Keris: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 96:
Logam dasar yang digunakan dalam pembuatan keris ada dua macam logam adalah logam [[besi]] dan logam pamor, sedangkan pesi keris terbuat dari [[baja]]. Untuk membuatnya ringan para Empu selalu memadukan bahan dasar ini dengan logam lain. Keris masa kini (''nèm-nèman'', dibuat sejak abad ke-20) biasanya memakai logam pamor [[nikel]]. Keris masa lalu (''keris kuna'') yang baik memiliki logam pamor dari batu [[meteorit]] yang diketahui memiliki kandungan [[titanium]] yang tinggi, di samping nikel, [[kobal]], [[perak]], [[timah putih]], [[kromium]], [[antimonium]], dan [[tembaga]]. Batu meteorit yang terkenal adalah meteorit Prambanan, yang pernah jatuh pada abad ke-19 di [[kompleks percandian Prambanan]].
Pembuatan keris bervariasi dari satu empu ke empu lainnya, tetapi terdapat prosedur yang biasanya bermiripan. Berikut adalah proses secara ringkas pembuatan keris menurut salah satu pustaka<ref>Harsrinuksmo, B. 1985. ''Pamor Keris''. Pusat Keris Jakarta. Jakarta. Hal. 7–8.</ref>.
Bilah besi sebagai bahan dasar di''wasuh'' atau dipanaskan hingga berpijar lalu ditempa berulang-ulang untuk membuang pengotor (misalnya [[karbon]] serta berbagai oksida). Setelah bersih, bilah dilipat seperti huruf U untuk disisipkan lempengan bahan pamor di dalamnya. Selanjutnya lipatan ini kembali dipanaskan dan ditempa. Setelah menempel dan memanjang, campuran ini dilipat dan ditempa kembali berulang-ulang. Cara, kekuatan, dan posisi menempa, serta banyaknya lipatan akan memengaruhi pamor yang muncul nantinya. Proses ini disebut ''saton''. Bentuk akhirnya adalah lempengan memanjang. Lempengan ini lalu dipotong menjadi dua bagian, disebut ''kodhokan''. Satu lempengan baja lalu ditempatkan di antara kedua ''kodhokan'' seperti roti ''sandwich'', diikat lalu dipijarkan dan ditempa untuk menyatukan. Ujung kodhokan lalu dibuat agak memanjang untuk dipotong dan dijadikan ''ganja''. Tahap berikutnya adalah membentuk ''pesi'', ''bengkek'' (calon gandhik), dan terakhir membentuk bilah apakah berluk atau lurus. Pembuatan luk dilakukan dengan pemanasan.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan ornamen-ornamen (''ricikan'') dengan menggarap bagian-bagian tertentu menggunakan [[kikir]], [[gerinda]], serta [[alat pelubang/bor]], sesuai dengan ''dhapur'' keris yang akan dibuat. ''Silak waja'' dilakukan dengan mengikir bilah untuk melihat pamor yang terbentuk.
Ganja dibuat mengikuti bagian dasar bilah. Ukuran lubang disesuaikan dengan diameter pesi.
|