakukan sosialisasi," ucap Zulfan. (Akhir Yani)