SMA Negeri 1 Samarinda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 31:
== Sejarah ==
Sebelum pertengahan September 1953, Kalimantan Timur belum memiliki satupun sekolah lanjutan atas termasuk SMA Samarinda, sehingga para siswa dari sekolah lanjutan pertama mengalami kesulitan melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi Memang bagi yang memiliki kemampuan lebih, kesulitan ini masih bisa diatasi walaupun harus pindah ke daerah lain seperti daerah-daerah di pulau Jawa, namun bagi yang mempunyai kemampuan terbatas, maka para siswa harus puas mengecap pendidikan sampai tingkat SLTP saja. Paratokoh masyarakat mulai berpikir, bagaimana cara mewujudkan sebuah SMA di Samarinda, termasuk dimana daerah yang cocok, pengelolanya, pengajarnya, pemimpinnya dan lain-lain, sehingga dibentuklah satu tim untuk merumuskan masalah ini. Susunan tim tersebut adalah sebagai berikut:
2. Enci Burhan sebagai Sekretaris dari unsur pemerintahan▼
3. Enci Abdurahim sebagai Bendahara dari unsur pemerintahan▼
4. Aji Bambang Abdul Malik sebagai anggota dari Kepala Dinas PDK▼
▲Enci Burhan sebagai Sekretaris dari unsur pemerintahan
Mardikun sebagai anggota dari unsur pendidik yang saat itu menjabat sebagai Direktur SMP. Setelah melalui perjuangan panjang melewati berbagai rintangan dan tantangan, maka pada tanggal 14 September 1953, resmilah berdiri sebuah SMA partikelir dengan menggunakan gedung bekas asrama pelajar yang sekarang berubah menjadi SMA Negeri 1 Samarinda.▼
▲Enci Abdurahim sebagai Bendahara dari unsur pemerintahan
▲Aji Bambang Abdul Malik sebagai anggota dari Kepala Dinas PDK
▲Azis Samad sebagai anggota dari unsur partai politik (PNI)
▲Setelah melalui perjuangan panjang melewati berbagai rintangan dan tantangan, maka pada tanggal 14 September 1953, resmilah berdiri sebuah SMA partikelir dengan menggunakan gedung bekas asrama pelajar yang sekarang berubah menjadi SMA Negeri 1 Samarinda.
Pada mulanya berdirinya, SMA ini hanya memiliki kelas I bagian A yang dipimpin Direktur bantuan dari SMP yaitu Bapak Mardikum yang merangkap sebagai Direktur SMP, dengan waktu belajar terpaksa dilaksanakan sore hari.
|