Papua: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mouche (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda); perubahan kosmetika
Baris 136:
Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa-bangsa asing dengan masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua.
 
Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah [[Papua bagian barat]]. Pada masa pemerintahan kolonial [[Hindia- Belanda]], wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (''Nederlands Nieuw-Guinea'' atau ''Dutch New Guinea''). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun [[1969]] hingga [[1973]]. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh [[Soeharto]] pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas [[Freeport]], nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun [[2002]].
 
UU No. 21 Tahun 2001 tentang [[Otonomi Khusus Papua]] mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama ''Papua'' sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi ''Irian Jaya Barat'' (setahun kemudian menjadi ''[[Papua Barat]]''). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.
Baris 251:
Pada umumnya, papeda dikonsumsi bersama dengan ikan tongkol.<ref name="Maluku">{{cite web|url=http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/papeda.maluku.bubur.lem.segar.bergizi/004/002/234|publisher=Femina|title=Papeda, Maluku: Bubur 'Lem' Segar Bergizi|accessdate=14 April 2014}}</ref> Namun, papeda dapat juga dikombinasikan dengan [[ikan gabus]], [[kakap merah]], bubara, hingga ikan kue.<ref name="Maluku"/> Selain kuah kuning dan ikan, bubur papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari daun [[melinjo]] muda yang ditumis dengan bunga pepaya muda dan [[cabai]] merah.<ref name="Maluku"/>
 
== Tifa ==
[[FileBerkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Enkelvellige_bekervormige_trom_TMnr_18-18.jpg|thumb|Alat musik tifa]]
Tifa merupakan [[alat musik]] khas Indonesia bagian Timur, khususnya [[Maluku]] dan [[Papua]]. Alat musik ini bentuknya menyerupai [[kendang]] dan terbuat dari kayu yang di lubangi tengahnya. Ada beberapa macam jenis alat musik Tifa seperti [[Tifa Jekir]], [[Tifa Dasar]], [[Tifa Potong]], [[Tifa Jekir Potong]] dan [[Tifa Bas]].
 
Tifa mirip dengan alat musik gendang yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah. Bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran. Setiap suku di Maluku dan Papua memiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing.
 
Tifa biasanya digunakan untuk mengiringi [[ tarian perang]] dan beberapa tarian daerah lainnya seperti [[tari Lenso]] dari Maluku yang diiringi juga dengan alat musik [[totobuang]], tarian tradisional suku Asmat dan [[tari Gatsi]].
 
Alat musik tifa dari Maluku memiliki nama lain, seperti tahito atau tihal yang digunakan di wilayah-wilayah Maluku Tengah. Sedangkan, di pulau Aru, tifa memiliki nama lain yaitu titir. Jenisnya ada yang berbentuk seperti drum dengan tongkat seperti yang digunakan di Masjid . Badan kerangkanya terbuat dari kayu dilapisi rotan sebagai pengikatnya dan bentuknya berbeda-beda berdasarkan daerah asalnya.