Jatiwarna, Pondokmelati, Bekasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan aplikasi seluler
Tag: Suntingan aplikasi seluler
Baris 79:
Dahulu, pada era [[Hindia-Belanda]], di daerah '''Jatiwarna''' merupakan daerah yang sedikit ramai <ref>[http://info-jatiwarna.blogspot.com| Bangunan peninggalan Hindia-Belanda di Jatiwarna], Info Jatiwarna, diupdate 13-05-2016 jam 07.30 WIB</ref> karena ada [[gereja]], [[kantor]] [[pos]], [[kantor]] [[desa]], balai pemuda, [[kantor]] [[telepon]] dan [[stasiun kereta api]] yang ramai yang dibangun pada tahun [[1934]] karena memiliki [[depo lokomotif]], [[parkir]] yang luas, [[rel]] yang banyak (11 jalur), memiliki percabangan ke [[Pabrik]] [[gula]] Jatiwarna, serta memiliki persilangan dengan jalur ''decauville'' milik [[Pabrik]] [[gula]] Jatiwarna, Tandon untuk [[lokomotif uap]], serta melayani [[kereta api lokal]] jurusan [[Stasiun Manggarai|Manggarai]] ke [[Stasiun Jatiasih|Jatiasih]] pp, angkutan hewan ternak, [[beras]], [[semen]] dan minyak tanah (VR dan VVV), angkutan sayur-sayuran (VW dan VR), angkutan buah-buahan (VVW dan VW), angkutan pasir dan batubara (VW), angkutan pupuk (VW dan VR), angkutan minyak [[Pertamina]] (GKW) dan angkutan gula (VR dan VVW) dari [[Pabrik]] [[gula]] Jatiwarna yang telah ditutup akibat [[Krisis finansial Asia 1997]] dan dibakar akibat [[Kerusuhan Mei 1998]] ketika masih ditarik [[lokomotif uap]] (seperti [[Lokomotif B25|B25]] dan [[C18]]) dan [[lokomotif diesel]] hidrolik (seperti [[D301]], [[BB301]], [[BB303]] dan [[BB304]]) untuk diangkut ke [[pelabuhan]] [[kapal]] di [[Cikarang (kota)|Cikarang]] ([[Kabupaten Bekasi|Bekasi]]) dan [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]] ([[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]]).
 
Di era [[Hindia-Belanda]], untuk menunjang [[ekonomi|perekonomian]] di '''Jatiwarna''', [[Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiasih]] dan [[Jalur kereta api Nambo-Jabung]] merupakan jalur [[kereta api]] yang selalu ramai karena banyaknya [[Kereta api]] angkutan [[penumpang]] dan barang, seperti mengangkut [[tebu]], hasil [[pertanian]], [[kebun|perkebunan]] dan [[tambang|pertambangan]] serta terintergrasi dengan [[pabrik gula]], kawasan [[industri]], daerah [[kebun]] [[tebu]], daerah [[kebun|perkebunan]] dan daerah [[tambang|pertambangan]] serta memiliki banyak [[Stasiun kereta api|Stasiun/halte kereta api]].
 
Namun setelah dibukanya [[jalur ganda]] pada ruas [[Stasiun Jatimekar|Jatimekar]] ke [[Stasiun Setu|Setu]] yang berjarak 4,8 [[kilometer|km]] pada tanggal [[1 Februari]] [[1990]] dan [[Stasiun Setu|Setu]] ke [[Stasiun Bambu Apus|Bambu Apus]] yang berjarak 1,2 [[kilometer|km]] pada tanggal [[15 Februari]] [[1990]], dibangunlah [[stasiun kereta api]] baru, yang letaknya 500 m sebelah barat [[stasiun kereta api]] lama. Namun setelah kemerdekaan, [[stasiun kereta api]] ini melayani pemberhentian [[Kereta api Patas Purwakarta]], [[Kereta api Lokal Cikampek]], [[Kereta api Parahyangan]], [[Kereta api Cirebon Ekspres]] dan [[Kereta api Kertajaya]], serta persilangan [[kereta api barang]] dan pemberangkatan [[kereta api]] angkutan gula milik PG Jatiwarna. Namun, setelah dibukanya jalur baru via [[Stasiun Tambun|Tambun]] pada tanggal [[2 September]] [[2000]], jalur dan stasiun ini dinonaktifkan.