Banta Berensyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 3:
 
== Cerita ==
Di sebuah kampung terpencil di [[Nanggroe Aceh Darussalam]], hiduplah seorang janda tua bersama dengan anak lelakinya.<ref name="Ara"/> Anak lelaki itu bernama Banta Berensyah.<ref name="Ara"/> Keduanya hidup bersama-sama dalam sebuah [[gubuk]] kecil yang sederhana.<ref name="Ara"/> Gubuk itu terbuat dari bambu dengan ilalang sebagai atapnya.<ref name="Ara"/> Sehari-hari Banta membantu ibunya bekerja.<ref name="Ara"/> Ibu Banta bekerja menampi [[sekam]], sedangkan Banta mengumpulkan sekam yang belum di tampi di ladang.<ref name="Ara"/> Dengan cara inilah, mereka dapat bertahan hidup.<ref name="Ara"/> Sebenarnya, mereka masih mempunyai anggota keluar lain di kampung itu yaitu saudara dari ibu Banta yaitu Jakub.<ref name="Ara"/> Jakub adalah seorang saudagar kaya yang terkenal kikir dan pelit di kampung itu.<ref name="Ara"/> Maka, tidak heran apabila kekayaannya tidak dibagi kepada Bantang dan ibunya.<ref name="Ara"/> Suatu hari Bantang dan ibunya mendengar kabar bahwa [[raja]] mengadakan [[sayembara]].<ref name="Ananda"/> Raja mempunyai seorang putri yang cantik jelita yang bernama Putri Terus Mata.<ref name="Ananda"/> Sang putri menginginkan baju yang terbuat dari [[emas]] dan [[suasa]] (campuran dari emas dan [[tembaga]]).<ref name="Ananda"/> Sang raja pun mengumumkan bahwa pemenang dari sayembara tersebut akan dinikahkan dengan Putri Terus Mata.<ref name="Ananda"/> Banta pun mencoba peruntungannya dengan pergi mencari baju yang diinginkan oleh sang putri.<ref name="Ananda"/> Banta pun pamit kepada ibunya dan ibunya memberikan bekal [[daun talas]] dan [[suling]] milik Banta.<ref name="Ananda"/> Kebetulan Jakub pun akan berlayar sehingga Banta menumpang di [[kapal]] milik pamanya.<ref name="Ananda"/> Di tengah perjalanan, Jakub mengatakan pada Banta bahwa tujuannya berbeda dengan Banta.<ref name="Ara"/> Jakub hendak menuju ke utara sedangkan Banta menuju ke barat.<ref name="Ara"/> Banta menggunakan daun talas yang diberikan ibunya untuk melanjutkan perjalanan.<ref name="Ara"/> Daun talas itu rupanya kuat menahan tubuh Banta hingga ia sampai di tujuan.<ref name="Ara"/> Sesampainya di tempat yang ia tuju, Banta bergegas mencari tukang-tukang [[tenun]] yang memiliki kain berbahan emas dan suasa.<ref name="Ara"/> Rupanya kain itu bukanlah kain yang mudah ditemukan.<ref name="Ara"/> Banta harus mencari sampai tujuh tukang tenun baru ia menemukan kain yang diinginkan oleh Putri Terus Mata.<ref name="Ara"/> Banta sangat senang karena setelah mencari ke beberapa tukang tenun akhirnya ia menemukan juga kain itu.<ref name="Ara"/> Banta sadar bahwa ia tidak mempunyai uang untuk membayar [[kain]] itu.<ref name="Ara"/> Oleh karena itu, ia membayar kain itu dengan memainkan lagu bagi tukang tenun.<ref name="Ara"/> Rupanya tukang tenun itu setuju mendengarkan lagu yang dimainkan Banta dengan menggunakan seruling.<ref name="Ara"/> Setelah selesai bermain lagu, Banta pun berterima kasih kepada tukang tenun tersebut dan ia berangkat pulang.<ref name="Ara"/> Kain itu ia masukkan ke dalam seruling yang ia bawa.<ref name="Ara"/> Dalam perjalanannya, Banta bertemu dengan kapal Jakub.<ref name="Ara"/> Jakub mengundang Banta untuk naik ke kapalnya.<ref name="Ara"/> Tanpa diduga, Jakub merampas seruling banta dan kemudian mematahkan seruling tersebut.<ref name="Ara"/> Jakub kemudian menemukan kain berbahan emas dan suasa itu.<ref name="Ara"/> Jakub kemudian membuang Banta dari kapalnya dan meninggalkan Banta di tengah [[laut]].<ref name="Ara"/> Untungnya Banta ditemukan oleh sepasang suami istri yang sedang berlayar mencari [[lokan]] (sejenis kerang raksasa yang dapat dimakan).<ref name="Ara"/> Pasangan suami istri ini sangat senang menemukan Banta karena mereka tidak mempunyai anak.<ref name="Ara"/> Banta dirawat untuk beberapa hari di rumah mereka.<ref name="Ara"/> Setelah keadaan Banta membaik, ia pun pamit.<ref name="Ara"/> Pasangan suami istri itu merasa sedih, tetapi mereka mengizinkan Banta pergi dengan memberikan bekal untuk perjalanan Banta.<ref name="Ara"/> Sesampainya di kampung, Banta menceritakan apa yang terjadi pada dirinya kepada ibunya.<ref name="Ara"/> Rupanya ibu Banta sudah mendengar tentang Jakub dan kain berbahan emas dan suasa.<ref name="Ara"/> Ibu Banta tidak menyangka bahwa Jakub akan berbuat jahat kepada Banta.<ref name="Ara"/> Kabar tentang pernikahan Jakub dan Putri Terus Mata pun terdengar.<ref name="Ara"/> Banta pun pamit kepada ibunya dan bergegas ke acara [[pernikahan]] itu.<ref name="Ara"/> Ketika Banta tiba, acara pernikahan akan dimulai.<ref name="Ara"/> Tiba-tiba di tengah acara pernikahan tersebut, seekor burung [[Elang]] masuk dan terbang mengitari gedung tersebut.<ref name="Ara"/> Burung tersebut mengeluarkan suara dan mengatakan bahwa kain berbahan emas dan suasa yang ada pada Jakub adalah milik Banta.<ref name="Ara"/> Awalnya tidak ada yang mendengar burung tersebut, tetapi burung elang tersebut terbang rendah hingga suaranya mampu didengar oleh semua orang dalam ruangan itu termasuk raja dan Putri Terus Mata.<ref name="Ara"/> Jakub yang mulai panik kemudian berusaha melarikan diri melalui jendela, tetapi kakinya tersandung sehingga ia jatuh dari jendela dan tewas.<ref name="Ananda"/> Raja pun bertanya kepada Banta tentang kain berbahan emas dan suasa.<ref name="Ananda"/> Banta menceritakan kejadian yang ia alami dan bagaimana sampai kain tersebut berada di tangan Jakub.<ref name="Ananda"/> Akhirnya, raja menikahkan Banta dengan Putri Terus Mata.<ref name="Ananda"/> Banta pun menjadi penerus kerajaan.<ref name="Ara"/>
 
== Referensi ==