Keripik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lihat pula: www.keripiklumbalumba.indo9.com
Membalikkan revisi 11775724 oleh Hita taruna majaya (bicara)
Baris 20:
* [[Keripik paru]], keripik yang terbuat dari paru hewan [[sapi]]<ref>[http://www.tabloidnova.com/Nova/Sedap/Makanan/Keripik-Paru Resep keripik paru]</ref>
* [[Keripik pisang]], keripik yang terbuat dari [[pisang]]
* [[Keripik singkong]] cap lumba lumba, keripik yang terbuat dari [[singkong]] mangoo,ketan yang diproduksi oleh perusahaan pondok tua yang ada di desa Talok Turen kabupaten Malang.
* == ‘’Berawal dari Tirakat Sampai Harta Bendanya Habis Diamalkan’’ == Diam-diam, Kecamatan Turen punya produk unggulan yang berkelas. Yaitu keripik singkong dan keripik pisang Cap Lumba-lumba. Tidak hanya dikonsumsi masyarakat Malang Raya saja, tapi produk ini juga dipasarkan di Jakarta,Surabaya ,Bali dan Taiwan dan dan bahkan seluruh Indonesia Bila anda berwisata di daerah Malang selatan, tepatnyamelintasi wilayah Kecamatan Turen, maka singgahlah sebentar di Dusun Jatirenggo Desa Talok Kecamatan Turen. Di Desa yang juga dikenal dengan produksi makanan ringan ini, anda bisa membeli oleh-oleh andalan Turen. Tidak perlu pusing memilihnya. Karena anda bisa langsung menuju minimarket makanan ringan ‘Lumba-Lumba’ di Jalan Mentaraman RT 4 RW 8 Desa Talok Kecamatan Turen. Satu kompleks dengan pabriknya. Di sini anda bisa memilih aneka snack berbahan dasar singkong. Ada keripik singkong, keripik pisang, serta kacang-kacangan yang gurih dan renyah. Harga yang ditawarkan pun sangat terjangkau. dan sekarang juga telah membuka cabang mini marketnya di jln simpang rekesan kedok Turen kabupaten Malang ‘’Merk Lumba-lumba sengaja saya pilih karena ada kenangannya. Merk ini sudah dikenal di Surabaya, Kediri, Mojokerto, Madiun, Semarang dan Jakarta.  Bahkan sudah dikirim dan laris manis di Bali. Saat ini merk ini menjadi oleh-oleh khas Kecamatan Turen,’’ jelas Sucipto pemilik minimarket sekaligus pembuat keripik singkong merk Lumba-Lumba ini kepada Malang Post kemarin. Bukti dari berkembangnya keripik cap Lumba-lumba ini, tahun 2013 ini pekerja di pabrik ini telah mencapai 130 orang lebih. Sebagian besar pekerja adalah anak-anak muda di sekitar lokasi pabrik. ‘’Salah satu fungsi penting usaha ini yaitu mengurangi angka pengangguran masyarakat setempat. Alhamdulillah lokasi usaha saya sudah rapi dan telah mengajukan untuk memperoleh standart ISO. Peralatan mesin untuk membuat keripik juga saya rancang sendiri. Begitu pula lokasi bangunan serta model pabrik dan minimarketnya, semua saya desain sendiri,’’ jelasnya. “Mungkin ini berkah. Saya bisa memikirkan sedetail itu. Butuh tekad yang kuat dan perjuangan membesarkan usaha ini. Kuncinya kedekatan dengan Allah. Serta tidak gampang menyerah,’’ tandasnya. Sucipto kemudian menceritakan awal mula usahanya sehingga bisa besar seperti sekarang ini.  Awalnya ia merupakan tengkulak buah-buahan, seperti jeruk, salak dan kelapa. Di tengah usahanya ia melakukan tirakat. Dalam prose situ ia memperoleh ‘bisikan’ bahwa semua keuntungan dan hartanya harus disumbangkan sampai habis, hingga tersisa rumah dan selembar tikar saja. “Kebetulan waktu itu mendekati lebaran. Terus saya yang tidak punya apa-apa, karena baru saja menjalani tirakat yang mengharuskan semua yang saya miliki diberikan ke orang lain mendapatkan petunjuk untuk membuka usaha. Usahanya makanan ringan dengan bumbu gula dan garam, seperti itu petunjuknya. Saya dan istri melihat banyak tanaman singkong di sekitar rumah. Ya tanaman milik tetangga. Saya utang mendapatkannya,” jelasnya mengawali pembicaraan. Akhirnya ia berdiskusi dengan istrinya untuk membuat usaha keripik singkong tahun 2001 lalu.  Saat itu ia tidak pernah berfikir usahanya akan menjadi sebesar ini. Tanpa modal besar, Ia membeli singkong untuk diolah.  “Untuk peralatan pengolahan, saya minta sama teman. Piringan serkel (alat gergaji kayu) yang sudah aus dan tidak terpakai, dan dinamo di bengkel teman. Jujur saya meminta mereka. Kalau wajan (alat menggoreng, red) meminjam adik saya,”  ceritanya. Tanpa diduga, usaha awal yang diluncurkannya tersebut berhasil. Banyak warga yang memesan keripik singkong yang pada awalnya belum mempunyai merek tersebut. “Ya mungkin rezeki, banyak yang pesan setelah lebaran berakhir. Tidak sampai empat bulan, utang singkong (ketela pohon) lunas saya bayarkan. Dari sana saya bertekad lebih serius mengembangkan usaha ini,”  lanjutnya bercerita. Dari tahun ke tahun akhirnya usaha keripik singkong miliknya mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hingga pada akhir tahun 2005 muncullah nama keripik Singkong cap Lumba-Lumba yang menjadi merek usahanya. “Lumba-Lumba mempunyai kenangan tersendiri bagi perjalanan hidup saya. Yang jelas, saya selalu teringat hal ini karena melihat gerombolan Lumba-lumba di Pantai Ngliyep. Padahal, belum pernah terjadi sebelumnya muncul Lumba-lumba di pantai tersebut,” ujarnya mengenang peristiwa ‘aneh’ tersebut. Kini usaha keripik cap Lumba-Lumba tidak lagi terbatas pada bahan singkong. Tetapi sudah beragam. “Produksinya sekarang ada keripik pisang dan dari bahan kacang-kacangan. Tujuannya untuk melengkapi isi took,” ungkap bapak 4 anak ini.(stenly Rehardson ch/abdul halim)malang post
* [[Keripik sukun]], keripik yang terbuat dari [[sukun]]
* [[Keripik tahu]], keripik yang terbuat dari [[tahu]]