Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Membalikkan revisi 11629529 oleh Nashrul Hakiem (bicara) |
||
Baris 62:
=== Asal mula nama "Syarif Hidayatullah" ===
[[Berkas:Syarif Hidayatullah.jpg|150px|thumb|left|Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati]]
Nama Syarif Hidayatullah diambil dari nama asli Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo, sembilan penyiar Islam di Pulau Jawa. Syarif Hidayatullah (1448-1568) adalah putra Nyai Rara Santang, putri Prabu Siliwangi dari Pajajaran, yang menikah dengan Syarif Abdullah, penguasa di salah satu wilayah Mesir. Syarif Hdayatullah memiliki banyak gelar, antara lain Muhammad Nuruddin, Syaikh Nurullah, Sayyid Kamil, Maulana Syekh Makhdum Rahmatullah, dan Makhdum Jati. Setelah wafat ia diberi gelar Sunan Gunung Jati dan dimakamkan di Cirebon. Setelah mendapat pendidikan di tempat kelahirannya, Syarif Hidayatullah menjadi aktor penting penyiaran Islam di Jawa, terutama bagian Barat. Dia berhasil menempatkan putranya, Maulana Hasanuddin, sebagai penguasa Banten. Pada 1527 M, atas bantuan Falatehan (Fatahillah), dia berhasil menguasai Sunda Kelapa setelah mengusir pasukan Portugis yang dipimpin oleh Fransisco de Sa. Karena itu, Syarif Hidayatullah dikenal sebagai salah satu Walisongo yang memiliki peran ganda, yakni sebagai penguasa sekaligus ulama.
Syarif Hidayatullah melakukan dakwah langsung kepada pemimpin masyarakat dan bangsawan setempat dengan cara bijaksana (bi al-hikmah wa mauidha hasanah). Ia mulai dengan memberikan pengetahuan ajaran Islam atau tazkirah (peringatan) tentang pentingnya ajaran Islam dengan cara lemah lembut. Ia bertukar pikiran dari hati ke hati dengan penuh toleransi. Jika cara ini dianggap kurang berhasil maka ia menempuh cara berdebat atau mujadalah. Cara terakhir ini diterapkan terutama kepada orang-orang yang secara teang-terangan menunjukkan sikap yang kurang setuju terhadap Islam. Metode dakwah yang dipergunakan oleh Syarif Hidayatullah telah berhasil menarik simpati masyarakat. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang memiliki sikap sosial yang tinggi dengan banyak memberikan bantuan kepada masyarakat miskin. Ia banyak bergaul dengan bahasa rakyat, sehingga ajarannya dapat dengan mudah diterima.
[[Berkas:Theater Room FST.jpg|250px|thumb|right|Theater Room FST UIN Syarif Hidayatullah]]
Syarif Hidayatullah tidak bersikap frontal terhadap agama, kepercayaan, dan adat istiadat penduduk setempat. Sebaliknya ia memperlihatkan keindahan dan kesederhanaan Islam. Yang dilakukannya adalah menunjukkan kelebihan Islam dan persamaan derajat di antara sesama manusia. Dalam rangka membina keberagamaan masyarakat dan berbagai etnis, ia menjalin ikatan perkawinan dengan adik Bupati Banten, putri Kunganten (1475), ibu Maulana Hasanuddin; seorang putri Cina, Ong Tien, pada tahun 1481 (tidak memperoleh keturunan); putri Arab bernama Syarifah Baghdad, ibu dari Pangeran Jaya Kelana dan Pangeran Brata Kelana; dan Nyi Tepasari dari Majapahit, ibu dari Ratu Winahon dan Pangeran Pasarean. Syarif Hidayatullah memiliki peranan yang besar dalam pengukuhan kekuasaan Islam di Sunda Kelapa yang di kemudian hari ia beri nama Jayakarta dan diubah menjadi Batavia oleh Belanda. Penamaan IAIN Jakarta dengan Syarif Hidayatullah antara lain bertujuan menghargai jasa sekaligus menjadikannya sebagai sumber inspirasi bagi pengembangannya pada masa yang akan datang.
=== IAIN with Wider Mandate ===
Baris 252 ⟶ 254:
||Perbankan Syariah (S2)||M.E.Sy.
|-
| rowspan="
|-
||Sistem Informasi (S1)||S.SI.
Baris 265 ⟶ 267:
|-
||Matematika (S1)||S.Si.
|-▼
|-
||Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis (S2)||M.P.
Baris 284:
||Sosiologi (S1)||S.Sos.
|-
| rowspan="
▲|-
||Teknik Perminyakan (S1)||S.T.
|-
||Teknik Geologi (S1)||S.T.
|-
| rowspan="2" |XIII.|| rowspan="2" |Sekolah Pascasarjana (SPS)|| rowspan="2" |Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA||Magister Studi Islam (S2)||M.A.
|-
||Doktor Studi Islam (S3)||Dr.
Baris 409 ⟶ 415:
* [[Ahmadi Isa|Prof. Dr. K.H. Ahmadi Isa, MA]]
* [[Mahmoed Joenoes|Prof. Dr. H. Mahmoed Joenoes]]
* [[Masykuri Abdillah|Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA]]
* [[Fahmy Arief|Prof. Dr. H. A. Fahmy Arief, MA]]
* [[Said Aqil Siradj|Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj, MA]]
|