Soeman Hasiboean: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 63:
Beberapa karakter buatan Soeman tidak teridentifikasi sebagai [[Pribumi-Nusantara]], yang meliputi Nona (nama umum di kalangan [[Tionghoa Indonesia|etnis Tionghoa]]) dan Sir Joon (orang [[orang Indo|Eurasia]]). Hal tersebut merupakan bagian dari sebuah penawaran untuk menghibur para pembaca dari latar belakang kebudayaan yang berbeda, serta orang-orang yang tinggal di Singapura.{{sfn|Kasiri|1993|p=109}} Hal tersebut juga menyajikan kritikan lembut bagi Soeman. Dalam sebuah wawancara, Soeman berkata: "Roman saya selalu mendobrak adat yang kaku. Nah, untuk menggambarkan itu, sengaja saya pilih tokoh orang asing, yang lebih diterima jika memberontak adat. Itu hanya strategi kepengarangan, biar cerita kita diterima."{{sfn|Muhammad|2002|p=203}}
 
[[Diksi]] Soeman dalam cerita-cerita pendek buatannya sangat dipengaruhi oleh latar belakang Sumatra timur-nya, dengan pengucapan Melayu dan pengaruh [[bahasa Jawa|Jawa]] yang lebih sedikit ketimbang beberapa penulis kontemporer.{{sfn|Rosidi|1968|p=36}} Namun, seperti halnya para penulis sejawatnya dari generasi ''Poedjangga Baroe'', ia tetap menggunakan istilah [[sastra Melayu klasik|Melayu klasik[[ seperti ''alkisah'' dan ''maka''. Ia dikritik karena menggunakan kalimat yang bertele-tele ketimbang sastra sebelumnya, bukannya berupaya untuk menggunakan gaya yang lebih ringkas dan langsung dan menghindari kiasan.{{sfn|Kasiri|1993|pp=112–113}} Dalam sebuah artikel 1936, Alisjahbana berkata bahwa, di tangan Soeman, "bahasa Melayu yang telah kaku dan beku dikarenakan susnan tetap dan aturannya, menjadi cair kembali".{{efn|OriginalAsli: "''... bahasa Melajoe lama jang telah kakoe dan bekoe oleh karena telah tetap soesoenan dan atjoeannja, mendjadi tjair kembali...''"}}{{sfn|Alisjahbana|1941|p=5}}
 
==Warisan==