Portal:Surakarta/Biografi pilihan/8: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{Portal:Surakarta/Biografi pilihan/Layout |image=Albertus soegijapranata.jpg |size= |caption=Albertus Soegijapranata |text='''Mgr. Albertus Soegijapranata, [[Yes...'
 
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
-->}}, namanya dieja '''Sugiyopranoto''') adalah [[Vikaris Apostolik]] Semarang, yang kemudian menjadi [[Uskup]] Agung Semarang. Ia juga merupakan [[Uskup]] pribumi [[Indonesia]] pertama. Sebagai seorang Pahlawan Nasional RI, berdasarkan SK Presiden RI no 152 tahun 1963 tertanggal 26 Juli 1963, beliau dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Giritunggal]], [[Semarang]].
 
Nama kecilnya adalah Soegija. Soegija lahir di sebuah keluarga [[Kejawen]] yang merupakan abdi dalem keraton [[Kasunanan Surakarta]]. Ia belajar di Kolese Xaverius yang didirikan oleh Pastor [[Franciscus Georgius Josephus van Lith]], [[Yesuit|SJ]]. Sekolah ini pindahan dari sekolah dari Lampersari dari Semarang. Ketika bersekolah, Soegijapranata dibaptis di Muntilan oleh Pastor Meltens, [[Yesuit|SJ]] dengan mengambil nama permandian Albertus Magnus. Dari didikan yang didapat di sinilah kemudian ia berhasrat untuk menjadi imam, kemudian ia dikirim ke Belanda belajar di Gymnasium, yang diasuh oleh [[Ordo Salib Suci/]] (Ordo Sanctae Crucis]] (/OSC) di Uden, Belanda Utara, di sana ia belajar bahasa Latin dan Yunani. Rute perjalanan ke Belanda mulai dari Tanjung Priok - Muntok - Belawan - Sabang - Singapore - Colombo - Terusan Suez dan terus ke Amsterdam.
 
Kemudian masuk [[Novisiat]] [[Serikat Yesuit|SJ]] di Mariendaal, Grave. Di sini ia bertemu dengan [[Mgr.Petrus Johannes Willekens|Pastor Willekens]], [[Yesuit|SJ]], yang kelak menjadi [[Vikaris Apostolik]] Batavia. Pada [[22 September]] [[1922]] Soegija mengucapkan kaul prasetia yang pertama. 1923-1926 Belajar Filsafat di Kolese Berchman, Oudenbosch. 1926-1928 Kembali ke Muntilan mengajar di Kolese Xaverius Muntilan. Pada Agustus 1928 Soegija kembali ke Belanda belajar Teologi di Maastrich.
 
Pada tanggal [[15 Agustus]] [[1931]] menerima [[Sakramen Imamat]], ditahbiskan oleh Mgr. Schrijnen, Uskup Roermond di kota Maastrich. Namanya ditambah Pranata sehingga menjadi Soegijapranata. Tahun 1933 Soegijapranata kembali ke Indonesia dan mulai bekerja di Paroki Kidulloji, Yogyakarta, selama satu tahun sebagai pastor pembantu. Tahun 1934 ia dipindahkan ke Paroki Bintaran sampai tahun 1940.
 
Pada [[1 Agustus]] [[1940]], [[Mgr. [[Petrus Johannes Willekens|Willekens]], [[Yesuit|SJ]], [[Vikaris Apostolik]] Batavia, menerima telegram dari Roma yang berbunyi: "''from propaganda fide Semarang erected Vicaris stop, Albert Soegijapranata, [[Yesuit|SJ]] appointed Vicar Apostolic titular Bishop danaba stop you may concecrete without bulls''" ditanda tangani oleh Cardinal Montini (kelak menjadi [[Paus Pius XII]]). Soegijapranata menjawab: "''Thanks to his holiness begs benediction''".
 
Pada [[6 November]] [[1940]] ia ditahbiskan sebagai [[Uskup]] pribumi [[Indonesia]] pertama untuk [[Vikaris Apostolik]] Semarang oleh [[Mgr. Willekens]], [[Yesuit|SJ]] ([[Vikaris Apostolik]] Batavia), Mgr. AJE Albers, [[Ordo Karmelit|O.Carm]] ([[Vikaris Apostolik]] Malang) dan Mgr. HM Mekkelholt, SCJ ([[Vikaris Apostolik]] Palembang).