Antropologi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alexbot (bicara | kontrib)
k Bot: Featured article link for es:Antropología
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Baris 20:
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
 
==== Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an) ====
[[ImageBerkas:8403452 36f7580a25 o.jpg|right|thumb|200px|Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.]]
Sekitar [[abad ke-15]]-[[abad ke-16|16]], bangsa-bangsa di [[Eropa]] mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari [[Afrika]], [[Benua Amerika|Amerika]], [[Asia]], hingga ke [[Australia]]. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai [[suku bangsa|suku-suku]] yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, [[kebudayaan]], susunan [[masyarakat]], atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan [[etnogragfi]] atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
 
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
 
==== Fase Kedua (tahun 1800-an) ====
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir [[evolusi]] masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa [[primitif]] yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
 
Pada fase ini, Antopologi bertujuan [[akademi|akademi]]s, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
 
==== Fase Ketiga (awal abad ke-20) ====
 
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun [[koloni]] di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
 
==== Fase Keempat (setelah tahun 1930-an) ====
 
Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
Baris 45:
Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
 
== Lihat pula ==
*[[Kanibalisme]]
*[[Sosiologi]]
Baris 56:
 
{{cabang ilmu sosial}}
 
{{Link FA|es}}
 
[[Kategori:Antropologi| ]]
Baris 83 ⟶ 85:
[[en:Anthropology]]
[[eo:Antropologio]]
[[es:Antropología]] {{Link FA|es}}
[[et:Antropoloogia]]
[[eu:Antropologia]]