Joko Widodo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan gelar Insinyur dan Haji |
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ] |
||
Baris 167:
== Agama ==
Jokowi memeluk agama [[Islam]] dan bercerita bahwa ia pertama kali naik haji pada tahun 2003, dan sesudahnya umrah minimal empat kali.<ref>[http://m.liputan6.com/indonesia-baru/read/2054461/jokowi-tanggapi-isu-sara-semua-keluarga-saya-sudah-naik-haji Jokowi Tanggapi Isu SARA: Semua Keluarga Saya Sudah Naik Haji], diakses di situs Liputan 6 pada 25 Mei 2014.</ref
== Ideologi ==
Baris 322:
[[Berkas:Jokowi-Kerry.jpg|280px|jmpl|ka|Presiden Joko Widodo dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat [[John Kerry]] di [[Istana Merdeka]], [[20 Oktober]] [[2014]].]]
[[Berkas:Joko Widodo dgn Christine Lagarde.jpg|280px|jmpl|ka|Presiden Joko Widodo dengan Direktur IMF [[Christine Lagarde]] di [[Istana Merdeka]].]]
Jokowi dikenal akan gaya kepemimpinannya yang
Ia juga mendapat penghargaan internasional dari Kemitraan Pemerintahan Lokal Demokratis Asia Tenggara (Delgosea) ini atas keberhasilan Solo melakukan relokasi yang manusiawi dan pemberdayaan pedagang kaki lima.gsung warga dan mendengar keluh kesah mereka. Gaya yang unik ini dijuluki [[The New York Times]] sebagai "demokrasi jalanan".<ref>{{cite web|last=Cochrane|first=Joe|date=25 September 2013|title=In Indonesia, a Governor at Home on the Streets |url=http://www.nytimes.com/2013/09/26/world/asia/in-indonesia-a-governor-at-home-on-the-streets.html|work=The New York Times|accessdate=15 March 2014}}</ref> Jokowi juga dianggap unik dari pemimpin lainnya karena tidak sungkan untuk bertanya langsung kepada warga dan mendekati mereka bila akan melancarkan suatu program.<ref>{{cite web|last=Rosadi|first=Doddy|date=26 September 2013|title=Ketika Media Internasional Memuji Gaya Kepemimpinan Jokowi|url=http://www.portalkbr.com/nusantara/jakarta/2952926_4260.html|work=Portal KBR|accessdate=15 March 2014}}</ref> Namun, gaya ini juga menuai kritik. Misalnya, ketua [[Dewan Perwakilan Daerah]] [[Irman Gusman]] menyatakan bahwa "blusukan" hanya menghabiskan waktu dan energi, sementara yang dibutuhkan adalah kebijakan langsung dan bukan sekadar interaksi.<ref>{{cite web|date=27 Oktober 2013|title=Ketua DPD Kritik Blusukan Ala Jokowi|url=http://www.jpnn.com/read/2013/10/27/197848/Ketua-DPD-Kritik-Blusukan-Ala-Jokowi-|work=JPNN.com|accessdate=15 March 2014}}</ref> [[Anies Baswedan]] juga menilai "blusukan" merupakan pencitraan belaka tanpa memberikan solusi.<ref>{{cite web|last=Sholeh|first=Muhammad|date=19 Desember 2013|title=Anies Baswedan sebut blusukan Jokowi cuma pencitraan|url=http://www.merdeka.com/politik/anies-baswedan-sebut-blusukan-jokowi-cuma-pencitraan.html|work=Merdeka.com|accessdate=15 March 2014}}</ref>
|