Zhang Xun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 26:
24 November 757, pasukan pemberontak berhasil menaiki tembok kota, pasukan Zhang yang sudah lemah karena sakit dan kelaparan tidak berdaya menghalau mereka. Suiyang akhirnya jatuh ke tangan pemberontak, Zhang dan Xu ditawan. Mereka dibujuk untuk menyerah dan ditawarkan jabatan yang layak, namun Zhang, Xu, dan para perwira lain yang tersisa menolaknya mentah-mentah. Yin sangat mengagumi Zhang karena kegigihan dan kesetiaannya, ia sebenarnya ingin memberi pengampunan padanya, namun para bawahannya berkata bahwa dengan membiarkan Zhang tetap hidup sangat besar risiko meletusnya pemberontakan para tawanan perang. Yin pun akhirnya menjatuhkan hukuman mati pada Zhang dan 36 perwira pentingnya termasuk Nan Jiyun dan Lei Wanchun. Ketika akan dieksekusi, ekspresi Zhang tetap tenang tanpa menunjukkan rasa takut sedikitpun. Xu Yuan digiring ke Luoyang, namun dibunuh di Yanshi (dekat Luoyang) setelah para pemberontak mendengar kabar jatuhnya kota itu ke tangan pasukan Tang dan [[Huige]] (nenek moyang suku [[Uyghur]]) yang dipimpin oleh [[Li Chu]], putra [[Kaisar Tang Suzong]] (putra Kaisar Xuanzong yang telah naik tahta menggantikannya).
Setelah Kaisar Suzong kembali ke Chang’an yang berhasil direbut kembali, ia memberi penghargaan secara anumerta kepada para pejabat setia pada yang gugur dalam perang. Timbul kontroversi ketika penghargaan itu akan diberikan pada Zhang dan Xu karena kasus kanibalisme di Suiyang. Seorang teman Zhang bernama Li Han menulis biografi Zhang untuk membelanya, dalam tulisannya ia berargumen bahwa bila Zhang tidak berjuang sedemikian gigih hingga pada taraf ekstrem, bukan tidak mungkin Dinasti Tang akan mengalami kekalahan total. Beberapa pejabat lain seperti Li Shu, Dong Nanshi, Zhang Jianfeng, Fan Huang dan Zhu Juchuan mendukung argumen Li. Kaisar Suzong akhirnya menerima pembelaan Li, ia memberi penghargaan kepada Zhang, Xu, Nan dan para perwira lain yang gugur dalam pertempuran di Suiyang. Keluarga mereka dianugerahi hadiah berlimpah, termasuk putra Zhang, Zhang Yafu, yang diberi jabatan penting dalam pemerintahan. Di kota Suiyang dibangun sebuah kuil untuk memperingati kesetiaan Zhang dan Xu, kuil tersebut dinamai Kuil Ganda (双庙, ''Shuang Miao''), belakangan kuil ini diubah namanya menjadi Kuil Lima Raja (五王庙, ''Wuwang Miao'') dengan ditambahkannya Nan Jiyun, Lei Wanchun, dan Jia Bi sebagai tokoh yang disembah. Tahun [[1991]], pemerintah [[
== Persepektif sejarah ==
|