Stasiun Tanjung Priok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan aplikasi seluler
Baris 33:
Bandar pelabuhan yang dibangun pada [[1877]] pada masa [[Gubernur Jendral]] [[Johan Wilhelm van Lansberge]] yang berkuasa di Hindia Belanda pada tahun [[1875]]-[[1881]] itu semakin mengukuhkan perannya sebagai salah satu pelabuhan paling ramai di [[Asia]] setelah dibukanya [[Terusan Suez]].
 
Stasiun Tanjung Priok menghubungkan [[Pelabuhan]] Tanjung Priok dengan Batavia yang berada di selatan. Alasan pembangunan ini karena pada masa lalu wilayah Tanjung Priok sebagian besar adalah [[hutan]] dan [[rawa|rawa-rawa]] yang berbahaya sehingga dibutuhkan sarana transportasi yang aman pada saat itu (kereta api). Pada akhir [[abad ke-19]], [[pelabuhan Jakarta]] yang semula berada di daerah sekitar [[Pasar Ikan]] tidak lagi memadai, dan Belanda membangun fasilitas pelabuhan baru di Tanjung Priok.
 
Stasiun ini dibangun tepatnya pada tahun [[1914]] pada masa Gubernur Jendral [[A.F.W. Idenburg]] ([[1909]]-[[1916]]). Untuk menyelesaikan stasiun ini, diperlukan sekitar 1.700 tenaga kerja dan 130 di antaranya adalah pekerja berbangsa [[Eropa]].