Yahudi di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Raafianisme (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Yahudi}}
'''[[Yahudi]] di [[Indonesia]]''' berawal dari kedatangan penjelajah Eropa awal dan pemukim pertama. Yahudi di Indonesia saat ini membentuk komunitas Yahudi yang sangat kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 orang Etnis Yahudi asli,<ref>[http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/vjw/indonesia.html The Jewish Virtual Library - Indonesia]</ref> yang kebanyakan merupakan [[Sefardim|Yahudi Sefardim]] dan beberapa yang [[Yahudi Ashkenazi]], [[Mizrahim|Yahudi Mizrahim]], [[Yahudi Kaifeng]] & Yahudi Bene Israel (India).
 
== Sejarah ==
Kehadiran orang Yahudi pertama kali di kepulauan Indonesia telah dikonfirmasi dalam sebuah teks tertulis yang berasal dari akhir Abad Pertengahan. Orang ini adalah seorang pedagang dari Fustat di Mesir, yang meninggal di pelabuhan Barus, Sumatera Barat tahun 1290.
Pada tahun 1859, pengelana Yahudi, '''Jacob Saphir''', adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di [[Hindia Belanda]], setelah mengunjungi [[Batavia]]. Di Batavia, ia telah banyak berbicara dengan seorang Yahudi lokal, yang telah memberitahunya bahwa ada sekitar 20 keluarga Yahudi di kota itu dan beberapa di [[Semarang]]. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada [[abad ke-19]] adalah Yahudi [[Belanda]] yang bekerja sebagai pedagang atau hal-hal yang berhubungan dengan Rezim Kolonial Belanda. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran Yahudi dari [[Irak]] atau [[Yahudi Yaman|Yaman]]. Pada masa Pemerintahan Belanda di Indonesia, Agama Yahudi diakui sebagai salah satu agama resmi.
 
Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia diasingkan ketika [[Pendudukan Jepang di Indonesia]] dan mereka dipaksa untuk bekerja di kamp penampungan. Setelah perang, Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah, dan banyak yang berimigrasi ke [[Amerika Serikat]], [[Australia]] atau [[Israel]].
 
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya, pada masa Pemerintahan Presiden Indonesia yang pertama [[Soekarno]], hak penganut Yahudi sempat disamakan dengan agama lainnya seperti [[Islam]], [[Kristen Protestan]], dan [[Kristen Katolik]]. Bahkan melalui surat keputusan Menteri Agraria yang dirilis pada tahun [[1961]] menyatakan bahwa dia mengakui kaum "Agama Israelit" (sebutan kaum Agama Yahudi pada masa itu) diakui sebagai agama resmi di Indonesia. Tidak banyak yang mengetahui pula, bahwa peristiwa 10 November 1945 juga melahirkan seorang pejuang yang berasal dari kaum Yahudi Surabaya, yaitu '''Charles Mussry'''.<ref>[http://m.jpnn.com/news.php?id=86712 Yahudi di Indonesia Ingin jadi Agama Resmi]</ref><ref name=merdekamussry/><ref name=sosokkompasianamussry/>
 
Kilas balik fakta pada saat menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi inilah para pedagang bangsa Ibrani tiba di Maluku bersama mitra dagang kerajaan Roma yaitu para pedagang bangsa China. Salah satu bukti kuat cerita sejarah ini bahwa pada abad ke-1M, rempah-rempah dari Maluku pernah dijual di Yerusalem, adalah karena pada tahun 33 M, beberapa orang wanita Yahudi yaitu: Maria Magdalena dan teman-temannya membeli rempah-rempah di pasar Yerusalem untuk mengawetkan jenazah Yesus (Markus 16:1). Orang-orang Israel tiba di Maluku adalah pedagang-pedagang yang datang sendiri ke Maluku setelah mengetahui jalan ke Maluku dari para pedagang bangsa China.
 
Dalam buku Sejarah Maluku hal. 19 dikatakan bahwa kata Maluku berasal dari kata “Maloko” yang merupakan sebutan gelar bagi Kalano (kepala daerah) . Kata “Maloko” ini menurut marga Resley berasal dari bahasa Ibrani. Sebutan bagi raja dalam bahasa Ibrani adalah “Melek” atau “Melekh”. Bentuk yang lebih kuno adalah “Maliki” (EKAMK II hal. 292), sehingga dalam Tambo Dinasti Tang di China (618-906) “Maluku” tercatat sebagai “Ming liku”, yaitu suatu daerah yang dipakai sebagai patokan penentuan arah ke kerajaan “Holing” (Kalingga) yang ada di sebelah Barat.
 
Pada waktu Portugis datang ke Maluku, orang-orang Yahudi turut serta mengikuti armada Portugis dan ketika mereka sampai di Maluku maka orang-orang Yahudi ini tinggal dan menetap hingga beranak cucu di tempat-tempat yang mereka datangi di daerah Maluku. Contohnya daerah-daerah penghasil cengkeh seperti Banda dan Ambon, kususnya daerah Banda dan sekitarnya kini disebut Maluku Barat Daya (MBD) yang berdekatan dengan Banda disinilah anak cucunya tersebar di sekitar daerah tersebut.
 
Pada waktu bagian dari armada Antonio de Abreu datang ke Maluku, mereka menyinggahi Pulau Teon Nila S’rua (TNS) khususnya S’rua, dan turunlah beberapa orang keturunan Yahudi yaitu dari marga/clan Resley dan Koenoe dan beberapa marga lainnya untuk menetap disitu sebagai bagian dari kebijakan/politik Portugis kala itu. Saat Pulau TNS itu ada dalam kekuasaan mereka, mereka membangun perkampungan dimana perkampungan itu sedikit berbeda bentuknya dari perkampungan pribumi di Maluku pada umumnya. Jika Perkampungan/Negeri di Maluku Tengah pribumi bentuknya memanjang seperti dari hulu ke hilir/atas ke bawah di mana Raja menempati bagian atas kemudian diikuti oleh Kapitan dan seterusnya.
 
Tetapi Perkampungan yang dibentuk oleh Pemukim Yahudi ini (merupakan bagian dari Kontingen/Koloni dari Bangsa Portugis di Pulau S’rua Negeri Waru agak berbeda dimana bentuk Perkampungan Yahudi dibuat melingkar berbentuk Tabernakel (Kemah Suci) dimana di tengah-tengahnya terdapat Natra/tempat suci lalu Raja dalam marga/clan/perkampungan ini RESLEY sedangkan marga KOENOE sebagai Kapitan dan beberapa marga lainnya sebagai staf Raja dibuat pemukiman melingkar mengelilingi rumah Raja dan Tempat Raja maupun Natra tidak berada di bagian tengah dan tidak bisa di masuki oleh orang lain selain oleh Marga Resley.
 
== Populasi ==
Baris 53 ⟶ 35:
 
Untuk identitas, isu-isu Pemerintah tentang KTP (Kartu Tanda Penduduk). Setiap warga Negara di atas usia 17 tahun harus membawa KTP. Terdaftar di kartu identitas merupakan seorang pemegang Agama resmi. Indonesia hanya mengakui enam Agama resmi: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Agama Yahudi dan Agama lainnya belum diakui sebagai Agama resmi oleh Pemerintah Indonesia, namun di dalam KTP tergolong ke dalam Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 
== Menjadikan Yahudi agama resmi ==
Sebagai kaum minoritas, kaum Yahudi sering mendapat perlakuan diskriminatif, baik oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat. Hal itu terkait dengan stigma bahwa mereka adalah antek-antek Zionis Israel. Kasus tawuran massal pernah terjadi antara komunitas Arab dengan kaum Yahudi di daerah Pasar Besar, [[Surabaya]] pada dekade tahun '70-an. Pernah juga terjadi amuk massa, pengrusakan dan pengibaran bendera [[Palestina]] pada awal tahun 2009 di sebuah [[sinagoga]] di jalan Kayoon No. 4, Surabaya. Insiden ini dipicu oleh kebrutalan Israel di [[Gaza]], [[Palestina]] dan berujung pada penyegelan sementara yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya atas Sinagoga tersebut, yang merupakan Sinagoga tertua di Indonesia. Pada tahun 2010, ''Indonesian Jewish Community'' (IJC) ingin Yahudi ditulis pada kartu tanda penduduk (KTP) sebagai agama resmi. Komunitas tersebut juga ingin [[pernikahan]] dengan ajaran Yahudi diakui secara resmi di Indonesia karena selama ini kaum Yahudi di Indonesia "meminjam" prosesi agama yang mereka peluk agar pernikahan mereka diakui oleh Pemerintah.
 
Karena itu, komunitas Yahudi di Indonesia sedang berupaya agar Yahudi diakui sebagai agama resmi di Indonesia. Selain itu, mereka juga meminta agama Yahudi menjadi salah satu pilihan kolom agama di [[KTP]].
 
== The United Indonesian Jewish Community (UIJC) ==
 
Di Indonesia saat ini telah dibentuk "The United Indonesian Jewish Community" (UIJC) oleh komunitas Keturunan Yahudi Indonesia. Organisasi ini sudah dibentuk sejak Tahun 2009, tapi baru diresmikan pada bulan Oktober tahun 2010. UIJC ini dipimpin oleh keluarga Benjamin Meijer Verbrugge (Ibu Meijer Coen)
 
Menurut sumber dari UIJC saat ini keturunan Yahudi di Indonesia yang sudah diketahui hampir mendekati 2.000-an orang. Yang sudah terdeteksi 500-an. tersebar hampir merata di seluruh Indonesia, bahkan ada di [[Aceh]], [[Sumatra Utara]] & [[Sumatra Barat]]. Di [[Sulawesi Utara]] ada potensi sampai 800-an orang, di [[Jakarta]] diperkirakan lebih dari 200-an orang dan di [[Surabaya]] terdapat keturunan Yahudi yang juga cukup banyak jumlahnya.
Selain itu anggota UIJC juga ada yang berasal dari daerah lain, di antaranya [[Lampung]], [[Kota Tangerang|Tangerang]], [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Kota Cirebon|Cirebon]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Semarang|Semarang]], [[Kota Surakarta|Solo]], [[Cilacap]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], dan [[Bali]]. Umumnya mereka adalah keturunan campuran antara Indonesia dengan Yahudi Belanda, Jerman, Belgia, Irak, dan Portugis. Meski demikian, bukan berarti anggota UIJC harus beragama Yahudi,karena organisasi ini hanyalah sebagai paguyuban warga keturunan Yahudi di Indonesia.
 
Begitu juga ada yang 'terindikasi' Keturunan Yahudi yang berasal dari Spanyol, Portugis dan Belanda di [[Nusa Tenggara Timur]]/NTT (Flobamora), [[Kepulauan Maluku|Maluku]] & [[Papua bagian barat|Papua]] yang juga cukup banyak jumlah-nya. Dan saat ini yang menjadi anggota UIJC yang sudah terdata sekitar 100 orang dewasa, tapi sekarang mulai bertambah jumlahnya mencapai 280 orang di seluruh Indonesia.
 
== Komunitas Yahudi Surabaya ==
Kalau UIJC lebih banyak di dominasi oleh Yahudi asal Belanda, Jerman dan Portugis yang bercampuran pribumi Indonesia. Umumnya banyak di antara mereka yang sudah beralih agama, dan perawakannya lebih Indonesia. Namun berbeda dengan Komunitas Yahudi Surabaya yang bernama "Israelitische Gemeente Soerabaia", Mereka adalah keturunan langsung orang Yahudi imigran dari negara Irak. Perawakan mereka masih khas Yahudi, bahkan masih mengadopsi nama-nama Ibrani. Yahudi Surabaya memiliki bangunan Sinagoga di atas tanah milik ''Eigendom Verponding'' yang dibangun oleh '''Joseph Ezra Izaak Nassiem''' tahun 1948, dan kemudian diurus oleh keluarga Sayers.
 
Saat ini Komunitas Yahudi Surabaya dikabarkan telah memiliki hubungan dengan komunitas Yahudi di [[Sulawesi Utara]]. Selain itu ada beberapa di antara mereka yang bergabung dengan UIJC. Jejak komunitas Yahudi Surabaya dapat ditelusuri dari pemakaman besar Yahudi di daerah Kembang Kuning, [[Surabaya]].
 
== Referensi ==