Jatiwarna, Pondokmelati, Bekasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 77:
Namun setelah dibukanya [[jalur ganda]] pada ruas [[Stasiun Jatimekar|Jatimekar]] ke [[Stasiun Setu|Setu]] yang berjarak 4,8 [[kilometer|km]] pada tanggal [[1 Februari]] [[1990]] dan [[Stasiun Setu|Setu]] ke [[Stasiun Bambu Apus|Bambu Apus]] yang berjarak 1,2 [[kilometer|km]] pada tanggal [[15 Februari]] [[1990]], dibangunlah [[stasiun kereta api]] baru, yang letaknya 500 m sebelah barat [[stasiun kereta api]] lama. Namun setelah kemerdekaan, [[stasiun kereta api]] ini melayani pemberhentian [[Kereta api Patas Purwakarta]], [[Kereta api Lokal Cikampek]], [[Kereta api Parahyangan]], [[Kereta api Cirebon Ekspres]] dan [[Kereta api Kertajaya]], serta persilangan [[kereta api barang]] dan pemberangkatan [[kereta api]] angkutan gula milik PG Jatiwarna. Namun, setelah dibukanya jalur baru via [[Stasiun Tambun|Tambun]] pada tanggal [[2 September]] [[2000]], jalur dan stasiun ini dinonaktifkan.
 
Dahulu, pada era [[Hindia-Belanda]], di daerah '''Jatiwarna''', untuk menopang [[ekonomi|perekonomian]], selain [[stasiun kereta api]], terdapat beberapa [[stasiun kereta api|halte-halte kereta api yang cukup kecil]] dan melayani [[kereta api lokal]] serta percabangan ke Pabrik Gula/''Suikerfabriek'', (seperti:
* [[Halte Gang Saulan]] memiliki percabangan ke Pabrik gula Tanjung Mekar yang berjarak 1,5 [[kilometer|km]] ke arah selatan,
* [[Halte Jabung Pasar]] memiliki percabangan ke Pabrik gula Gedong Tengeng yang berjarak 2,6 [[kilometer|km]] ke arah barat laut,
* [[Halte Kundur]] memiliki percabangan ke Pabrik gula Kundur yang berjarak 1 [[kilometer|km]] ke arah [[selatan]] dan
* [[Halte Kalijereng]] memiliki percabangan ke Pabrik gula Kalijereng yang telah ditutup sejak [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi tahun 1997]] yang berjarak 1,5 [[kilometer|km]] ke arah [[barat daya]] <ref>Kalijereng bukan berada di [[Kota Bekasi]], tetapi berada di [[Kota Administrasi Jakarta Timur]]</ref> dan 200 [[meter|m]] setelah halte ini, rel ini bersilangan dengan [[:en:Decauville|''decauville'']] dengan {{RailGauge|600}} <ref>[http://www.semboyan35.com| "Telusuri rel mati decauville eks PG Kalijereng"], Semboyan35.com, 13-05-2016, diupdate 13-05-2016 jam 10.30 WIB</ref> milik [[Pabrik gula|PG]] Kalijereng yang melewati perkebunan tebu di empat [[kelurahan]] yakni [[Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur|Lubang Buaya]], [[Setu, Cipayung, Jakarta Timur|Setu]] dan [[Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur|Bambu Apus]] di [[Cipayung, Jakarta Timur|Kecamatan Cipayung]], [[Kota Administrasi Jakarta Timur|Jakarta Timur]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] serta [[Jatiwarna, Pondok Melati, Bekasi|Jatiwarna]] di [[Pondok Melati, Bekasi|Kecamatan Pondok Melati]], [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Jawa Barat]] dengan luas semuanya 12.400 [[hektar|ha]] (124 km<sup>2</sup>). Selain itu juga, rel ''decauville'' menyeberangi [[rel]] [[trem]] eks [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij]] dengan gauge {{RailGauge|600}} yang telah dibongkar [[Jepang]] pada tahun [[1942]] untuk dibawa ke [[Bayah, Lebak|Bayah]] untuk membangun [[Jalur kereta api Saketi-Bayah|Jalur KA disana]].)

Selain danitu, stasiun ini juga dahulu memiliki percabangan ke Tambang batubara pinggir [[sungai]] seperti [[Halte Kundur]] memiliki percabangan ke daerah tambang batubara di pinggir [[Kali Sunter]] yang berjarak 550 [[meter|m]] ke arah [[utara]], sepertinya selain melayani [[kereta api lokal]], juga melayani bongkar muat [[kereta api]] [[peti kemas]] angkutan hasil pertanian, batubara dan gula dari [[Pabrik]] [[gula]] Kundur.
 
Kecuali dahulu, di [[Jalur kereta api Nambo-Jabung|lintas Nambo-Jabung]], terdapat 4 buah [[stasiun kereta api|halte kereta api]] atau ''stopplaats'', yakni masing-masing di Kp. Manjah, Kp. Subah dan Kp. Rawa Gantung, yang kini telah ditutup sejak era [[Kereta Api (perusahaan)|PJKA]], tepatnya pertengahan dekade [[1980an]] akibat okupansi penumpang yang minim.