Arnold Verstraelen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 58:
Ia pernah menjadi satu-satunya imam di Timor selama perang Dunia pertama. Ia diangkat menggantikan Mgr. Noyen dengan jabatan gerejani yang lebih tinggi, yakni sebagai Vikaris Apostolik pada tanggal 14 Maret 1922. Saat itu ia berumur 39 tahun 7 bulan. Tanggal 1 Oktober 1922 ia ditahbiskan menjadi uskup Vikaris Apostolis Nusa Tenggara, saat ia berumur 40 tahun dua bulan. Mgr. Verstraelen adalah uskup yang setara dengan Vikaris Batavia. Walau demikian kalau ada keputusan penting dari pemerintahan kolonial Belanda tetap dipercayakan kepada koleganya di Batavia. Tanggal 16 Maret 1932 Mgr. Verstraelen meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Semua umat Katolik di vikariat Lesser Sunda bersedih. Mgr. Verstraelen bersama dengan P. Yohanes Bouma sebagai sopirnya sedang dalam perjalanan mereka untuk mengunjungi Seminari di Todabelu Mataloko. Sekitar 50 km di sebelah barat Ende, mobil yang ditumpangi Mgr. Verstraelen terbalik di lereng 10 meter tinggi. Mgr. Verstraelen terlempar keluar dari mobil dan tewas di tempat. P. Bouma patah tangan kirinya. Kematian Uskup di wilayah misionaris besar seperti Vikariat Sunda Kecil benar-benar sebuah kerugian besar sementara Paus di Roma itu terlalu jauh untuk mengetahui dan mengambil tindakan sedemikian acara mendadak. Saat meninggalnya ia berumur 49 tahun 7 bulan. Usia yang masih sangat produktif untuk bekerja.<ref>http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-arnold-verstraelen-svd.html</ref>-->
<!--His successor was Arnold Verstraelen, born 1882 in the Netherlands and between 1907 and 1912 a missionary in the German colonial territory of Togo, West Africa. From 1913 until 1922 he was the leader (and for several years the only priest) in the Timor mission. He was the first to see the results of the great financial subsidies for education from the side of the colonial govern-ment. He died in 1932 because of a car accident on the new Flores 'highway A horse, not yet accustomed to the sound of cars, panicked and the bishop's driver could not control the car either. In the decade of the pastoral leadership of Verstraelen the number of schools rose from 137 to 287 and the number of baptised from 60,000 to more than 200,000. The number of chapels and churches for Flores increased from 96 to 333. Therefore we may consider this as the decisive decade for the future character of Flores society and culture.<ref>https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA246&lpg=PA246</ref> -->
<!--
Lahir: 19 Juli 1882, di Sevenum, Belanda
Studi di Seminari menengah SVD di Steijl, Belanda
Studi Filsafat dan Teologi di Wina, Austria
Tahbisan Imam Serikat Sabda Ilahi (SVD): 24 Februari 1907
Diutus sebagai misionaris dalam sebuah Misi SVD Jerman di Togo, Afrika
Diminta oleh Pastor Pietro Noyen SVD untuk bermisi ke Hindia Belanda -terutama di Kepulauan Sunda Kecil (kini Nusa Tenggara) tahun 1912.
Mgr Arnold Verstraelen SVD tercatat sebagai imam SVD kedua yang bermisi ke Insulae Sunda Minores (Kepulauan Sunda Kecil, yang kini lazim disebut Kepulauan Nusa Tenggara). Misionaris pertama SVD ialah Pastor Pietro Noyen SVD. Mereka berdua berkeliling di sana, seperti di Lahurus, Halilulik, dll, untuk menyebarkan agama Katolik: periode 1913-1922.
 
Ditunjuk Vikaris Apostolik Isole della Piccola Sonda (kini: Keuskupan Agung Ende) dengan gelar Uskup Tituler Myriophytos: 13 Maret 1922
Penunjukan sebagai Vikaris Apostolik ini hanya selang sehari usai Isole della Piccola Sonda dinaikkan statusnya dari Prefektur Apostolik menjadi Vikariat Apostolik (12 Maret 1922).
Tahbisan Uskup Tituler Myriophytos: 1 Oktober 1922
Pentahbis Utama: Uskup Roermond, Belanda, Mgr Laurentius Josephus Antonius Hubertus Schrijnen (Schrynen)
Pentahbis Pendamping: Uskup Breda, Belanda, Mgr Pieter Adriaan Willem Hopmans dan Uskup 's Hertogenbosch (Bois-le-Duc), Mgr Arnold Frans Diepen
 
Wafat sebagai Vikaris Apostolik Isole della Piccola Sonda (25 tahun sebagai imam dan 10 tahun sebagai Uskup): 15 Maret 1932. Ia mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan untuk mengunjungi Seminari di Todabelu Mataloko. Sekitar 50 kilometer sebelah Barat Ende, mobil yang disopiri oleh Pastor Yohanes Bouma SVD itu terbalik dan jatuh di lereng setinggi 10 meter. Konon tubuh Mgr Arnold Verstraelen SVD terlempar keluar mobil dan langsung meninggal di tempat. Sementara Pastor Yohanes Bouma SVD mengalami cidera patah tulang pada tangan kirinya.
Selama menjadi Uskup, Mgr Arnold Verstraelen SVD hanya sekali mentahbiskan Uskup. Ia menjadi Uskup Pentahbis Utama bagi Mgr Anton Pieter Franz van Velsen SJ yang kala itu ditunjuk sebagai Vikaris Apostolik Batavia (kini: Keuskupan Agung Jakarta) dengan gelar Uskup Tituler Aezani (13 Mei 1924).
 
http://hirarkigereja.katolikpedia.org/2014/06/mgr-arnold-verstraelen-svd.html
-->
Ia menjabat sampai wafat pada tanggal 15 Maret 1932 karena kecelakaan mobil.