Tentara Keamanan Rakyat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Referensi: minor cosmetic change
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda); perubahan kosmetika
Baris 14:
|minister_title= [[Daftar Menteri Pertahanan Indonesia|Menteri Pertahanan]]
|history= [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|Perang Kemerdekaan Indonesia]]<br>[[Peristiwa 10 November|Pertempuran 10 November 1945]]<br>[[Palagan Ambarawa]]
|ranks =[[Kepangkatan_Tentara_Nasional_IndonesiaKepangkatan Tentara Nasional Indonesia#Pangkat_Tentara_Keamanan_RakyatPangkat Tentara Keamanan Rakyat|Pangkat Tentara Keamanan Rakyat]]
}}
'''Tentara Keamanan Rakyat''' (atau biasa disingkat dengan '''TKR''') adalah sebuah nama angkatan perang pertama yang dibentuk oleh [[Pemerintah Indonesia]], setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]]. TKR dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945 berdasarkan maklumat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=17}} TKR dibentuk dari hasil peningkatan fungsi [[Badan Keamanan Rakyat]] (BKR) yang sudah ada sebelumnya dan tentara intinya diambil dari bekas [[PETA]].{{sfn|Rahardjo|1995|p=67}}
Baris 25:
 
== Pembentukan ==
Pada tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat yang berisi tentang pembentukan tentara kebangsaan. [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] [[Mohammad Hatta]] lalu memanggil bekas perwira [[KNIL]], Mayor [[Oerip Soemohardjo]] ke [[Jakarta]] untuk menyusun organisasi tentara.{{sfn|Hatta|2011|p=112}}
 
Pada tanggal 6 Oktober 1945, pemerintah mengangkat [[Suprijadi]], seorang tokoh pemberontakan PETA di [[Blitar]], untuk menjadi Menteri Keamanan Rakyat, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta kemudian mengangkat Oerip menjadi Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat Letnan Jenderal.{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=18}}
Baris 32:
Pada tanggal 9 Oktober 1945, [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] mengeluarkan seruan mobilisasi TKR yang isinya menyerukan kepada seluruh pemuda rakyat Indonesia baik yang belum maupun yang sudah pernah memperoleh latihan militer, untuk mendaftarkan diri sebagai anggota TKR. Pada tanggal 14 Oktober 1945 para perwira bekas KNIL bangsa Indonesia, mengeluarkan penyataan kepada pemerintah Indonesia dan Komite Nasional Indonesia Pusat, bahwa para perwira tersebut berdiri di belakang pemerintah Indonesia dan siap menerima perintah apapun.{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=17}}
 
Pada tanggal 20 Oktober 1945 pemerintah mengangkat Suprijadi sebagai Pimpinan Tertinggi TKR dan Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Staf Umum. Tetapi Suprijadi tidak pernah muncul untuk menduduki jabatannya. Setelah Mayor Oerip diangkat sebagai Kepala Staf Umum dengan pangkat Letnan Jenderal, Oerip dengan segera menyusun organisasi Markas Tertinggi TKR (MT-TKR), meniru Departemen Peperangan [[Hindia- Belanda]].{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=18}} Kemudian disusun juga organisasi Markas Besar Umum (MBU) yang merupakan bagian Markas Besar Tertinggi TKR.
 
Awalnya Markas Tertinggi TKR ditetapkan di [[Purwokerto]], tetapi berdasarkan saran dan pertimbangan strategi dari Oerip, markas tertinggi kemudian dipindahkan ke [[Yogyakarta]].{{sfn|Hatta|2011|p=113}} Purwokerto terletak di daerah yang lebarnya kira-kira 100 km, sedangkan Yogyakarta terletak di daerah yang jauh lebih luas.
 
=== Pembentukan TKR Laut ===
Setelah pemerintah mengeluarkan maklumat tanggal 5 Oktober 1945 tentang pembentukan TKR, maka secara otomatis BKR Laut juga ikut mengubah dirinya menjadi TKR Laut. Secara resmi nama TKR Laut disahkan pada tanggal 15 November 1945.{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|p=25}} Markas TKR Laut juga dipindahkan dari Jakarta ke Yogyakarta.
 
Baris 43:
Hasil perundingan juga diputuskan pembentukan divisi TKR Laut yang terdiri dari Divisi I [[Jawa Barat]] yang bermarkas di [[Cirebon]], Divisi II [[Jawa Tengah]] yang bermarkas di [[Purworejo]], Divisi III [[Jawa Timur]] yang bermarkas di [[Surabaya]]. Sementara itu pembentukan TKR Laut di [[Sumatera]] berlangsung dengan cepat. Pada minggu kedua bulan Oktober 1945, sudah terbentuk kesatuan TKR Laut di kota [[Tanjung Karang]], [[Palembang]], [[Padang]], [[Sibolga]] dan [[Medan]].
 
=== Pembentukan TKR Jawatan Penerbangan ===
Maklumat Pemerintah No.6 tanggal 5 Oktober 1945 mengharuskan TKR bertanggung jawab atas seluruh ketertiban dan keamanan baik di darat , di laut dan di udara. Oleh karena itu pertanggungjawaban dan wewenang atas pangkalan-pangkalan udara dan seluruh perlengkapan yang telah berhasil direbut dari [[Jepang]], langsung berada di bawah kekuasaan TKR.
 
Baris 51:
Pada saat pertama disusun struktur organisasi TKR terdiri dari tiga bagian yaitu Markas Tertinggi TKR, Markas Besar Umum TKR yang terdiri dari bagian-bagian (administrasi, keuangan, persenjataan, perhubungan, kesehatan, urusan kereta api, pendidikan, perlengkapan, penyelidikan) dan Komandemen yang terdiri dari empat komandemen (komandemen I Jawa Barat, Komandeman II Jawa Tengah, Komandemen II Jawa Timur dan Komandeman Sumatera).{{sfn|Sejarah TNI jilid I|2000|pp=18-25}} Tanggal 12 Desember 1945 dibentuk bagian penerbangan dibawah kedudukan Markas Besar Umum.
 
== Kepangkatan ==
{{main|Kepangkatan Tentara Nasional Indonesia}}
Berdasarkan Surat Perintah Kepala Markas Tertinggi TKR (MTTKR) tanggal 5 November 1945 yang ditandatangani oleh Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Staf Markas Besar Umum, dikeluarkan sebuah maklumat yang mengatur dan menginstruksikan tentang seragam dan tanda-tanda Tentara Keamanan Rakyat. Karena suasana saat itu masih sangat kekurangan, MTTKR memerintahkan para komandan di [[Jawa]] dan [[Pulau Madura|Madura]] untuk memperlengkapi sendiri seragam-seragam untuk para prajurit. Dalam maklumat tersebut diperintahkan bahwa warna seragam tidak diharuskan sama, tetapi tanda pangkat kemiliteran diharuskan sama di seluruh barisan TKR.{{sfn|Nasution|1963|pp=131-134}}
Baris 61:
Dalam konferensi itu terpilih Panglima Divisi V Komandeman Jawa Tengah, [[Kolonel]] [[Soedirman]] sebagai Pemimpin Tertinggi TKR. Pada tanggal 18 Desember 1945, [[Pemerintah Republik Indonesia]] secara resmi mengesahkan pengangkatan Soedirman menjadi Panglima Besar TKR dengan pangkat [[Jenderal]].
 
== Referensi ==
;Catatan kaki
{{reflist|2}}
Baris 67:
;Daftar pustaka
{{refbegin|2}}
* {{cite book
|title=Badan Keamanan Rakyat (BKR). Cikal Bakal Tentara Nasional Indonesia
|last= Rahardjo
Baris 76:
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=Sejarah TNI Jilid I (1945-1949)
|last= TNI
Baris 87:
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=Tentara Nasional Indonesia, Jilid I, Cetakan II
|last=Nasution
Baris 96:
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=Untuk Negeriku Menuju Gerbang Kemerdekaan, Sebuah Otobiografi
|last=Hatta
Baris 106:
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=Sekitar perang kemerdekaan Indonesia
|last=Nasution
Baris 115:
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=Kronik revolusi Indonesia
|last=Ananta Noor
Baris 128:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.tni.mil.id/pages-10-sejarah-tni.html Sejarah pada situs web Tentara Nasional Indonesia]
 
{{Sejarah Tentara Nasional Indonesia}}