Kabupaten Lumajang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 31:
== Sejarah pemerintahan ==
{{main|Sejarah Lumajang}}
[[FileBerkas:Candi Kunir 131104-0857 jtg.JPG|thumb|Sisa-sisa Candi Kunir, ditemukan tahun 2013]]
Nama Lumajang berasal dari nama tempat "Lamajang" yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya. Beberapa sumber itu antara lain:
# [[Prasasti Mula Malurung]]
# Naskah [[Negarakertagama]]
Baris 41:
# [[Serat Kandha]]
 
Prasasti Mula Malurung adalah prasasti tertua yang menyebut keberadaan "Nagara Lamajang", karenanya dianggap sebagai titik tolak hari jadi Lumajang. Prasasti yang ditemukan pada tahun 1975 di [[Kediri]] dan berangka 1177 tahun Saka ini diterbitkan oleh Raja [[Kertanegara]] dari [[Singasari]] untuk memperingati anugerah Raja [[Seminingrat]] kepada Pranaraja berupa dua desa perdikan, Mula dan Malurung. Prasasti ini terdiri dari 12 lempengan [[tembaga]], dan lempengan VII halaman A memuat nama-nama putera-puteri dan kerabat Raja Seminingrat yang diangkat menjadi raja-raja bawahan. Salah satunya, disebutkan bahwa Nararya Kirana yang telah dianggap seolah-olah putera sang Prabu, dijadikan raja di Lumajang.<ref>{{aut|Muljana, S.}} 2006. ''Tafsir Sejarah Nagara Kretagama'': 87. Yogyakarta: LKiS.</ref> Menurut prasasti tersebut penetapan itu terjadi pada tahun 1177 Saka, yang sesuai dengan tanggal 14 Dulkaidah 1165 tahun Jawa atau tanggal 15 Desember 1255 Masehi.
 
Mengingat cukup meyakinkan bahwa pada 1255 M itu "Negara Lamajang" sudah merupakan sebuah negara yang berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990.
 
Dalam sejarahnya, wilayah ini sangat berhubungan dengan tokoh sejarah bernama [[Aria Wiraraja]]. Kitab Pararaton dan Harsawijaya mengisahkan bahwa tokoh yang ketika muda bernama Banyak Wide ini pada mulanya mengabdi di [[Singasari]], namun oleh Raja [[Kertanegara]] kemudian dibuang secara halus dari ibukota Singasari dan dijadikan bupati di [[Sumenep]], [[Madura]] timur. Aria Wiraraja kemudian berkesempatan memberikan bantuan dan perlindungan kepada [[Raden Wijaya]] ketika ia dan rombongannya melarikan diri ke Sumenep akibat kalah perang dengan [[Jayakatwang]]. Selanjutnya Pararaton dan Kidung Harsawijaya menceritakan bahwa Wiraraja diberi hadiah wilayah bagian timur Jawa Timur yang diberi nama "Lamajang Tigang Juru", ketika Raden Wijaya berhasil memenangkan perang dan menjadi raja pertama di kerajaan [[Majapahit]]. Akan tetapi wilayah itu baru dikuasai dan diperintahnya setelah kematian puteranya, [[Ranggalawe]], yang memberontak kepada Majapahit (1295).<ref>{{aut|[[Slamet Muljana|Muljana, S.]]}} 2005. ''Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit''. Yogyakarta: LKiS.</ref>
 
Wilayah Lumajang kembali disebut-sebut dalam Kitab [[Negarakertagama]] ketika Raja [[Hayam Wuruk]] melakukan perjalanan keliling wilayah timur Majapahit pada tahun 1359 M; kala itu wilayah ini sudah dikuasai kembali oleh Majapahit.<ref>{{aut|Muljana, S.}} 2006. ''op.cit.'': 1-10.</ref> Nama Lumajang (atau, dalam versi aslinya: Lamajang) ini mengacu pada satu wilayah yang luas di pojok timur ([[bahasa Belanda|Bld.]]: ''Oosthoek'') Jawa Timur, di mana termasuk pula di dalamnya wilayah kuna Pajarakan di sekitar [[Kraksaan, Probolinggo]] sekarang.<ref>{{aut|Krom, N.J.}} 1914. De eigennamen in den Nâgarakŗtâgama. ''Tijdschrift voor de Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde, uitgegeven door het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen''. Deel '''LVI''': 250. Batavia: Albrecht & Co.</ref>
 
Pada masa penjajahan Belanda, pada tahun 1882 wilayah Lumajang berstatus Distrik (setingkat [[kecamatan]]) yang dipimpin oleh seorang Wedana. Kemudian pada tahun 1886 statusnya dinaikkan menjadi ''Afdeeling'' (setingkat [[kabupaten]]), kepala pemerintahannya adalah seorang Patih Afdeeling. Tahun 1929 sistem pemerintahan di Lumajang dinaikkan lagi statusnya menjadi Kabupaten, dengan kepala pemerintahannya seorang Bupati.
 
== Pemerintahan ==
Baris 99:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een man en een vrouw in een kampong te Dampar Oost-Java TMnr 10002888.jpg|thumb|Desa di daerah Dampar (1934)]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Afgedamde rivier (Kali Majong) links de inlaat naar het kanaal Dampar TMnr 10011003.jpg|thumb|Kali Mayong dekat Dampar (1934)]]
Kabupaten Lumajang terdiri atas 21 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas 197 [[desa]] dan 7 [[kelurahan]]. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan [[Lumajang, Lumajang|Lumajang]]. Kecamatan-kecamatan itu ialah:
# [[Candipuro, Lumajang|Candipuro]]
# [[Gucialit, Lumajang|Gucialit]]
Baris 122:
# [[Yosowilangun, Lumajang|Yosowilangun]]
 
== Keadaan fisik ==
=== Geografi ===
Kabupaten Lumajang terletak pada 112°53' - 113°23' Bujur Timur dan 7°54' - 8°23' Lintang Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten Lumajang adalah 1790,90 km2. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu:
Baris 138:
Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan [[Tapal Kuda, Jawa Timur|Tapal Kuda]] Provinsi Jawa Timur. Di bagian barat, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya [[Gunung Semeru]] (3.676 m) dan [[Gunung Bromo]] (2.392 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa.
 
Bagian timur laut merupakan ujung barat [[Pegunungan Iyang]]. Sedangkan bagian selatan merupakan daerah datar, dengan sedikit wilayah berbukit hingga bergunung di sebelah barat.
 
Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m dpl., dengan daerah yang terluas adalah pada ketinggian 100–500 m dari permukaan laut, yakni seluas 63.405,50 Ha (35,40 % wilayah); dan yang tersempit adalah pada ketinggian 0–25 m dpl yaitu seluas 19.722,45 Ha atau 11,01 % dari luas keseluruhan Kabupaten.
 
=== Vulkanologi ===
Baris 146:
 
=== Iklim ===
Kabupaten Lumajang beriklim tropis. Berdasarkan klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson sebagian wilayah termasuk tipe C, yang bersifat agak basah, dan sebagian lainnya bertipe D. Bulan-bulan kering, dengan jumlah curah hujan kurang dari 100&nbsp;mm perbulan, terjadi pada bulan-bulan Juli, Agustus dan September, sementara bulan-bulan lainnya adalah bulan basah. Jumlah curah hujan tahunan berkisar antara 1.500-2.500&nbsp;mm.
 
Temperatur sebagian besar wilayah 24&nbsp;°C - 32&nbsp;°C, sedangkan di kawasan pegunungan dapat mencapai 5&nbsp;°C, terutama di daerah lereng Gunung Semeru.
Baris 156:
 
== Transportasi ==
Di Kabupaten Lumajang terdapat jalan raya antar provinsi dan jalur [[kereta api]] lintas Surabaya-Jember-Banyuwangi, namun kedua jalur transportasi utama tersebut tidak melalui ibukota Kabupaten Lumajang. [[Jalan Nasional Rute 25]] berujung di [[Wonorejo, Kedungjajang, Lumajang|Wonorejo]], sekitar 6&nbsp;km di utara pusat kota Lumajang, menghubungkan [[Jalan Nasional Rute 1]] (lebih dikenal sebagai Jalur Pantura) di Probolinggo dengan [[Jalan Nasional Rute 3]] yang melintasi Kota Lumajang dan berbelok ke timur di Wonorejo menuju [[Jember]], [[Banyuwangi]], dan berakhir di [[Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi|Ketapang]], lokasi penyeberangan feri ke [[Bali]]. Jalan raya no 25 yang bersambung dengan Jalan raya no 3 itu dilintasi bus-bus AKAP (antar kota dan antar provinsi), terutama rute Surabaya - Jember dan Surabaya - Banyuwangi via Jember. Bus-bus penumpang yang lebih kecil menghubungkan Kota Lumajang dengan Jember via [[Kencong, Jember|Kencong]], dan Lumajang - Malang via [[Dampit, Malang|Dampit]].
 
Jalur kereta api melintasi beberapa ibukota kecamatan antara lain [[Stasiun Ranuyoso|Ranuyoso]], [[Stasiun Klakah|Klakah]], [[Stasiun Randuagung|Randuagung]] dan [[Stasiun Jatiroto|Jatiroto]]. Klakah merupakan kecamatan terdekat untuk akses kereta api dari kota Lumajang. Sebenarnya ada pula jalur kereta api yang melewati kota [[Stasiun Lumajang|Lumajang]] sampai ke [[Stasiun Pasirian|Pasirian]] dan dari Lumajang juga bercabang ke arah timur ke [[Rambipuji, Jember|Rambipuji]] melewati [[Kencong, Jember|Kencong]], namun jalur peninggalan masa kolonial Belanda ini sudah tidak aktif lagi semenjak tahun 1988.
Baris 165:
Penduduk Kabupaten Lumajang umumnya adalah Suku Jawa dan Suku Madura, dan agama mayoritas adalah [[Islam]]. Di Pegunungan Tengger Kecamatan Senduro (terutama di daerah Ranupane, Argosari, dan sekitarnya), terdapat masyarakat [[Suku Tengger|Tengger]] yang memiliki bahasa khas dan beragama Hindu.
 
Di Senduro terdapat sebuah pura yang dikenal dengan nama Pura Mandara Giri Semeru Agung (MGSA), yang digunakan untuk ibadat baik di hari biasa maupun hari besar umat Hindu. Pada hari biasa, pura tersebut juga dijadikan sebagai tempat wisata.
 
== Pendidikan ==
Baris 171:
{{div col|colwidth=21em}}
 
=== [[Sekolah Menengah Pertama|SMP]] ===
# [[SMP Negeri 1 Lumajang]]
# [[SMP Negeri 2 Lumajang]]
Baris 199:
# SMP Muhammadiyah 2 Jatiroto
 
=== [[Sekolah Menengah Atas|SMA]] ===
# SMA Negeri 1 Lumajang
# [[SMA Negeri 2 Lumajang]]
Baris 225:
# SMK 17 Lumajang
 
=== Perguruan tinggi ===
# [[Universitas Lumajang|Universitas Lumajang (UNILU)]]
# Sekolah Tinggi Agama Islam Bustanul Ulum (STAIBU)
Baris 238:
# Akademi Komunitas Negeri Lumajang (AKN Lumajang)
 
=== Pondok Pesantren ===
# Pondok Pesantren Kiai Syarifudin Wonorejo
# Pondok Pesantren Mangunsari Tekung
Baris 260:
* Mahameru Jeep Club Cabang Lumajang
 
== Pariwisata ==
Lumajang memiliki cukup banyak lokasi wisata [[pantai]] di Laut Selatan ([[Samudera Hindia]]) seperti Pantai Bambang, Watu Pecak, Watu Godeg dan Watu Gedeg. Di samping itu, di lereng-lereng timur [[Semeru]] terdapat beberapa lokasi wisata lokal seperti [[Piket Nol]], yang menjadi puncak tertinggi di lintas perbukitan selatan, [[Goa Tetes]], dan [[Gladak Perak]] di lintas selatan Lumajang-Malang. Di daerah Sumber Mujur juga terdapat kawasan hutan bambu di sekitar mata air Sumber Deling yang merupakan tempat pelestarian aneka jenis tanaman [[bambu]], yang sekaligus menjadi habitat bagi kawanan [[kera]] dan ribuan [[kelelawar]] ([[kalong]]). Di [[Pasrujambe, Lumajang|Pasrujambe]] terdapat sebuah tempat wisata mata air suci dan Pura Watu Klosot yang menjadi tujuan wisata bagi peziarah Hindu dari Bali.
 
== Media massa ==
* Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) di 21 Kecamatan (blogger)
* [http://www.lumajangsatu.com www.lumajangsatu.com] (media online)