Sejarah Gereja Katolik di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Sumatra Utara +Sumatera Utara) |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda) |
||
Baris 15:
Pada akhir abad ke-18 Eropa Barat diliputi perang dahsyat antara [[Perancis]] dan [[Britania Raya]] bersama sekutunya masing-masing. Simpati orang Belanda terbagi, ada yang memihak Perancis dan sebagian lagi memihak Britania, sampai negeri Belanda kehilangan kedaulatannya. Pada tahun [[1806]], [[Napoleon Bonaparte]] mengangkat adiknya, [[Lodewijk]] atau [[Louis Napoleon]], seorang Katolik, menjadi raja Belanda. Pada tahun [[1799]] VOC bangkrut dan dinyatakan bubar.
== Era Hindia
Perubahan politik di Belanda, khususnya kenaikan tahta Raja Lodewijk, seorang Katolik, membawa pengaruh yang cukup positif. Kebebasan umat beragama mulai diakui pemerintah. Pada tanggal [[8 Mei]] [[1807]] pimpinan Gereja Katolik di [[Roma]] mendapat persetujuan Raja Louis Napoleon untuk mendirikan [[Prefektur apostolik|Prefektur Apostolik]] Hindia Belanda di Batavia (lihat: [[Gereja Katedral Jakarta#Sejarah|Sejarah Gereja Katedral Jakarta]])
|