== Transportasi di Cileungsi ==
=== Perkeretaapian di Cileungsi ===
Pada masa [[Hindia-Belanda]], daerah '''Cileungsi''' amatlah sedikit ramai karena banyak kantor pos, kantor [[telepon]], [[stasiun kereta api]] yang ramai, balai [[desa]] dan balai pemuda, serta dilewati [[Rel]] [[kereta api]] yang bercabang dari [[Stasiun Nambo]] atau [[Wanaherang, Gunung Putri, Bogor|Stasiun Wanaherang]] ke berbagai stasiun yang berada di [[Kabupaten Bogor]] yang dikelola oleh [[Tjikaas Valleien Stoomtram Maatschappij|TjVSM]] (pada rute Jabung-Sirnagalih), [[Tjitajam-Tjiandjoer Stoomtram Maatschappij|TTSM]] (pada rute Citayam-Cianjur), [[Tjiboeboer Tramweg Maatschappij|TjiTM]] (pada rute Wanaherang-Cibubur) dan [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] (pada rute Wanaherang-Cakung), yang telah dibangun sejak [[Hindia-Belanda]].
=== Prasarana ===
==== Stasiun Cileungsi Lama ====
===== Sejarah =====
'''Stasiun Cileungsi''' ini mulai dibangun pada tahun [[1937]] oleh perusahaan [[kereta api]] ''[[Tjitajam-Tjiandjoer Stoomtram Maatschappij]]'' dan dibuka pada tanggal [[5 Maret]] [[1940]] saat pembukaan jalur [[kereta api]] pada rute [[Stasiun Citayam|Citayam]] ke [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] sepanjang 40 [[kilometer|km]] melewati [[Stasiun Cibinong|Cibinong]], [[Stasiun Nambo|Nambo]], [[Wanaherang, Gunung Putri, Bogor|Wanaherang]], '''Cileungsi''', [[Setu Sari, Cileungsi, Bogor|Situsari]], [[Weninggalih, Jonggol, Bogor|Weninggalih]] dan [[Singasari, Jonggol, Bogor|Pelet]], untuk memudahkan pengangkutan penumpang yang diangkut dari '''Cileungsi''' dan [[desa|desa-desa]] sekitarnya untuk bekerja di [[Jakarta]].
Selain itu, untuk memudahkan pengangkutan hasil [[pertanian]], [[kebun|perkebunan]] dan [[pertambangan]] untuk dibawa ke Stasiun Wanaherang kemudian diangkut [[kereta api]] milik [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] ke [[Stasiun Cakung|Cakung]] kemudian diangkut [[kereta api]] milik [[Staats Spoorwegen]] (SS) ke [[Pelabuhan Tanjung Priok]] di [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]]. Oleh karena itu, di daerah '''Cileungsi''' terdapat beberapa [[Pabrik gula]] yang dibuka sejak jaman [[Hindia-Belanda]], seperti [[Pabrik gula|PG]] Mekarsari dan Trewelung, yang dibuka pertama kali, yang dibuka sejak tahun [[1905]].
====== Setelah kemerdekaan ======
Setelah kemerdekaan, Stasiun ini beberapa kali mengalami peningkatan jumlah [[penumpang]] dan [[barang]] yang diangkut. Setelah kemerdekaan, Stasiun ini melayani persinggahan [[Kereta api lokal]] dan [[Kereta api barang]] yang saat itu masih ditarik [[Lokomotif uap]], yakni [[B25]] dan [[lokomotif uap]] milik [[Tjitajam-Tjiandjoer Stoomtram Maatschappij]].
Namun pada tahun [[1982]], berdasarkan [[Grafik perjalanan kereta api|GAPEKA]] [[1982]], [[Kereta api Bima]], [[Kereta api Parahyangan]] dan [[Kereta api Senja Utama Yogya]] juga berhenti di stasiun ini. Namun sejak tanggal [[1 September]] [[1982]], [[Kereta api Senja Utama Solo]] dan [[Kereta api Bengawan]] juga berhenti di stasiun ini sehingga bertambah menjadi 40 [[kereta api]] yang berhenti di stasiun ini
===== Layanan =====
[[Stasiun Wanaherang]] melayani [[Kereta api lokal|KA Lokal/KRD]] dan [[Kereta api antarkota]] yang ke arah [[Jakarta]], Pada setelah kemerdekaan [[Indonesia]] ([[17 Agustus]] [[1945]]) sampai ditutup tahun [[1998]], sejumlah kereta api berhenti di '''Stasiun Cileungsi''', seperti:
====== Kereta api penumpang (mulai [[1 Desember]] [[1982]]) ======
* [[Kereta api lokal]] jurusan [[Stasiun Depok]] menuju sejumlah [[stasiun kereta api]] di [[Kabupaten Bogor]]
* [[Kereta api Parahyangan]] jurusan [[Stasiun Gambir]] - [[Stasiun Bandung]]
* [[Kereta api Bima]] jurusan [[Stasiun Gambir]] - [[Stasiun Surabaya Gubeng]]
* [[Kereta api Gaya Baru Malam Selatan]] jurusan [[Stasiun Pasar Senen]] - [[Stasiun Surabaya Gubeng]]
* [[Kereta api Senja Utama Yogya]] jurusan [[Stasiun Pasar Senen]] - [[Stasiun Yogyakarta]]
* [[Kereta api Senja Utama Solo]] jurusan [[Stasiun Pasar Senen]] - [[
===== Fasilitas =====
Stasiun Cileungsi pada masa [[Hindia-Belanda]] memiliki jalur yang sangat banyak (15 jalur), peron sebanyak 5 peron, [[depo lokomotif]], tandon air dan memiliki percabangan ke [[Kawasan industri]] Bukaka dan [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantargebang]].
====== Pabrik gula ======
Pada masa [[Hindia-Belanda]], di daerah '''Cileungsi''' terdapat 30 [[pabrik gula]], seperti:
* Bitungrandu
* Kelemsimpang
* Berudu
* Limusnunggal
* Kalipanukwetan
* Cileungsi
* Situsari
* Cipete
* Dokong
* Abuputih
* Batang Kayu
* Pasirangin
* Bekeleng
* Rampalbelatung
* Warudoyong
* Pasirsari
* Kelantan
* Karangjompong
* Trewelung
* Lempong
* Jenger
* Pekalangan
* Mekarsari
* Cipenjo
* Cipenjo Baru
* Babakantengah
* Bopong
* Kaligemak
* Mundu
* Kalibejen
===== Statistik =====
====== Jumlah penumpang ======
Pada masa [[Hindia-Belanda]], '''Stasiun Cileungsi''' memiliki jumlah penumpang yang banyak (6.000.000 orang pada tahun [[1940]], meningkat mencapai 12.000.000 orang pada tahun [[1950]] dan 15.750.000 orang pada tahun [[1961]]), sama dengan stasiun lainnya di [[Kabupaten Bogor]] dan 3 kali dari jumlah penumpang yang naik dari [[Stasiun Bandung]] dan 2,5 kali dari jumlah penumpang yang naik dari [[Stasiun Kepanjen]] di [[Kabupaten Malang]], [[Jawa Timur]].
====== Jumlah tiket yang terjual ======
Pada masa [[Hindia-Belanda]], '''Stasiun Cileungsi''' memiliki jumlah tiket [[kereta api]] yang terjual terbanyak (5.000 lembar pada tahun [[1940]], meningkat mencapai 10.000 lembar pada tahun [[1950]] dan meningkat mencapai 12.500 lembar pada tahun [[1961]]), sama dengan stasiun lainnya di [[Kabupaten Bogor]] dan 5 kali dari jumlah tiket [[kereta api]] yang terjual di [[Stasiun Bandung]], 2 kali dari jumlah tiket [[kereta api]] yang terjual di [[Stasiun Kepanjen]] di [[Kabupaten Malang]], [[Jawa Timur]] dan 2,5 kali dari jumlah tiket [[kereta api]] yang terjual di [[Stasiun Blitar]].
==== Penutupan ====
Namun, Seiring dengan berkurangnya jumlah penumpang dan barang yang diangkut [[kereta api]] serta banyaknya [[bus]] dan [[angkutan kota]] pada akhir dekade [[1990-an]] dan awal dekade [[2000-an]], [[Rel]] [[kereta api]] ke [[Kawasan industri]] Bukaka (dahulu ''Tjilengsi industrie gebied'' yang dibuka sejak tahun [[1940]]) sudah mati akibat [[Banjir]] melanda [[Kabupaten Bogor]] tahun [[1996]]. Maka stasiun beserta jalur [[Stasiun Citayam|Citayam]]-[[Stasiun Nambo|Nambo]]-'''Cileungsi'''-[[Setu Sari, Cileungsi, Bogor|Situsari]]-[[Jonggol, Bogor|Jonggol]]-[[Stasiun Cianjur|Cianjur]] sudah mati sejak akibat pasca [[Krisis finansial Asia 1997|krisis moneter]] dan [[Kerusuhan Mei 1998|kerusuhan Mei 1998]] dan dihidupkan kembali pada tanggal 2 Maret 2007 setelah Banjir melanda Kabupaten Bogor.
=== [[Angkutan Kota]] ===
# [[Metromini]] x1 patas ke Senen (via Cibubur - Tol Jagorawi - Cempaka Putih)
|