Muhammad Natsir Thaib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fatir M.Natsir (bicara | kontrib)
k Revisi
Fatir M.Natsir (bicara | kontrib)
k Revisi
Baris 45:
 
== Riwayat hidup ==
Putera daerah pesisir asal Tidore (Soa Sio). Lulusan Insinyur Fakultas Teknik Kehutanan di [[Universitas Cenderawasih|Universitas Cendrawasih]] Manokwari, selepas pendidikan profesi, Natsir bergabung dengan perusahaan BUMN PT INHUTANI II di tahun 1981. Tiga (3) tahun kemudian Natsir mendaftarkan diri sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Kehutanan Tingkat 1 Provinsi Irian Jaya. Seiring pengangkatannyastatusnya sebagairesmi statusmenjadi pegawai, ia dan istrinya resmi pindah ke Kota Jayapura pada tahun 1984.
 
== Riwayat Keluarga ==
Natsir adalah anak ke-7 dari 8 bersaudara, lahir dari pasangan orang tuanya ''Muhammad Thaib'' dan ''Maimuna'' asal Soa Sio, Tidore. Natsir menikah pada tahun 1968 dengan mempersunting anak seorang veteran perang Trikora (ABRI) berdarah Jawa-Weda (Halmahera Tengah) ''Fatmawati Ibrahim.'' Keduanya menikah di Manokwari dan hingga kini dianugerahi 5 (lima) orang anak''.'' Natsir sendiri terlahir dan dibesarkan di lingkaran keluarga birokrasi pemerintahan [[Kesultanan Tidore]] dengan marga ''Kalfangare.'' Di Tidore, keluarga besarnya menempati kedudukan di ''Soa Kapita'' (Soa Sio).
 
Ayah Natsir ''(M.Thaib)'' adalah seorang guru di sekolah rakyat yang sering berpindah-pindah tempat tugas (Mengajar) di berbagai daerah di Maluku Utara hingga akhirnya menetap dan mengajar di ''Sula Madaha'' (Sebuah desa di Utara Pulau Ternate). Dari garis ayahnya, Natsir merupakan cucu mendiang almarhum ''Hamjah Ibn Thaib Ardan'' yang merupakan satu dari dua pejabat Panglima tinggi Perang Kesultanan Tidore dengan pangkatgelar militer adat ''Kapita Kie.'' Kakeknya Merupakanmerupakan tokoh militer dan guru agama yang sangat dihormati di kalangan masyarakat dan Kesultanan atas dasar riwayat jasa dan pengabdiannya yang terbilang cukup panjang, yaknikarena memimpin di 3 (tiga) masa generasi kekuasaan Kesultanan yang berbeda, sejak masa pemerintahan Sultan XXXV ''Achmad Fatahuddin Alting'' (Masa kuasa 1892-1894 Masehi), Sultan XXXVI ''Achmad Kawiyuddin Alting'' (Masa kuasa 1894-1906 Masehi), dan Sultan XXXVII ''Zainal Abidin Syah'' yang juga adalah Gubernur pertama Irian Barat pertama dalam sejarah NKRI (Masa kuasa 1947-1967 Masehi). Kakeknya juga andil dalam tim perumus konstitusi Kesultanan Tidore (''Konstitusi Kie Se Kolano)'' di akhir tahun 1800-an <ref>Irham Rosyidi, S.H., M.H. ''SEJARAH HUKUM'' ''; “Eksplorasi Nilai, Asas, dan Konsep dalam Dinamika Ketatanegaraan Kesultanan Tidore”''</ref> serta menjadi pejabat Kesultanan yang pernah ditugaskan menjemput rombongan kepresidenan (Presiden Ir.Soekarno dan ibu negara Fatmawati) saat hadir dalam kunjungan negara di Ibukota Soa Sio dalam agenda pelantikan Sultan Tidore ''Zainal Abidin Syah'' di Limau Timore pada tanggal 27 Februari tahun 1947.
== Karir Birokrasi Pemerintahan ==