Arnold Verstraelen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 46:
Seiring dengan peningkatan status Kepulauan Sunda Kecil dari [[Prefektur Apostolik]] menjadi [[Vikariat Apostolik]], pada keesokan harinya, Verstraelen ditunjuk menjadi Vikaris Apostolik. Ia diberi gelar Uskup Tituler Myriophytos ''in partibus infidelium''. Ia ditahbiskan menjadi [[uskup]] pada 1 Oktober 1922. [[Keuskupan Roermond|Uskup Roermond]], [[Laurentius Schrijnen|Laurentius Josephus Antonius Hubertus Schrijnen]] menjadi Uskup Konsekrator, sementara [[Keuskupan Breda|Uskup Breda]], [[Pieter Adriaan Willem Hopmans]] dan [[Keuskupan 's Hertogenbosch|Uskup 's Hertogenbosch]], [[Arnold Frans Diepen]] menjadi Uskup Ko-konsekrator. Selain untuk menerima tahbisan, kepulangan ke Belanda bertujuan untuk penggalangan dana bagi Vikariat yang dipimpinnya.<ref name="g129"/> Dengan menjadi Vikaris Apostolik, ia memiliki kedudukan yang setara dengan [[Keuskupan Agung Jakarta|Vikaris Apostolik Batavia]] dan juga wilayah lainnya yang telah diangkat menjadi vikariat apostolik. Namun, hubungan dengan pemerintah kolonial Belanda tetap lebih banyak dijalin oleh [[Edmundus Luypen]], [[Yesuit|S.J.]] yang berkedudukan di Batavia.<ref>http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-arnold-verstraelen-svd.html</ref>
Pada 13 Mei 1924, Verstraelen menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. [[Anton Pieter Franz van Velsen]], [[Yesuit|S.J.]] saat menjadi [[Keuskupan Agung Jakarta|Vikaris Apostolik Batavia]] bergelar Uskup Tituler Aezani.<ref>http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bvve.html</ref>
Selama ekspansi yang cepat, Verstraelen melanjutkan perencanaan dan pembiayaan terpusat yang telah dilakukan Noyen. Ia memprakarsai perkebunan di [[Nangahale]] dan [[Riangwulu]], sebagai upaya untuk bergerak menuju kemandirian dalam bidang finansial. Misionaris keturunan Jerman menganggapnya terlalu dekat dengan politik kolonial Belanda. Dalam debat dengan superior agama asal Jerman, B. Glanemann, Glanemann akhirnya harus mengakui otoritas vikaris apostolik.<ref name="g129">https://books.google.co.id/books?id=bc5gAAAAQBAJ&pg=PA129&lpg=PA129</ref>
Baris 57 ⟶ 59:
Segera setelah pengangkatannya pada tahun 1922, Verstraelen mengunjungi Belanda untuk ditahbiskan sebagai uskup, tetapi juga untuk mengumpulkan dana. Dia menulis secara teratur dalam SVD bulanan De Katholieke Missien, di mana ia berlimpah mengucapkan terima kasih kepada orang-orang percaya yang murah hati di Belanda dan Amerika, menunjukkan foto-foto gereja-gereja mereka telah dibiayai, dan juga tanpa malu-malu meminta lebih banyak uang. Dari Juli 1930 sampai Agustus 1931 ia kembali berpaling ke Eropa dan mengunjungi Amerika untuk menjamin dasar keuangan untuk perusahaan misionaris.
Mgr. Verstraelen juga menjadi pencetus berdirinya [[Gereja Katedral Ende|Gereja Kristus Raja]], sebagai suatu tempat ibadah dan juga pusat vikariat apostolik. Peletakan batu pertama dilakukan pada 18 Mei 1930 dan ditahbiskan pada 7 Februari 1932. Kedua bagian pembangunan tersebut dilakukan oleh Mgr. Verstraelen. Pembangunan gereja ini dipercayakan kepada Pater Huijlink selaku Pastor Paroki setempat.<ref>http://kekunaan.blogspot.co.id/2015/12/gereja-katolik-paroki-kristus-raja.html</ref> Pada tahun 1932, ia mengirim dua imamnya, Simon Buis dan P. Beltjens, untuk sebuah akademi film New York dan untuk pelatihan ke Hollywood untuk memenuhi syarat untuk membuat film Ria Rago dan Amorira, alat utama dalam pengumpulan dana di Eropa untuk misi Flores.
Verstraelen menjabat sampai wafat pada tanggal 15 Maret 1932 (sejumlah pihak menulis juga pada 16 Maret 1932<ref name="g129"/><ref name="gemor">{{Cite web|url=http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-arnold-verstraelen-svd.html}}</ref>) karena kecelakaan mobil. Pada waktu itu, ia hendak bertolak menuju seminari di Todabelu-Mataloko, Ngada, menggunakan mobil yang dikendarai oleh Pastor Johanes Bouma. Saat berada di sekitar 50 kilometer sebelah barat Ende, mobil terbalik karena seekor kuda panik karena mendengar suara mobil yang jarang terdengar. Pastor Bouma tidak dapat mengendalikan kendaraan dan akhirnya terbalik dan jatuh di lereng di ketinggian 10 meter, serta menabrak sebuah batu besar. Mgr. Verstraelen terlempar keluar dari mobil dan tewas di tempat, sementara Pastor Bouma mengalami patah di tangan kirinya. Kematiannya yang mendadak membawa kesedihan mendalam bagi umat Katolik di vikariat yang dipimpinnya serta menjadi masalah untuk menunjuk pengganti secara cepat.<ref name="gemor"/> Hal ini terutama karena usia Mgr. Verstraelen saat itu yang baru 49 tahun dan 7 bulan, atau sekitar 10 tahun sejak ditahbiskan menjadi uskup. Ia diingat sebagai pribadi yang hangat dan antusias, serta penuh inisiatif dan berkarisma.
== Referensi ==
|