Muhammad Natsir Thaib: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 55:
Ayah Natsir ''(M.Thaib)'' adalah seorang pria berdarah Tidore (Soa Sio), berprofesi sebagai guru di sekolah rakyat yang sering berpindah-pindah tempat tugas (Mengajar) di berbagai daerah di Maluku Utara hingga akhirnya menetap dan menjadi guru sekaligus kepala sekolah di ''Sula Madaha'' (Sebuah desa di Utara Pulau Ternate). Ibunya ''(Maimuna)'' adalah seorang wanita berdarah Tidore (Soa Sio) - Tionghoa yang tinggal di Tidore pada masa tuanya menetap dan wafat di Ternate.
 
==== KeluargaTerlahir dari darah keluarga adat ====
Dari garis ayahnya, Natsir masih merupakan cucu dari tokoh adat mendiang Alm.''Hamjah Ibn Thaib Ardan,'' Panglima Perang Kesultanan Tidore dengan jabatan ''Kapita Kie (Panglima Tinggi Angkatan Darat).'' Merupakan tokoh militer, hukum dan imam yang dihormati di kalangan masyarakat Tidoredan karnakesultanan atas jasa dan pengabdiannya. YakniKakeknya andil sebagai tim perumus konstitusi Kesultanan Tidore (''Peraturan Kie Se Kolano)'' pada tahun 1868 <ref>Irham Rosyidi, S.H., M.H. ''SEJARAH HUKUM'' ''; “Eksplorasi Nilai, Asas, dan Konsep dalam Dinamika Ketatanegaraan Kesultanan Tidore”''</ref> dan menjabat sebagai panglima perang di tiga (3) generasi kekuasaan yang berbeda. Mengawal Sultan Tidore ke-35 ''Achmad Fatahuddin Alting'' (Masa kuasa 1892-1894 Masehi), Sultan Tidore ke-36 ''Achmad Kawiyuddin Alting'' (Masa kuasa 1894-1906 Masehi), dan Sultan Tidore ke-37 ''Zainal Abidin Syah'' yang juga adalah Gubernur pertama Irian Barat pertama dalam sejarah NKRI (Masa kuasa 1947-1967 Masehi). Kakeknya turut ditugaskan menerima rombongan kepresidenan Republik Indonesia (Presiden Ir.Soekarno beserta ibu Fatmawati) kala tiba di Tidore menjadi tamu kehormatan Kesultanan di pelantikan adat Sultan Tidore ke-37 ''Zainal Abidin Syah'' di Limau Timore (Soa Sio) pada tanggal 27 Februari tahun 1947. Kakeknya andil pula turut tim perumusan konstitusi Kesultanan Tidore (''Peraturan Kie Se Kolano)'' pada tahun 1868. <ref>Irham Rosyidi, S.H., M.H. ''SEJARAH HUKUM'' ''; “Eksplorasi Nilai, Asas, dan Konsep dalam Dinamika Ketatanegaraan Kesultanan Tidore”''</ref>
 
==== Memilih jalur Birokrasi Pemerintahan ====
Meskipun Natsir memiliki latar belakang bangsawan adat yang kuat, danserta peluangnya dalam kedudukan politik di birokrasi Kesultanan Tidore, Natsir lebih memilih menetap di Ternate dan berkarir sebagai PNS. Ia senantiasa menyerahkan urusan 'adat' dan 'fungsionalisme marga' terhadap Kesultanan sepenuhnya pada keluarga besarnya di Soa Sio, Tidore.
== Karir Birokrasi Pemerintahan ==