Amangkurat V: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hidayatsrf (bicara | kontrib) PWRR:Bantulah ! |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Raden Mas Garendi''', juga disebut '''Sunan Kuning''', adalah seorang cucu raja [[Amangkurat III]] dari [[Mataram II|Mataram]]. Tahun 1742, saat dia berumur 12 tahun, dia diangkat sebagai raja Mataram oleh pemberontak yang menantang kekuasaan [[Susuhunan]] [[Pakubuwana II]] (bertahta bertahta 1729-1746).
[[Kategori:Kesultanan Mataram]]▼
[[Kategori:Sejarah Jawa]]▼
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]▼
Raden Mas Said dilahirkan di Keraton Kartasura pada 17 April 1725. Ayahnya bernama Kangjeng Pangeran Arya Mangkoenagoro dan ibunya Raden Ayu Wulan, puteri dari pangeran Balitar. Ayahnya dikenal sebagai pangeran yang cerdik berkat pengetahuannya yang mendalam tentang sastra dan tradisi Jawa. Itulah sebabnya ia dianggap pantas menggantikan tahta ayahnya yaitu Amangkurat IV. Namun suasana politik keraton Kartasura tidak terlalu nyaman bagi sang pangeran. Sejak adiknya naik tahta dengan gelar Pakubuwana II, ia malahan dianggap duri dalam daging bagi klik kerajaan yaitui bunda raja, Gusti Kangjeng Ratu Ageng dan Patih Danureja. Ia pun difitnah dan akhirnya dibuang ke Ceylon sampai ke Kaapstad.
Baris 14 ⟶ 10:
Sejak 1741 Raden Mas Said mengobarkan perlawanan terhadap Belanda selama 16 tahun. Periode perang pertama (1741-1742) bergabung dengan Sunan Kuning di Randu Lawang. Periode kedua selama sembilan tahun (1743-1752) bersama dengan Pangeran Mangkubumi. Periode ketiga selama lima tahun (1752-1757) Raden Mas Said berjuang sendiri melawan VOC, Sultan Hamengku Buwana I danPakubuwana III. Selama perjuangannya yang sangat panjang, berpindah-pindah medan pertempuran, dan melelahkan itu Raden Mas Said selalu didampingi oleh neneknya Raden Ajeng Sumanarsa, kedua isterinya (Kangjeng Ratu Bendara dan Mas Ayu Matah Ati), putera-puteranya serta pengikut setianya. Mereka semua terlatih duduk di atas punggung kuda, naik-turun pegunungan dan lembah, serta pandai dalam bertahan hidup. Kesatuan mereka yang selalu berhasil dijaga karena semangat TIJI-TIBEH. Keteguhan Raden Mas Said dalam berjuang akhirnya berhasil memaksakan perjanjian politik dengan Pakubuwana III di Salatiga yang mendasari berdirinya pemerintahan Mangkunegaran.
▲[[Kategori:Kesultanan Mataram]]
▲[[Kategori:Sejarah Jawa]]
▲[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
|