Kanon Alkitab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 17:
[[Yudaisme Rabinik]] ({{lang-he|יהדות רבנית}}) mengakui 24 kitab dari [[Teks Masoret]], dan umumnya disebut [[Tanakh]] ({{lang-he|תַּנַ"ךְ}}) atau [[Alkitab Ibrani]].<ref>{{en}} Darshan, G. [https://www.academia.edu/7021817/The_Twenty-Four_Books_of_the_Hebrew_Bible_and_Alexandrian_Scribal_Methods_in_M.R._Niehoff_ed._Homer_and_the_Bible_in_the_Eyes_of_Ancient_Interpreters_Between_Literary_and_Religious_Concerns_JSRC_16_Leiden_Brill_2012_pp._221_244 “The Twenty-Four Books of the Hebrew Bible and Alexandrian Scribal Methods,”], in: M.R. Niehoff (ed.), ''Homer and the Bible in the Eyes of Ancient Interpreters: Between Literary and Religious Concerns (JSRC 16)'', Leiden: Brill 2012, pp. 221–244.</ref> Terdapat bukti yang mendukung pendapat bahwa proses kanonisasi terjadi antara 200 [[SM]] dan 200 [[Masehi|M]], dan suatu pandangan yang populer adalah [[Torah]] (Taurat) dikanonisasi {{circa}} 200 SM, [[Nevi'im|Para nabi]] {{circa}} 200 SM, dan [[Ketuvim|Tulisan-tulisan]] {{circa}} 100 M<ref>McDonald & Sanders, page 4</ref> mungkin pada [[Konsili Yamnia|suatu konsili hipotetis di Yamnia]] —namun semakin banyak kritikan atas pandangan ini oleh para akademisi modern.<ref>{{en}} {{citation |url=http://biblicalstudies.org.uk/pdf/jts/026_347.pdf |title=The Jamnia Period in Jewish History |author=W. M. Christie |publisher=Biblical Studies.org.uk}}</ref><ref>{{en}} {{citation |author=Jack P. Lewis |title=Journal of Bible and Religion |volume=32 |others=No. 2 |date=April 1964 |chapter=What Do We Mean by Jabneh? |page=125-132 |publisher=Oxford University Press |url=http://www.jstor.org/stable/1460205}}</ref><ref>{{en}} ''[[Anchor Bible Dictionary]]'' Vol. III, pp.&nbsp;634–7 (New York 1992).</ref><ref>{{en}} McDonald & Sanders, editors, ''The Canon Debate'', 2002, chapter 9: ''Jamnia Revisited'' by Jack P. Lewis.</ref><ref>{{en}} McDonald & Sanders, ''The Canon Debate'', 2002, page 5, cited are Neusner's ''Judaism and Christianity in the Age of Constantine'', pages 128–145, and ''Midrash in Context: Exegesis in Formative Judaism'', pages 1–22.</ref> Menurut [[Marc Zvi Brettler]], kitab-kitab suci Yahudi selain [[Taurat]] dan para Nabi tidaklah tetap, karena masing-masing kelompok yang berbeda melihat kewibawaan dalam kitab-kitab yang berbeda.<ref>{{en}} {{Citation |last=Brettler|first=Marc Zvi|authorlink=Marc Zvi Brettler|title=How to read the Bible|publisher=Jewish Publication Society|year=2005|url= https://books.google.com/?id=39nQafdJ_ssC&printsec=frontcover&dq=Brettler+how+to+read+the+bible#v=onepage&q&f=false |isbn= 978-0-8276-1001-9 |page=274}}</ref>
 
[[FileBerkas:Scroll.jpg|thumb|left|250px|Sebuah gulungan naskah [[Kitab Ester]], salah satu dari [[Lima Megillot|kelima ''megillot'']] [[Tanakh]].]]
 
[[Kitab Ulangan]] memuat suatu larangan untuk melakukan penambahan atau pengurangan ([[Ulangan 4]]:2, [[Ulangan 12|12]]:32) yang mungkin saja berlaku pada kitab itu sendiri (yaitu suatu "kitab tertutup", larangan terhadap penyuntingan tulisan di kemudian hari) atau pada perintah yang diterima [[Musa]] di [[Gunung Sinai (Akitab)|Gunung Sinai]].<ref>{{en}} McDonald & Sanders, ed., ''The Canon Debate'', page 60, chapter 4: ''The Formation of the Hebrew Canon: Isaiah as a Test Case'' by Joseph Blenkinsopp.</ref> [[Kitab 2 Makabe]] (bukan bagian dari kanon Yahudi) menguraikan bahwa [[Nehemia]] ({{circa}} 400 SM) "menyusun sebuah perpustakaan dengan mengumpulkan berbagai buku tentang para raja dan para nabi, karangan-karangan [[Daud]] dan surat-surat para raja mengenai sumbangan-sumbangan bakti" ([[2 Makabe 2]]:13).
Baris 32:
Kaum [[Yahudi Ethiopia]], atau Beta Israel ([[bahasa Ge'ez|Ge'ez]]: ቤተ እስራኤል—''Bēta 'Isrā'ēl''), memiliki sebuah kanon kitab suci yang berbeda dengan Yudaisme Rabinik. ''Mäṣḥafä Kedus'' (Kitab-kitab Suci) adalah nama literatur keagamaan dari kaum Yahudi ini, yang mana utamanya ditulis dalam bahasa Ge'ez. Kitab tersuci mereka, ''Orit'', terdiri dari [[Pentateukh]], serta [[Kitab Yosua|Yosua]], [[Kitab Hakim-hakim|Hakim-hakim]], dan [[Kitab Rut|Rut]]. Kitab lainnya dari kanon Yahudi Ethiopia dianggap memiliki tingkat kepentingan kedua atau sekunder. Kanon tersebut terdiri dari kitab-kitab lainnya dari kanon Ibrani, mungkin selain [[Kitab Ratapan]], dan berbagai kitab [[deuterokanonika]]. Kitab-kitab ini misalnya [[Sirakh]], [[Kitab Yudit|Yudit]], [[Kitab Tobit|Tobit]], [[1 Esdras|1]]–[[2 Esdras]], [[Kitab Barukh|1]] dan [[4 Barukh]], tiga kitab [[Makabian]], [[Kitab Yobel|Yobel]], [[Kitab Henokh|Henokh]], [[Perjanjian Abraham]], [[Perjanjian Ishak]], dan [[Perjanjian Yakub]]. Ketiga perjanjian patriarkal yang terakhir disebutkan tersebut berbeda dengan tradisi kitab suci ini.<ref>Because of the lack of solid information on this subject, the exclusion of Lamentations from the Ethiopian Jewish canon is not a certainty. Furthermore, some uncertainty remains concerning the exclusion of various smaller deuterocanonical writings from this canon including the Prayer of Manasseh, the traditional additions to Esther, the traditional additions to Daniel, Psalm 151, and portions of Säqoqawä Eremyas.</ref>
 
Tulisan-tulisan keagamaan tingkat ketiga yang penting bagi kaum Yahudi Ethiopia, namun tidak dianggap sebagai bagian dari kanon, antara lain meliputi: ''Nagara Muse'' (Percakapan Musa), ''Mota Aaron'' (Wafatnya Harun), ''Mota Muse'' (Wafatnya Musa), ''Te'ezaza Sanbat'' (Aturan Sabat), ''Arde'et'' (Para Murid), Apokalipsis Gorgorios, ''Mäṣḥafä Sa'atat'' (Kitab Harian), ''Abba Elias'' (Bapa Elia), ''Mäṣḥafä Mäla'əkt'' (Kitab Para Malaikat), ''Mäṣḥafä Kahan'' (Kitab Para Imam), ''Dərsanä Abrəham Wäsara Bägabs'' (Homili tentang Abraham dan Sara di Mesir), ''Gadla Sosna'' (Kisah Susana), dan ''Baqadāmi Gabra Egzi'abḥēr'' (Pada Mulanya Allah Menciptakan). Selain kitab-kitab ini, ''Zëna Ayhud'' (''[[Josippon]]'' versi Ethiopik) dan perkataan dari berbagai ''fālasfā'' (filsuf) merupakan sumber-sumber yang belum tentu dianggap suci, tetapi tetap memiliki pengaruh yang besar.
 
== Kanon Samaria ==
Baris 40:
<ref>{{en}} [http://jewishencyclopedia.com/view.jsp?artid=110&letter=S&search=Samaritan Jewish Encyclopedia: Samaritans]</ref>
 
[[FileBerkas:Samaritan Pentateuch (detail).jpg|thumb|250px|Gulungan Abisha, gulungan naskah tertua di kalangan [[orang Samaria]] di [[Nablus]].]]
 
Hubungan antara Torah Samaria dengan [[Teks Masoret]] masih dalam perdebatan. Ada beberapa perbedaan kecil, seperti perbedaan usia orang-orang yang disebutkan dalam silsilah; sedangkan yang lainnya merupakan perbedaan besar, seperti adanya suatu perintah untuk ber[[monogami]], yang mana hanya terdapat dalam versi Samaria. Yang lebih penting, teks Samaria menyimpang dari Masoretik dengan menyatakan bahwa Musa menerima [[Sepuluh Perintah Allah]] di [[Gunung Gerizim]], bukan di [[Gunung Sinai (Alkitab)|Gunung Sinai]], dan di atas Gunung Gerizim inilah pengorbanan kepada Allah harus dilakukan —bukan di [[Yerusalem]]. Meski demikian para akademisi tetap mencari keterangan dalam versi Samaria ini dalam upaya untuk mengetahui makna dari teks-teks Torah asli, serta untuk melacak perkembangan dari berbagai rumpun teks. Beberapa gulungan naskah di antara berbagai gulungan [[naskah Laut Mati]] telah diidentifikasi sebagai jenis teks Pentateukh proto-Samaritan.<ref>{{en}} ''The Canon Debate'', McDonald & Sanders editors, 2002, chapter 6: ''Questions of Canon through the Dead Sea Scrolls'' by James C. VanderKam, page 94, citing private communication with Emanuel Tov on ''biblical manuscripts'': Qumran scribe type c.25%, proto-Masoretic Text c. 40%, pre-Samaritan texts c.5%, texts close to the Hebrew model for the Septuagint c.5% and nonaligned c.25%.</ref>
Baris 66:
Sebuah kanon empat injil (''Tetramorf'') dinyatakan oleh [[Ireneus]] dalam kutipan berikut: "Adalah tidak mungkin jumlah Injil dapat lebih banyak atau lebih sedikit dari yang ada. Sebab ada empat penjuru bumi di mana kita hidup, dan ada empat mata angin utama, sementara Gereja tersebar di seluruh dunia, serta 'pilar dan dasar' dari Gereja adalah Injil dan Roh kehidupan. Maka sudah sepatutnya Gereja memiliki empat pilar yang memberi nafas keabadian di setiap penjuru, dan memberi hidup kembali pada manusia... Oleh karenanya Injil selaras dengan hal-hal ini... Sebab makhluk hidup memiliki empat aspek dan Injil memiliki empat aspek... Karena itu semua orang yang menghancurkan bentuk Injil ini adalah sia-sia, tidak terpelajar, dan juga lancang; [yaitu] mereka yang menyatakan aspek-aspek Injil lebih banyak, atau, di pihak lain, lebih sedikit dari yang telah disebutkan sebelumnya."<ref>{{en}} (Adv. Haer., iii. x. 8 & 9) Everett Ferguson, "Factors leading to the Selection and Closure of the New Testament Canon," in ''The Canon Debate''. eds. L. M. McDonald & J. A. Sanders (Hendrickson, 2002) pp. 301; cf. Irenaeus, ''[[Melawan Ajaran Sesat|Adversus Haereses]]'' 3.11.8</ref>
 
[[FileBerkas:P46.jpg|thumb|left|250px|Selembar folio dari [[Papirus 46|P46]]; sebuah koleksi awal abad ke-3 dari [[Surat-surat Paulus]].]]
 
Pada awal abad ke-3, teolog Kristen seperti [[Origenes|Origen dari Aleksandria]] mungkin telah menggunakan (atau setidaknya telah akrab dengan) 27 kitab yang sama dengan yang terdapat dalam edisi-edisi Perjanjian Baru modern, meskipun masih ada pertentangan atas kanonisitas beberapa tulisan tersebut (lihat pula [[Antilegomena]]).<ref>{{en}} Mark A. Noll, ''Turning Points'', (Baker Academic, 1997) pp 36–37</ref> Demikian pula dari sekitar abad ke-2, [[fragmen Muratori]] menunjukkan bahwa ada satu set tulisan-tulisan Kristen yang agak mirip dengan apa yang sekarang menjadi Perjanjian Baru, yang mana mencakup keempat Injil dan menentang keberatan atasnya.<ref>{{en}} H. J. De Jonge, "The New Testament Canon," in ''The Biblical Canons''. eds. de Jonge & J. M. Auwers (Leuven University Press, 2003) p. 315</ref> Jadi, sementara ada suatu ukuran yang baik tentang perdebatan dalam Gereja perdana atas kanon Perjanjian Baru, tulisan-tulisan penting tersebut telah diterima oleh hampir semua kalangan Kristen pada pertengahan abad ke-3.<ref>{{en}} ''The Cambridge History of the Bible'' (volume 1) eds. P. R. Ackroyd and C. F. Evans (Cambridge University Press, 1970) p. 308</ref>
Baris 72:
=== Gereja Timur ===
==== Bapa Gereja Aleksandria ====
[[Origen]] dari [[Aleksandria, Mesir|Aleksandria]] (184/5-253/4), salah seorang cendekiawan mula-mula yang terlibat dalam kodifikasi kanon Alkitab, memiliki latar belakang pendidikan yang baik dalam teologi Kristen maupun filsafat [[paganisme]], namun secara [[anumerta]] dikutuk dalam [[Konsili Konstantinopel II]] tahun [[553]] karena beberapa ajarannya dianggap [[ajaran sesat|sesat]]. Kanon yang diajukan Origen mencakup semua kitab dalam kanon Perjanjian Baru saat ini kecuali empat kitab: [[Surat Yakobus]], [[Surat Petrus yang Kedua]], [[Surat Yohanes yang Kedua]] dan [[Surat Yohanes yang Ketiga|Ketiga]].<ref>{{en}} Prat, Ferdinand. [http://www.newadvent.org/cathen/11306b.htm "Origen and Origenism"] The Catholic Encyclopedia. Vol. 11. New York: Robert Appleton Company, 1911. 31 July 2008According to [http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf201.iii.xi.xxv.html Eusebius' Church History 6.25]: a 22 book OT [though Eusebius doesn't name Minor Prophets, presumably just an oversight?] + 1 DeuteroCanon ["And outside these are the [[Books of the Maccabees|Maccabees]], which are entitled S<ph?>ar beth sabanai el."] + 4 Gospels but on the Apostle "Paul ... did not so much as write to all the churches that he taught; and even to those to which he wrote he sent but a few lines."</ref>
 
Ia juga memasukkan [[Gembala Hermas]] yang mana kemudian ditolak. [[Bruce M. Metzger]], seorang akademisi keagamaan, menjelaskan upaya yang dilakukan Origen dengan mengatakan, "Proses kanonisasi yang direpresentasikan oleh Origen dilanjutkan dengan cara seleksi, beranjak dari banyak kandidat untuk disertakan lebih sedikit."<ref>{{en}} Bruce Manning Metzger, "The canon of the New Testament: its origin, development, and significance", p. 141.</ref> Hal ini merupakan upaya besar pertama untuk menyusun berbagai surat dan kitab tertentu sebagai ajaran yang terinspirasi dan berwibawa bagi Gereja perdana pada saat itu, meskipun tidak ada kejelasan apakah Origen menganggap daftarnya berwibawa bagi dirinya sendiri.
Baris 79:
 
==== Kanon-kanon Timur ====
[[Kekristenan Timur|Gereja-gereja Timur]] secara umum memiliki firasat yang lebih lemah dibandingkan dengan Barat berkenaan dengan kebutuhan untuk membuat suatu gambaran yang jelas terkait kanon Alkitab. Mereka lebih sadar akan adanya tingkatan kualitas rohaniah di antara kitab-kitab yang mereka terima (misalnya klasifikasi dari [[Eusebius]]; lihat pula [[Antilegomena]]) dan lebih jarang menegaskan bahwa kitab-kitab yang mereka tolak tidak memiliki kualitas rohaniah sama sekali. Sebagai contoh [[Konsili Quinisextum]] tahun 692, yang mana ditolak oleh [[Paus Sergius I]]<ref>{{en}} Andrew J. Ekonomou (2007), ''[http://books.google.com/books?id=zomZk6DbFTIC&pg=PA222&dq=Ekonomou+%22captive+in+matters+of+religion%22&hl=en&sa=X&ei=Gw2cUI-xKsOzhAeNoIBo&redir_esc=y#v=onepage&q=Ekonomou%20%22captive%20in%20matters%20of%20religion%22&f=false Byzantine Rome and the Greek Popes]'', Lexington Books, ISBN 978-0-739119777391-1977-8, p. 222.</ref> (lihat pula [[Pentarki]]), mengesahkan kanonisitas daftar-daftar tulisan berikut ini: [[Kanon Para Rasul]] ({{circa}} 385), [[Konsili Laodikia]] ({{circa}} 363), [[Konsili Kartago]] yang Ketiga ({{circa}} 397), dan [[Surat Paskah]] Athanasius yang ke-39 (367).<ref>{{en}} {{citation |chapter-url=http://www.newadvent.org/fathers/3814.htm |chapter=Council in Trullo |title=Nicene and Post-Nicene Fathers, Second Series, Vol. 14 |editor=Philip Schaff, Henry Wace}}</ref> Dan selanjutnya daftar-daftar ini tidak disepakati. Demikian pula kanon-kanon Perjanjian Baru dari [[Gereja Ortodoks Suriah|Gereja Suriah]], [[Gereja Apostolik Armenia|Armenia]], [[Gereja Ortodoks Georgia|Georgia]], [[Gereja Ortodoks Koptik Aleksandria|Koptik Mesir]], dan [[Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia|Ethiopia]] memiliki beberapa perbedaan kecil antara satu dengan yang lainnya.<ref>{{en}} {{cite book|last=Metzger|first=Bruce M.|title=The Canon of the New Testament: Its Origin, Development, and Significance|publisher=Clarendon Press|location=Oxford|year=1987}}</ref> [[Wahyu kepada Yohanes]] dikatakan sebagai salah satu kitab yang paling tidak pasti; di Timur, [[Premilenialisme|khiliasme]] dan [[Montanisme]] membuatnya dicurigai;<ref>{{en}} [http://books.google.com/books?id=AmMEhsEYHUsC&printsec=frontcover&dq=%22Eastern+Orthodox%22+Apocalypse&hl=en&sa=X&ei=fAx3VKzwGc2I7Aa54YCYCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=%22Eastern%20Orthodox%22%20Apocalypse&f=false Eugenia Scarvelis Constantinou (editor) ''Commentary on the Apocalypse'' by Andrew of Caesarea (CUA Press 2011 ISBN 978-0-813201238132-0123-8), p. 3]</ref> kitab tersebut tidak diterjemahkan ke dalam [[bahasa Georgia]] sampai dengan abad ke-10, dan tidak pernah dimasukkan dalam [[leksionari]] resmi [[Gereja Ortodoks Timur]] sejak [[Kekaisaran Bizantium|zaman Bizantium]] hingga saat ini.
 
=== Gereja Barat ===
Baris 87:
Dalam sebuah surat ({{circa}} tahun 405) kepada [[Eksuperius]], seorang [[uskup]] dari [[Toulouse]], [[Paus Innosensius I]] menyebutkan kitab-kitab suci yang telah diterima dalam kanon.<ref>{{en}} {{citation |url=http://www.bible-researcher.com/innocent.html |title=Innocent I |publisher=Bible Research}}</ref> Ketika para uskup dan [[konsili]] ini berbicara tentang hal tersebut, mereka dipandang tidak mendefinisikan sesuatu yang baru, melainkan "mengesahkan apa yang telah menjadi pemikiran Gereja."<ref>{{en}} Everett Ferguson, "Factors leading to the Selection and Closure of the New Testament Canon," in ''The Canon Debate''. eds. L. M. McDonald & J. A. Sanders (Hendrickson, 2002) p. 320; Bruce Metzger, ''The Canon of the New Testament: Its Origins, Development, and Significance'' (Oxford: Clarendon, 1987) pp. 237–238; F. F. Bruce, ''The Canon of Scripture'' (Intervarsity Press, 1988) p. 97</ref> Sejak abad ke-4 telah ada suara bulat di [[Kekristenan Barat]] mengenai kanon Perjanjian Baru sebagaimana adanya saat ini.<ref>{{en}} F. F. Bruce, ''The Canon of Scripture'' (Intervarsity Press, 1988) p. 215</ref> Sementara pada abad ke-5 di [[Kekristenan Timur]], dengan sedikit pengecualian, telah menerima [[Kitab Wahyu]] dan karenanya — sehubungan dengan kanon Perjanjian Baru — berada dalam keselarasan dengan Barat.<ref>{{en}} ''The Cambridge History of the Bible'' (volume 1) eds. P. R. Ackroyd and C. F. Evans (Cambridge University Press, 1970) p. 305; cf. the Catholic Encyclopedia, ''[http://www.newadvent.org/cathen/03274a.htm Canon of the New Testament]''</ref>
 
[[FileBerkas:Loc-gutenberg-bible.jpg|thumb|250px|Sebuah [[Alkitab Gutenberg]] dipajang di [[Perpustakaan Kongres Amerika Serikat]].]]
 
==== Kanon Luther ====
Baris 445:
* Jurgens, W.A. ''Faith of the Early Fathers'' ISBN 978-0-8146-5616-7
* Metzger, Bruce. ''Canon of the NT'' ISBN 978-0-19-826180-3
* Noll, Mark A. ''Turning Points''. Baker Academic, 1997. ISBN 978-0-8010-6211-7
* John Salza, [http://www.scripturecatholic.com/ Scripture Catholic], [http://www.scripturecatholic.com/septuagint.html Septuagint references]
* Sundberg. ''OT of the Early Church'' Harvard Press 1964
Baris 459:
* McDonald, Lee Martin, The Biblical Canon: Its Origin, Transmission, and Authority ISBN 978-1-56563-925-6
* McDonald, Lee Martin, and James A. Sanders (eds.) The Canon Debate ISBN 1-56563-517-5
* [[Bruce Metzger|Metzger, Bruce Manning]], The Canon of the New Testament: Its Origin, Development, and Significance ISBN 0-19-826180-2
* [[Alexander Souter|Souter, Alexander]], The Text and Canon of the New Testament, 2nd. ed., Studies in theology; no. 25. London: Duckworth (1954)
* Stonehouse, Ned Bernhard, The Apocalypse in the Ancient Church: A Study in the History of the New Testament Canon, 1929
* Taussig, Hal ''A New New Testament: A Bible for the 21st Century Combining Traditional and Newly Discovered Texts'', 2013
* Wall, Robert W., The New Testament as Canon: A Reader in Canonical Criticism ISBN 1-85075-374-1
* Westcott, Brooke Foss, A General Survey of the History of the Canon of the New Testament, 4th. ed, London: Macmillan (1875)
 
== Pranala luar ==