Gedung Sate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k v -> p
k small edits
Baris 4:
'''Gedung Sate''', dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, telah lama menjadi penanda (''landmark'') [[Kota Bandung]] yang tidak saja dikenal masyarakat di [[Jawa Barat]], namun juga seluruh [[Indonesia]] bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api [[Tasikmalaya]]. Mulai dibangun tahun 1920, gedung berwarna putih ini masih berdiri kokoh namun anggun dan kini berfungsi sebagai gedung pusat pemerintahan Jawa Barat.
 
Gedung Sate yang pada masa [[Hindia Belanda]] itu disebut ''GouvermentsGouvernements Bedrijven'' (GB), peletakan batu pertama dilakukan oleh [[Johanna Catherina Coops,]] puteri sulung [[Walikota]] [[Bandung]], [[B. Coops]] dan [[Petronella Roelofsen]], mewakili Gubernur Jenderal di [[Batavia]], [[J.P. Graaf van Limburg Stirum]] pada tanggal [[27 Juli]] [[1920]], merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.[[J.Gerber]], arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik [[Delft]] [[Nederland]], Ir. [[Eh. De Roo]] dan Ir. [[G. Hendriks]] serta pihak ''Gemeente van Bandoeng'', diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan [[China]] yang berasal dari ''Konghu'' atau [[Kanton]], dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk [[Kampung Sekeloa]], [[Kampung Coblong Dago]], [[Kampung Gandok]] dan [[Kampung Cibarengkok]], yang sebelumnya mereka menggarap ''Gedong Sirap'' (Kampus [[ITB]]) dan ''Gedong Papak'' ([[Balai Kota Bandung]]).
 
Selama kurun waktu 4 tahun pada bulan [[September]] [[1924]] berhasil diselesaikan pembangunan induk bangunan utama ''Gouverments Bedrijven'', termasuk kantor pusat PTT ([[Pos]], [[Telepon]] dan [[Telegraf]] dan Perpustakaan.
Baris 10:
Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek [[Belanda]] Dr.[[Hendrik Petrus]], yang bernuansakan wajah arsitektur tradisional [[Nusantara]].
 
Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur ''Indo-Eropa'', (''Indo EropeeschenEuropeeschen architectuur stijl''), sehingga tidak mustahil bila keanggunan [[Candi Borobudur]] ikut mewarnai Gedung Sate.
 
Beberapa pendapat tentang megahnya Gedung Sate diantaranya [[Cor Pashier]] dan [[Jan Wittenberg ]]dua arsitek Belanda, yang mengatakan ''"langgam arsitektur Gedung Sate adalah gaya hasil eksperimen sang arsitek yang mengarah pada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa"''.