Muhammad Natsir Thaib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Revisi
Revisi
Baris 53:
 
==== Putera dari seorang guru sekolah ====
Ayah Natsir ''(M.Thaib)'' adalah seorang pria berdarah Tidore (Soa Sio), berprofesi sebagai guru di sekolah rakyat yang sering berpindah-pindah tempat tugas (Mengajar) di berbagai daerah di Maluku Utara hingga akhirnya menetap dan menjadi guru sekaligus kepala sekolah di ''Sula Madaha'' (Sebuah desa di Utara Pulau Ternate). Ibunya ''(JamilahMaimuna)'' adalah seorang wanita berdarah Tidore (Soa Sio) - Tionghoa yang tinggal di Tidore pada masa tuanya menetap dan wafat di Ternate.
 
==== Berdarah adat birokrasi Kesultanan Tidore ====
Dari garis ayahnya, Natsir masih merupakan cucu dari tokoh adat mendiang alm. ''Hamjah Ibn Thaib Ardan,'' Panglima tinggi angkatan darat Perang Kesultanan Tidore bergelar ''Kapita Kie.'' Kakeknya merupakan tokoh militer dan imam agama yang sangat dihormati di kalangan masyarakat dan adat atas riwayat jasa pengabdiannya di Kesultanan Tidore yang terbilang cukup panjang, beliau menjabat sebagai panglima perang di 3 (tiga) masa generasi kekuasaan yang berbeda, yakni sejak masa pemerintahan Sultan Tidore ke-35 ''Achmad Fatahuddin Alting'' (Masa kuasa 1892-1894 Masehi), Sultan Tidore ke-36 ''Achmad Kawiyuddin Alting'' (Masa kuasa 1894-1906 Masehi), dan Sultan Tidore ke-37 ''Zainal Abidin Syah'' yang juga adalah Gubernur pertama Irian Barat pertama dalam sejarah NKRI (Masa kuasa 1947-1967 Masehi). Kakeknya pernah ditugaskan menerima rombongan kepresidenan Republik Indonesia (Presiden Ir.Soekarno beserta ibu Fatmawati) kala tiba di Tidore menjadi tamu kehormatan Kesultanan di pelantikan adat Sultan Tidore ke-37 ''Zainal Abidin Syah'' di Limau Timore (Soa Sio) pada tanggal 27 Februari tahun 1947. Kakeknya turut pula andil di bidang hukum tata negara sebagai tim perumus konstitusi Kesultanan Tidore (''Peraturan Kie Se Kolano)'' pada tahun 1868. <ref>Irham Rosyidi, S.H., M.H. ''SEJARAH HUKUM'' ''; “Eksplorasi Nilai, Asas, dan Konsep dalam Dinamika Ketatanegaraan Kesultanan Tidore”''</ref>
 
==== Memilih jalur Birokrasi Pemerintahan ====
Meskipun Natsir memiliki latar belakang adat dan peluang dalam kedudukan politik di birokrasi Kesultanan Tidore, Natsir lebih memilih menetap di Ternate (Sebagai PNS) dan menyerahkan semua urusan 'fungsionalisme marga adat' pada keluarganyakeluarga besarnya Soa Sio, di Tidore.
== Karir Birokrasi Pemerintahan ==